Apa yang dimaksud dengan Indeks MSCI? Apa pengaruhnya bagi suatu saham jika saham tersebut masuk atau keluar dari indeks MSCI? Apa potensi keuntungan saham yang masuk ke indeks MSCI, dan saham apa saja yang masuk dalam rebalancing indeks MSCI terbaru beserta profil saham-sahamnya? Mari simak pembahasan berikut.
Daftar Isi
Indeks Saham MSCI
Indeks saham adalah nilai perhitungan yang didapat dari menggabungkan saham-saham yang tergabung dalam sebuah portofolio, untuk menunjukkan kinerja sebuah pasar. Indeks Saham MSCI sendiri adalah indeks yang dibuat oleh Morgan Stanley Capital International untuk mengukur performa pasar di area tertentu. Morgan Stanley Capital International adalah indeks pasar global pertama yang didirikan sejak tahun 1968, dan telah membentuk lebih dari 160.000 indeks.
Indeks bentukan MSCI ini seringkali menjadi tolok ukur bagi investor dan fund manager global. Beberapa indeks MSCI yang seringkali berpengaruh pada pergerakan bursa Asia dan Indonesia antara lain: MSCI The Emerging Markets Index dan MSCI Indonesia Index, dan baru-baru ini Indeks MSCI melakukan rebalancing portofolio untuk MSCI Global Small Cap Index.
MSCI Global Small Cap Index adalah sebuah Indeks yang mewadahi perusahaan-perusahaan di 39 negara di dunia yang tidak memiliki kapitalisasi pasar yang terlalu besar. Baru-baru ini MSCI Global Small Cap Index pun melakukan rebalancing portofolio pada berbagai saham di 39 negara termasuk di Indonesia.
Rebalancing sendiri artinya adalah aktivitas merombak isi dari portofolio saham-saham yang menjadi pembentuk perhitungan indeks. MSCI memilih saham-saham yang likuid alias dan diperdagangkan, ada investor aktif, dan tanpa batasan dari pemilik perusahaan.
Di Indonesia sendiri, tidak terjadi penambahan atau pengurangan untuk saham-saham kapitalisasi besar yang masuk dalam MSCI Global Big Cap Index, tetapi ada 10 saham kapitalisasi kecil atau sedang (Small Caps) baru yang dimasukkan ke dalam indeks MSCI Global Small Cap Index, untuk menggantikan 5 saham yang dikeluarkan dari indeks tersebut. kesepuluh saham kapitalisasi sedang yang dimasukkan dalam MSCI Global Small Cap Index tersebut antara lain:
BHIT: MNC Investama Tbk
BIRD: Blue Bird Tbk
BUMI: Bumi Resources Tbk
DOID: Delta Dunia Makmur Tbk
HRUM: Harum Energy Tbk
INAF: Indofarma Tbk
MEDC: Medco Energi Internasional Tbk
NIKL: Pelat Timah Nusantara Tbk
TBLA: Tunas Baru Lampung Tbk
WSBP: Waskita Beton Precast Tbk
Sementara kelima saham yang dikeluarkan dari Indeks MSCI Global Small Cap Index antara lain:
APLN: Agung Podomoro Land Tbk
ARNA: Arwana Citramulia Tbk
BISI: BISI Internasional Tbk
LPCK: Lippo Cikarang Tbk
MLPL: Multipolar Tbk
Seperti apa profil dari kesepuluh saham yang baru dimasukkan tersebut? Mari kita bahas satu per satu.
PT MNC Investama Tbk atau yang juga dikenal dengan sebutan MNC Corporation, merupakan perusahaan multinasional yang bergerak di bidang media, finansial, properti, sumber daya alam, dan transportasi yang berpusat di Jakarta, Indonesia. PT MNC Investama Tbk. Memiliki kode saham BHIT (dulu PT Bhakti Investama Tbk), dan memegang mayoritas kepemilikan saham Global Mediacom, MNC Financial Services, dan MNC Land.
