Investasi Terbaik Adalah …

Investasi terbaik adalah … Kali ini Finansialku.com akan menjawab kebingungan orang mengenai investasi terbaik (khususnya di Indonesia)!

Rubrik Finansialku:

Investasi Terbaik adalah Investasi yang Dijalankan

Banyak orang seringkali bingung dan mencari apa sih investasi terbaik? Sebenarnya investasi adalah alat atau kendaraan yang bertujuan untuk membantu Anda mewujudkan tujuan keuangan. Banyak orang merasa investasi sangat membingungkan dan susah. Hal ini dikarenakan orang-orang tersebut tidak memiliki rencana keuangan.

[Baca Juga: Keuntungan Berinvestasi Sesuai dengan Rencana Keuangan]

Lebih Baik Mana: Investasi Sekali atau Setiap Bulan?

Jika kita perhatikan performa investasi (contoh: reksadana), ada kalanya mengalami kenaikan tetapi tidak menutup kemungkinan mengalami penurunan. Nah kira-kira strategi apa yang sesuai? Apakah berinvestasi sekali langsung besar atau setiap bulan?

[Baca Slide: Mengenal Reksadana untuk Pemula]

Kedua strategi tersebut sekali langsung besar (lumpsum) dan setiap bulan (dollar cost averaging) sama-sama baik. Cuma ada plus minusnya tersendiri. Coba lihat grafik di bawah ini dan perhatikan contoh kasusnya

[Lihat Grafik Life – Bloomberg]

Contoh Kasus 1 – Investasi Langsung Besar

Pak Ronald memiliki uang sebesar Rp 12.000.000 yang akan diinvestasikan sekaligus pada produk reksadana Mega Asset Maxima, tanggal 15 Januari 2015. Pada saat tersebut NAB/Unit Penyertaan sebesar Rp 991.47. Dengan asumsi tidak ada fee beli dan biaya lain-lain, maka Pak Ronald memiliki 12.000.000 / 991,47 = 12.103,24 unit penyertaan.

Jika pada tanggal 15 Januari 2016, harga NAB/Unit adalah Rp 835,48 / unit penyertaan, maka investasi Pak Ronald menjadi 12.103,24 x 835,48 = Rp 10.112.015 atau total potensi kerugian sebesar 15,73%.

Contoh Kasus 2 – Investasi Secara Periodik

Pak Ronald memiliki uang sebesar Rp 1.000.000 yang akan diinvestasikan setiap tanggal 15. Beliau akan berinvestasi pada produk reksadana Mega Asset Maxima. Berikut ini tabel harga NAB/UP per bulan dan jumlah unit penyertaan yang dimiliki.

Jika pada tangal 15 Januari 2016, harga NAB/Unit adalah Rp 835,38 / unit penyertaan, maka investasi Pak Ronald menjadi 13.759,42 x 835,48 = Rp 11.495,72 atau total potensi kerugian sebesar 4,2%.

Contoh Kasus 3 – Investasi Secara LumpSum pada Harga Terendah

Pak Ronald memiliki uang sebesar Rp 12.000.000 yang akan diinvestasikan sekaligus pada produk reksadana Mega Asset Maxima, tanggal 15 September 2015. Pada saat tersebut NAB/Unit Penyertaan sebesar Rp 778.56. Dengan asumsi tidak ada fee beli dan biaya lain-lain, maka Pak Ronald memiliki 12.000.000 / 778,56 = 15.413,07 unit penyertaan.

Jika pada tanggal 15 Januari 2016, harga NAB/Unit adalah Rp 835,48 / unit penyertaan, maka investasi Pak Ronald menjadi 15.413,07 x 835,48 = Rp 12.887.312 atau total potensi keuntungan sebesar 7,31%.

Setelah Anda mempelajari tiga kasus di atas, Apa komentar Anda? Apa saja plus minusnya investasi sekaligus (lump sum) dan investasi secara periodic (dollar cost averaging). Silahkan tinggalkan komentar Anda di bawah artikel ini ya, terima kasih.