Saham bukalapak (BUKA) terus terpuruk, apakah investor harus sabar dan beri kesempatan kedua, atau cut-loss sekarang?

Mari cari tahu jawabannya langsung dari ahli keuangan dari Finansialku lewat artikel satu ini!

 

Summary

  • Saham Bukalapak (BUKA) terpuruk terus sejak 22 November 2021. Per perdagangan Selasa (07/12), terjadi penurunan 6,5% di level Rp 456 per saham.
  • Meski beberapa kali masuk ARB, saham Bukalapak masih selamat dari suspensi.
  • Pandangan perencana keuangan Finansialku mengatakan masih terlalu dini untuk membuat keputusan.

 

Saham Bukalapak (BUKA) Terus Terpuruk, Kenapa?

Saham PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) semakin hari semakin terpuruk sejak pertama kali melantai di bursa saham.

Pada perdagangan Selasa (07/12) saja, saham BUKA lagi-lagi harus masuk ke dalam radar ARB (Auto Reject Bawah) karena alami penurunan signifikan hingga 6,5% di harga Rp 426 per saham.

Harga ini tentu jauh lebih rendah dibandingkan harga saat Initial Public Offering (IPO) yaitu Rp 850 per saham.

 

Melansir laman investasi.kontan.co.id, saham Bukalapak sudah terkoreksi sejak perdagangan pada 22 November lalu secara berturut-turut.

Selama masa itu, berdasarkan data RTI, saham BUKA terus berada di zona merah dan tidak menunjukkan adanya perkembangan.

Padahal, dari laman yang sama, dikatakan bahwa kondisi keuangan perusahaan e-commerce pertama Indonesia yang melantai di bursa saham itu mulai membaik sejak sembilan bulan pertama di tahun 2021.

Tercatat, PT Bukalapak.com mampu mengurangi kerugian bersihnya menjadi Rp 1,1 triliun. Ini jauh lebih rendah dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama, yaitu Rp 1,4 triliun.

Bukan hanya itu, dari segi topline, pendapatan perusahaan ini bertumbuh cukup signifikan sebanyak 42% yoy menjadi Rp 1,3 triliun.

Sukarno, salah satu Analis Kiwoom Sekuritas mengatakan kalau secara teknikal, tren ini akan terus berlanjut selama belum muncul tanda akan adanya reversal trend.

 

Hal serupa juga diungkapkan oleh analis teknikal dari Henan Putihrai Sekuritas, Mayang Anggita.

Dia mengungkapkan kalau saham BUKA sedang bergerak downtrend di dalam pola parallel channel dengan kondisi saat ini, yaitu menghadapi uji support pada lower channel di 456. Target konservatif berada pada MA10 di sekitar 560.

“Seiring posisinya yang ada di sekitar area support, maka boleh speculative buy dengan money management yang ketat (maksimal 20%), mengingat saat ini BUKA bergerak dalam trend turun.” Katanya, dari laman investasi.kontan.co.id, Senin (06/12).

Di sisi lain, meski terus terpuruk, bahkan beberapa kali menyentuh ARB, BUKA masih selamat dari suspensi. Kenapa?

Kristian Manullang, Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI mengatakan kalau bursa akan melakukan suspensi saham apabila terdapat pergerakan harga, volume, frekuensi transaksi atau pola transaksi yang tidak biasa dari saham tertentu.

“Dengan demikian, saham tertentu bisa saja memiliki potensi disuspensi oleh karena mencapai parameter-parameter dari hal-hal tersebut.” Ungkapnya, dari laman money.kompas.com, Selasa (07/12).

 

Apa yang Harus Investor Lakukan?

Melihat tren saham Bukalapak (BUKA) yang sejak beberapa waktu terakhir ini tidak menunjukkan perbaikan, tentu membuat investor kelabakan, terjebak antara pilihan cut-loss sekarang atau beri kesempatan.

Rizqi Syam, MBA, CFP®, salah satu perencana keuangan dari Finansialku, mengatakan, sebenarnya apa yang sedang dialami oleh Bukalapak semata adalah sebuah siklus, di mana nantinya di akan terjadi lagi di masa depan.

“Jadi kita nggak bisa melihat sebuah pergerakan saham emiten dalam jangka waktu yang sangat kecil, ketika kita mau ngomongin sebuah emiten, kita harus lihat dalam satu tahun atau tiga tahun, gimana kinerjanya. Ini, ‘kan, hitungannya masih bulan, dan itu view-nya masih sempit.” Katanya.

Secara pribadi, dia memiliki pandangan yang cukup positif bahwa saham Bukapalak ini bakal membaik ke depannya.

“Jadi menurut saya, terlalu dini (untuk mengambil keputusan), tapi sebagai investor, ini tetap menarik ke depannya. Jadi, tetap baik untuk menjadi watchlist kita bersama.” Ungkapnya.

Tapi biar begitu, Rizqi tetap menyarankan para investor untuk melakukan analisis yang mendalam terlebih dahulu sebelum membeli emiten tertentu agar tidak terjadi kerugian yang mendalam juga nantinya.

 

Jika Sobat Finansialku masih bingung untuk mengambil keputusan, tidak perlu terburu-buru, lebih baik hubungi Rizqi Syam atau perencana keuangan dari Finansialku lainnya terlebih dulu.

Diskusikan secara mendalam dan empat mata bersama para ahli ini sekarang dengan menghubungi admin dan membuat janji lewat WhatsApp Finansialku atau konsultasi lewat fitur Konsultasi Keuangan di aplikasi Finansialku!

Download Aplikasi Finansialku Sekarang!!

Download Aplikasi Finansialku

 

Kalau Sobat Finansialku sendiri, apakah lebih memilih untuk bertahan atau cut-loss sekarang? Yuk, diskusikan di kolom komentar!

Atau, kalau kamu lebih nyaman untuk diskusi bersama teman di grup chat, kamu bisa sebarkan artikel dari Finansialku ini lewat pilihan platform media sosial yang tersedia di bawah ini. Terima kasih!

 

Editor: Eunice

Sumber Referensi:

  • Kiki Safitri. 07 Desember 2021. Ini Alasan BEI Tak Suspensi Saham BUKA, meski Harga Saham Terus Turun. Money.kompas.com – https://bit.ly/3DBgpl8
  • Akhmad Surhayadi. 06 Desember 2021. Saham Bukalapak (BUKA) semakin babak belur, apa penyebabnya?. Investasi.kontan.co.id – https://bit.ly/3pwcAs
  • Pandu Gumilar. 06 Desember 2021. Saham Bukalapak (BUKA) Turun Terus, Mengapa Belum Disuspen BEI?. Market.bisnis.com – https://bit.ly/3rLEcwD