Labaik Allahuma Labaik, panggilan Haji sudah tiba. Kurang dari sebulan secara berangsur jemaah Haji akan berangkat ke Tanah Suci untuk menjalankan ibadah Haji.
Sebelum pergi, pastikan Anda sudah menukar rupiah dengan riyal. Mari kita lihat penjelasannya berikut ini!
Rubrik Finansialku
Kapan Harus Tukar Rupiah dengan Riyal?
Jutaan umat Muslim di dunia sebentar lagi akan berkumpul di Kota Mekah untuk menjalankan ibadah Haji, tak terkecuali jemaah dari Indonesia yang semakin tahun semakin banyak jumlahnya.
Bahkan, Indonesia sejak beberapa tahun ke belakang selalu menjadi negara dengan jemaah terbanyak dibandingkan dengan negara lain.
Mengacu pada data yang dihimpun oleh pemerintah Arab Saudi, di tahun 2017 jumlah jemaah Haji dari Indonesia merupakan yang terbesar dengan total mencapai 211.000 orang.
Angka tersebut mengungguli jumlah jemaah dari negara muslim lain seperti Pakistan, India, Bangladesh hingga Mesir.
Di tahun 2018 ini, diperkirakan jumlah jemaah haji Indonesia mencapai 221.000 orang atau naik 10.000 orang dibandingkan tahun sebelumnya.
Meskipun sudah ditambahkan, angka tersebut belum mampu memenuhi kuota permintaan. Alhasil, banyak calon jemaah yang harus antre bertahun-tahun.
Bagi Anda yang akan menunaikan ibadah Haji, banyak hal yang harus Anda persiapkan sebelum berangkat, seperti pakaian, kesehatan, mental, dan juga perbekalan uang riyal.
Para jemaah harus memperhatikan nilai tukar, karena pasti ada jemaah haji yang ingin membawa uang tambahan untuk keperluan oleh-oleh bagi keluarga tercinta di luar uang saku yang diberikan pemerintah Indonesia.
[Baca Juga: Ingin Naik Haji? Ketahui Dulu Info Terbaru Biaya Naik Haji Plus 2018]
Selain karena alasan tersebut, jemaah wajib juga mengetahui nilai tukar saat ini agar bisa menimbang, apakah saat ini tepat menukar rupiah dalam bentuk riyal.
Berikut akan kami paparkan pergerakan kurs rupiah terhadap riyal serta bagaimana perkiraan ke depannya berdasaran data dan tren pendukung.
Rupiah Masih Berusaha Memperkuat Diri
Mengutip dari CNBCIndonesia.com, Jumat (13/7/18), kurs rupiah menguat tipis, yakni sebesar 0,03%, terhadap riyal Arab Saudi pada Kamis (12/07/2018). Meski demikian, secara tahun berjalan (year-to-date/YtD), mata uang rupiah justru terdepresiasi hingga 5,97%.
Kemarin 1 riyal di pasar spot ditransaksikan pada Rp3.833, atau sedikit lebih lemah dibandingkan penutupan kemarin yang sempat mencetak rekor tertinggi sejak awal tahun.
Seiring dengan pergerakan tersebut, harga jual riyal di salah satu bank nasional pun menembus di atas Rp4.000/riyal. Berikut data perdagangan di empat bank terbesar di Indonesia hari ini (16/7/2018):
| Bank | Harga Beli | Harga Jual |
|---|---|---|
| Bank Mandiri | Rp3.676,00 | Rp4.097,00 |
| Bank BNI | Rp3.690,00 | Rp3.990,00 |
| Bank BRI | Rp3.819,59 | Rp3.843,69 |
| Bank BCA | Rp3.745,00 | Rp3.915,00 |
Pergerakan rupiah yang menguat belum mampu mendorong harga jual riyal menjadi “lebih murah”. Ada peluang harga jual tersebut dapat lebih mahal, salah satunya dengan mempertimbangkan kebijakan moneter di Negeri Padang Pasir.
Saat ini Arab Saudi sedang melakukan normalisasi kebijakan moneter dengan menaikkan suku bunga acuan. Saat memasuki tahun 2018, Monetary Authority of Saudi Arabia telah menaikkan suku bunga acuan hingga 50 bps hingga Juni 2018.
Trading Economics memproyeksikan suku bunga acuan masih akan naik setidaknya 75 basis poin (bps) lagi pada tahun ini. Artinya sepanjang setahun ini, akan ada kenaikan 125 bps lagi suku bunga acuan Saudi diproyeksi menyentuh posisi 3,25%, memberikan energi penguatan bagi riyal.
Melemahnya kurs rupiah terhadap riyal merupakan salah satu penyebab Kementerian Agama menaikan BPIH tahun 2018 rata-rata sekitar 2,25 persen.
Meski Indonesia juga telah menaikkan suku bunga acuan hingga 100 bps, belum ada kejelasan apakah Bank Indonesia (BI) akan kembali menaikkan suku bunga acuannya.
Pasalnya, kenaikan suku bunga acuan yang terlalu agresif dipastikan menghambat pertumbuhan ekonomi.
Sementara bagi Arab Saudi, kenaikan suku bunga acuan tidak terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonominya karena tingginya daya kelembaman masyarakatnya terhadap faktor suku bunga.
Bagaimana Caranya Menyekolahkan Anak dari TK sampai Sarjana, Tanpa Utang!
Diprediksikan Riyal Masih Akan Unggul Atas Rupiah
Merujuk pada data produk domestik bruto (PDB) per kapita Internasional Monetary Fund (IMF), Arab Saudi unggul dengan nilai US$21.120 (sekitar Rp304 juta) per kapita pada 2017, sementara Indonesia hanya US$3.876 (setara dengan Rp55,8 juta). Artinya PDB masyarakat Arab Saudi hampir 8 kali lipat dibandingkan Indonesia.
Dengan kondisi PDB per kapita yang lebih kecil, kenaikan suku bunga acuan berpeluang besar memberikan efek langsung terhadap konsumsi masyarakat Indonesia sebab mereka akan kesulitan mengajukan kredit konsumer ke bank karena kenaikan bunga tidak sebanding dengan tingkat penghasilan mereka.
Ketimpangan inilah yang membuat nilai tukar riyal masih unggul dibandingkan dengan Indonesia, dan memberikan suplemen bagi penguatan mata uang Kerajaan Dinasti Saudi tersebut sampai dengan akhir tahun.
Mendekati ibadah Haji, nilai tukar riyal terhadap rupiah secara historis akan meningkat karena tingginya permintaan domestik pada calon jemaah Haji. Lalu menjelang akhir tahun, peluang riyal menguat terhadap rupiah kian besar karena kenaikan suku bunga, yang akan membuat Anda perlu merogoh kocek lebih dalam untuk menebusnya.
Melihat potensi penguatan riyal, tidak ada salahnya Anda segera menukarkan uang Anda menjadi riyal sebelum harga riyal semakin menguat. Semoga artikel ini bermanfaat.
Terima kasih telah membaca sampai selesai, jangan sungkan untuk tulis pendapat atau pertanyaan Anda di kolom komentar!
Sumber Referensi:
- Alfado Agustio. 13 Juli 2018. Jelang Ibadah Haji, Sekarang Momen Tepat Beli Riyal. Cnbcindonesia.com – https://goo.gl/h6qD3E
Sumber Gambar:
- Riyal 1 – https://goo.gl/Ms94ed
- Riyal 2 – https://goo.gl/p9ZxS1
Leave A Comment