Cara Perusahaan Membantu Pekerja yang Cemas dengan Keuangannya

Ternyata lebih dari 50% pekerja di Indonesia merasa cemas dengan keuangannya? Bagaimana perusahaan bisa membantu pekerja yang merasa cemas dengan keuangannya?.

Rubrik Finansialku:

Lebih dari 50% Pekerja Cemas dengan Keuangannya

Disadari atau tidak ternyata pekerja yang cemas dengan keuangannya (keuangan keluarga), cenderung tidak produktif di kantor. Ciri-ciri pekerja yang cemas dengan keuangannya adalah: tidak bersemangat kerja, sering sakit, banyak melakukan kesalahan, sering melakukan kesalahan yang tidak perlu dan tidak fokus dalam bekerja.

[Baca Juga: Karyawan Butuh Perencaanaan Keuangan]

Pekerja yang merasa aman dan nyaman dengan kondisi keuanganya cenderung dapat bekerja lebih produktif, banyak memberikan input dan fokus pada urusan pekerjaan. Hal ini tentu saja banyak menguntungkan perusahaan, karena pekerjaan dan target pekerjaan dapat terselesaikan dengan tepat waktu.

Sebagai manajemen atau perusahaan, Anda tentunya mau kan, rata-rata performansi pekerja mengalami peningkatan? Jika ya maka Anda harus memikirkan: Apa yang dapat Anda perbaiki dengan program kerja perusahaan untuk membantu pekerja yang cemas dengan kondisi keuangannya.

[Baca Juga: Perusahaan Butuh Perencanaan Keuangan]

Sebenarnya pihak perusahaan sebenarnya dapat membantu para pekerja yang cemas dengan keuangannya. Tentu saja jangan hanya memberi uang tunai langsung. Kata orang bijak, jangan pernah memberi ikan kepada orang, tetapi beri kail dan ajari cara memancing ikan.

Coba kita analisis bersama dan silahkan Anda simpulkan: Apa yang dapat Anda perbaiki dengan program kerja perusahaan untuk membantu pekerja yang cemas dengan kondisi keuangannya?

• Pekerja yang butuh dana darurat dan menggunakan fasilitas kas bon atau utang koperasi. Menurut Anda apakah dana darurat itu dipersiapkan sebelum keadaan darurat atau pada saat darurat?
• Pekerja butuh pinjaman untuk biaya pendidikan anak masuk sekolah. Menurut Anda biaya pendidikan anak disiapkan sebelum anak masuk sekolah atau pada saat anak masuk sekolah?
• Pekerja meminta kenaikan gaji dan begitupula kenaikan pengeluaran. Bahkan kenaikan pengeluaran lebih tinggi daripada kenaikan gaji. Menurut Anda, seharusnya kenaikan gaji digunakan untuk apa?
• Pekerja merasa bingung dengan pendapatan saat pensiun. Menurut Anda, biaya hari tua (pensiun) harusnya disiapkan saat pensiun atau sebelum pensiun?
• Terkadang pekerja juga berpikiran menambah penghasilan dari bisnis sampingan, misal tukang ojek. Apa yang terjadi jika akhir pekan yang harusnya untuk liburan digunakan untuk bekerja? Apakah di hari senin akan lebih produktif? 

[Baca Juga: Cara Mengelola Keuangan Keluarga dengan Benar]

Pekerja yang cemas dengan kondisi keuangannya terjadi karena dua hal satu tidak ada persiapan dan kedua literasi keuangan yang rendah. Jika Perusahaan mau mengikuti kata-kata orang bijak (beri kail dan ajari cara memancing), maka perusahaan harus meningkatkan literasi keuangan dan membantu karyawan untuk merencanakan keuangan.

Kalau gitu gampang donk, perusahaan hanya perlu panggil ahli keuangan, atau perencana keuangan untuk mengadakan seminar dan pelatihan. Panggil seluru karyawan untuk mendengar seminar dan pelatihan.

Hmmm menurut kami cara tersebut adalah solusi sementara. Menurut Anda apakah sekali, dua kali atau bahkan tiga puluh kali pelatihan keuangan dapat mengobati kecemasan para karyawan? Tentu saja tidak semudah itu, jika memang semudah itu maka karyawan-karyawan di perusahaan besar tentu sudah tidak mengalami kecemasan.