Berikut profil PT MNC Investama Tbk
Kode Saham: BHIT
Harga Saham (19 Mei 2017): Rp123
Kapitalisasi Pasar: Rp5,91 triliun
Total Aset: Rp54,6 triliun
Total Ekuitas: Rp12,15 triliun (PBV = 0,5x)
Berikut Pergerakan Harga sahamnya setahun terakhir:
Harga saham PT MNC Investama Tbk sempat mengalami kenaikan ke Rp195 pada tahun lalu, namun setelahnya mengalami tren penurunan, hingga titik terendahnya Rp116. Saat ini, saham BHIT sedang mengalami technical rebound di harga Rp123.
PT Blue Bird Tbk atau Blue Bird Group merupakan sebuah perusahaan transportasi yang didirikan pada tahun 1972 di Jakarta. Perusahaan ini melayani jasa transportasi dan pariwisata. Hingga kini, Blue Bird telah menyediakan layanan taksi di berbagai kota dan terdiri dari berbagai jenis armada seperti Blue Bird, Pusaka, Silver Bird, Big Bird, Iron Bird, dan lain-lain.
Berikut profil PT Blue Bird Tbk
Kode Saham: BIRD
Harga Saham (19 Mei 2017): Rp4.220
Kapitalisasi Pasar: Rp10,56 triliun
Total Aset: Rp7,2 triliun
Total Ekuitas: Rp4,7 triliun (PBV = 2,2x)
Berikut Pergerakan Harga sahamnya setahun terakhir:
Harga saham PT Blue Bird Tbk pada tahun 2016 merupakan salah satu saham yang mengalami penurunan cukup drastis, dikarenakan adanya persaingan dengan perusahaan jasa transportasi online. Saham BIRD mulai mengalami kenaikan kembali setelah dilakukannya kerja sama antara pihak Blue Bird dengan salah satu perusahaan transportasi online.
PT Bumi Resources Tbk adalah salah satu perusahaan pertambangan terbesar di Indonesia yang dibentuk sebagai holding company. Bumi Resources merupakan produsen batubara thermal terbesar di Indonesia yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Grup Bakrie. Perusahaan ini awalnya didirikan dengan nama PT Bumi Modern pada tahun 1973. Perusahaan ini pun memulai bisnis pertambangan pada tahun 1998, dan mengubah namanya menjadi PT Bumi Resources Tbk pada tahun 2000.
Berikut profil PT Bumi Resources Tbk
Kode Saham: BUMI
Harga Saham (19 Mei 2017): Rp396
Kapitalisasi Pasar: Rp14,5 triliun
Total Aset: Rp41,4 triliun
Total Ekuitas: –Rp35 triliun (PBV = –0,4x)
Berikut Pergerakan Harga sahamnya setahun terakhir:
Harga saham PT Bumi Resources Tbk pernah bertengger di angka Rp50 pada akhir tahun 2015 hingga pertengahan 2016, dan mulai pulih sejak pertengahan tahun 2016, seiring dengan naiknya harga batubara. pada awal tahun 2017, BUMI sempat mencapai harga tertingginya di angka Rp520 dan kemudian turun hingga sekarang masih berada dalam masa sideways.
PT Delta Dunia Makmur Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. PT Delta Dunia Makmur Tbk berfokus investasi pada jasa penambangan, dan merupakan salah satu kontraktor pertambangan terbesar di Indonesia. Perusahaan ini tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 15 Juni 2001.
Berikut profil PT Delta Dunia Makmur Tbk
Kode Saham: DOID
Harga Saham (19 Mei 2017): Rp915
Kapitalisasi Pasar: Rp7,77 triliun
Total Aset: Rp11,5 triliun
Total Ekuitas: Rp2 triliun (PBV = 3,9x)
Berikut Pergerakan Harga sahamnya setahun terakhir:
Harga saham PT Delta Dunia Makmur Tbk pernah bertengger di angka Rp50 pada awal tahun 2016, kenaikan harga saham DOID dikarenakan kinerja keuangannya yang membaik pada tahun 2016 dari yang tahun sebelumnya merugi. Hingga kwartal 1 tahun 2017 pun, kinerja keuangan DOID semakin membaik dan pernah menyentuh angka Rp1.200.
PT Harum Energy Tbk didirikan dengan nama PT Asia Antrasit pada tanggal 12 Oktober 1995 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2007. Nama PT Asia Antrasit diubah menjadi PT Harum Energy pada tahun 2007, dan melakukan penawaran umum perdana pada tahun 2010, dengan kode saham HRUM.
