Cerita Ramadan: Walau berat kugantikan peran Bapak merupakan sebuah kisah seorang anak yang rela menggantikan peran Bapaknya untuk menafkahi keluarganya.

Semoga Anda bisa banyak belajar melalui kisah yang mengharukan ini.

 

Walau Berat Kugantikan Peran Bapak

Sore hari di bulan Ramadan, biasanya anak-anak senang sekali dengan kegiatan yang biasa disebut ‘ngabuburit’ dan berburu takjil untuk dijadikan hidangan buka puasa.

Tapi tidak dengan seorang anak kecil yang sedang duduk di pinggir trotoar di daerah Bandung.

Anak itu sebut saja Agus, dia terlihat sedang beristirahat dengan pikulan yang ia sandang di bahu kanannya. Jika diperhatikan ternyata barang yang sedang dibawa Agus adalah cobek yang terbuat dari batu lengkap dengan ulekannya.

Sejenak saya membayangkan betapa beratnya memikul cobek sebanyak itu dan membawanya kemana-mana.

Jika satu pasangan cobek dengan ulekan berkisar 2 kg dan dia membawa 6 cobek untuk berjualan, alangkah beratnya beban yang harus dipikul setiap harinya untuk ukuran anak-anak.

 

Kemudian saya langsung mendekati Agus, lalu saya bertanya darimana asalnya. Dia pun menjawab dari Padalarang.

Dia menjelaskan bahwa cobek yang dibawanya adalah hasil karya ayahnya.

Ketika saya tanya mengapa bukan ayahnya yang berjualan, sontak Agus pun bercerita bahwa ayahnya tidak mampu berjalan jauh karena kecelakaan yang ia dapat saat bekerja dulu.

Penderitaan sang ayah pun bertambah, usai istrinya meninggalkan rumah lantaran dianggap tidak mampu lagi memberikan nafkah bagi keluarga.

Di usianya yang masih anak-anak, Agus sudah menjadi tulang punggung keluarga dan harus mampu menafkahi Ayah dan seorang adik perempuannya. Terkadang adiknya pun sering ikut untuk membantu Agus berjualan.

Biasanya dalam sehari Agus membawa 6 buah cobek dari Padalarang ke Bandung menggunakan kendaraan umum dan tak jarang Agus pun harus pulang dengan tangan hampa.

Ketika ditanya kenapa tidak berjualan di Padalarang saja sekaligus menghemat biaya transportasi angkutan umum ke Bandung, Agus pun menjawab di Padalarang sepi pembeli. Berbeda jika berjualan di Bandung, hasilnya lumayan.

Daftar Aplikasi Finansialku

Download Aplikasi Finansialku di Google Play Store

Setiap harinya, Agus berkeliling dari rumah ke rumah bahkan bisa menempuh jarak yang cukup jauh. Tidak hanya itu, Agus juga sering menjualnya dipinggir jalan seperti yang sedang ia lakukan saat itu.

Kemudian saya bertanya kenapa tidak berjualan di pasar saja yang sudah pasti banyak orang.

Kalau di pasar itu sudah banyak kios yang menjual dagangan serupa bahkan tak jarang Agus pun pernah di usir oleh pedagang kios yang menjual barang serupa di salah satu pasar di Bandung, ucapnya.

Agus pun bercerita bahwa dia sudah putus sekolah dari kelas 3 SD, lantaran ayahnya sudah tidak memiliki biaya lagi. Agus lebih memilih membantu perekonomian keluarga dengan berjualan cobek setiap harinya.

Agus menjual sepasang cobek dan ulekannya dengan harga Rp20.000. Kadang tidak tentu, bisa Rp80.000 sampai Rp100.000 tapi kadang juga tidak ada yang beli juga pernah.

Karena kasihan, saya pun membeli sepasang cobek dan ulekannya seharga Rp20.000, meskipun dalam hati berkata di rumah saya masih punya cobek.

Lalu Agus pun membungkus cobek tersebut dengan kantong kresek hitam.

Dia terlihat senang karena hari ini dagangannya sepi, lalu uang Rp20.000 itu diusap-usapkannya ke dagangannya sebagai penglaris katanya.

 

Tidak Semua Anak Bisa Menikmati Belajar

Saya tinggalkan Agus sambil bergegas kembali ke motor.

Saya merenung sejenak bahwa masa kecil yang seharusnya diisi dengan belajar dan bermain nyatanya tidak bisa dirasakan oleh Agus.

Tidak semua anak bisa menikmati belajar. Masih banyak Agus lainnya yang harus berhenti sekolah demi membantu perekonomian keluarga.

 

Pelajaran apa yang Anda dapatkan? Mari bagikan inspirasi dari cerita ini kepada teman Anda yang sedang redup semangatnya!

 

Sumber Gambar:

Dokumentasi Pribadi

 

Gratis Download Ebook Panduan Investasi Reksa Dana untuk Pemula

Download Panduan Berinvestasi Reksa Dana untuk Pemula -Finansialku.com