Dengan metode value investing, kita bisa lihat ciri-ciri saham yang akan naik dan pasti naik!

Gimana caranya? Yuk ketahui bareng-bareng di artikel video Finansialku di bawah ini!

 

Tidak sulit menjadi orang yang bertanggung jawab. Cukup dengan menerapkan 5M di mana pun, dan diam di rumah selama tidak ada kepentingan mendesak bersama keluarga, ditemani tontonan bermanfaat dari video yang ada di kanal youtube Finansialku Jangan lupa mampir, ya!

 

Jangan lupa juga untuk tekan tombol subscribe di bawah ini dan nyalakan lonceng agar Sobat Finansialku tidak ketinggalan video-video terbaru dari Finansialku, ya!

 

 

 

Ciri Saham yang Bakal Naik dengan Metode Value Investing

Sobat Finansialku pasti pernah dengan istilah perusahaan unicorn, decacorn, atau bahkan heterocorn, ‘kan?

Ya, itu adalah istilah yang digunakan untuk melabeli perusahaan yang harganya mencapai Rp 14 triliun, Rp 140 triliun, dan Rp 400 triliun.

Nah, di artikel video kali ini, Melvin Mumpuni, salah satu perencana keuangan sekaligus CEO dan founder dari Finansialku akan membagikan ciri-ciri saham yang bakal naik dan perusahaan yang berpotensi jadi unicorn, decacorn, atau bahkan heterocorn selanjutnya dengan metode value investing.

Menurut Melvin, sebutan tiga istilah yang disematkan pada perusahaan itu tidak terlalu penting. Yang lebih penting buat perusahaan, dan bisa membuat bisnis dari perusahaan tersebut bertumbuh cepat dan berkelanjutan adalah competitive advantage atau economic MOAT.

Menurut Seeking Alpha, ada lima hal yang bisa dijadikan sebagai tolok ukur dari Competitive Advantage, di antaranya adalah:

 

Menilai Perusahaan Dengan Metode Value Investing #1 Switching Cost

Switching cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh konsumen kalau mereka berpindah dari penyedia layanan satu ke penyedia layanan yang lainnya.

Contohnya, ketika kita pergi dari Bandung ke Jakarta. Biasanya, kita pergi lewat jalan non-tol untuk menghemat biaya.

Tapi, ketika kita terdesak dan mengharuskan untuk sampai lebih cepat, maka kita akan berpindah ke layanan tol PT Jasamarga, yang tentunya dengan harga yang lebih besar dibandingkan ketika kita menggunakan jalur non-tol.

Tapi, biarpun mengeluarkan biaya lebih besar, tapi kita bisa menghemat waktu hingga berjam-jam.

Nah, kembali ke pembahasan, ada dampak yang muncul kalau sebuah perusahaan memiliki switching cost MOATS, yang mana tentunya adanya pertambahan nilai pendapatan.

 

Menilai Perusahaan Dengan Metode Value Investing #2 Intangible Assets

Intangible assets adalah sebuah aset dari perusahaan yang tidak berbentuk fisik tapi memiliki manfaat atau fungsi yang cukup signifikan untuk memberikan keuntungan pada perusahaan.

Aset ini biasanya berbentuk slogan, merek dagang, hak cipta, dan hal-hal abstrak lainnya.

Seperti misalnya Sido Muncul dengan salah satu produknya yaitu tolak angin yang punya slogan, ‘Orang Pintar Minum Tolak Angin.’.

Perusahaan yang memiliki intangible asset MOATS berpotensi untuk mematok harga yang lebih mahal dari para kompetitornya.

 

Menilai Perusahaan Dengan Metode Value Investing #3 Network Effect

Network effect ini adalah sebuah keunggulan yang biasanya dimiliki oleh para perusahaan-perusahaan teknologi dengan jumlah data yang besar.

Konsep network effect ini bisa dicontohkan pada salah satu platform media sosial Facebook, di mana semakin banyak orang yang bergabung, semakin banyak data yang terkumpul. Sehingga perusahaan semakin pintar untuk mengolah informasi buat para pemasang iklan.

 

#4 Cost Advantage

Cost advantage adalah keadaan di mana perusahaan yang memiliki biaya produksi rendah, bisa memberikan harga jual rendah, yang tentunya akan semakin meningkatkan penjualan.

Sobat Finansialku bisa mengetahui jumlah cost advantage sebuah perusahaan dengan melihat gross profit marging dan/atau operating profit margin.

Adapun, gross profit margin ini didapatkan dengan cara rumus:

Gross Profit : Revenue.

Dalam video di atas, Melvin Mumpuni memberikan contoh perhitungan langsung menggunakan perusahaan properti, tonton sekarang, yuk!

 

#5 Efficient Scale

Efficient scale adalah keadaan di mana perusahaan memiliki uang cash dan operating cash flow yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil.

Perusahaan yang lebih besar ini biasanya penjualan serta kasnya lebih mendominasi dan banyak keunggulan, karena mereka bisa membeli perusahaan lain atau menguasai supplier atau melakukan produksi di level yang efisien, dan lain sebagainya.

 

Informasi Lainnya

Bukan cuma informasi tentang ini saja, masih banyak juga video-video lain di youtube Finansialku yang bisa ditonton secara GRATIS sekarang!

 

Apakah Sobat Finansialku punya pertanyaan terkait hal ini? Tuliskan di kolom komentar, ya!

Sobat Finansialku juga bisa membagikan informasi ini kepada investor lainnya melalui pilihan platform yang tersedia di bawah ini. Terima kasih!