Berikut profil PT Harum Energy Tbk
Kode Saham: HRUM
Harga Saham (19 Mei 2017): Rp2.160
Kapitalisasi Pasar: Rp5,84 triliun
Total Aset: Rp5,63 triliun
Total Ekuitas: Rp3,9 triliun (PBV = 1,5x)
Berikut Pergerakan Harga sahamnya setahun terakhir:
Pada tahun 2016, harga saham HRUM mengalami kenaikan cukup signifikan, dari titik terendahnya di angka Rp585 menuju titik tertingginya di Rp2.700. Sebelumnya saham HRUM sendiri pernah diperdagangkan pada angka tertingginya di Rp10.700 sewaktu harga batubara masih tinggi. Saham HRUM mengalami penurunan yang tajam hingga Rp585 saat harga batubara mengalami kejatuhan, dan harga HRUM kembali pulih seiring kenaikan harga batubara.
PT Indofarma (Persero) Tbk merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi kebutuhan farmasi yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1918, dan telah menghasilkan berbagai macam-macam produk farmasi, seperti obat generik, antara lain: Amoxicillin, Acyclovir, Lansoprazole, Carbamazepine, Captopril, dan lain-lain.
Berikut profil PT Indofarma (Persero) Tbk
Kode Saham: INAF
Harga Saham (19 Mei 2017): Rp3.420
Kapitalisasi Pasar: Rp10,6 triliun
Total Aset: Rp1,3 triliun
Total Ekuitas: Rp573 miliar (PBV = 18,5x)
Berikut Pergerakan Harga sahamnya setahun terakhir:
Saham Indofarma mengalami kenaikan yang sangat fantastis di tahun 2016, di mana saham ini dibuka pada titik harga Rp160, dan menutup perdagangan akhir tahun di harga Rp4.680, dimana saham ini sempat ditransaksikan di harga Rp5.500.
PT Medco Energi Internasional Tbk, kadang dikenal sebagai Medco Energi, adalah perusahaan publik di Indonesia yang bergerak dalam bidang energi terintegrasi. Perusahaan ini bermula dari sebuah perusahaan kontraktor pertikelir yang didirikan Arifin Panigoro pada tanggal 9 Juni 1980. Bidang Usaha Medco Energi termasuk dalam bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi, industri hilir: produksi LPG, distribusi bahan bakar diesel dan pembangkit tenaga listrik.
Berikut profil PT Medco Energi Internasional Tbk
Kode Saham: MEDC
Harga Saham (19 Mei 2017): Rp2.770
Kapitalisasi Pasar: Rp9,23 triliun
Total Aset: Rp38,8 triliun
Total Ekuitas: Rp9,5 triliun (PBV = 0,9x)
Berikut Pergerakan Harga sahamnya setahun terakhir:
Pada tahun 2016, saham MEDC sempat berada di titik terendahnya di Rp670 sebelum naik ke harga sekarang. Penurunan MEDC pun sama, dipengaruhi oleh harga minyak dan komoditi yang melemah selama tahun 2015. Kini dengan membaiknya harga minyak, harga saham MEDC pun mulai pulih kembali.
PT Pelat Timah Nusantara Tbk, atau disingkat PT Latinusa Tbk, merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang memproduksi tinplate berkualitas tinggi dengan standar internasional. Latinusa didirikan pada 19 Agustus 1982, dan pemegang saham mayoritas saat ini adalah Konsorsium Jepang yang terdiri dari Nippon Steel & Sumitomo Metal Corporation, Mitsui Co. Ltd., Nippon Steel & Sumikin Bussan Corporation dan Metal One.
Berikut profil PT Pelat Timah Nusantara Tbk
Kode Saham: NIKL
Harga Saham (19 Mei 2017): Rp6.600
Kapitalisasi Pasar: Rp16,65 triliun
Total Aset: Rp1,6 triliun
Total Ekuitas: Rp527 miliar (PBV = 31,6x)
Berikut Pergerakan Harga sahamnya setahun terakhir:
Sama seperti Indofarma, Saham Latinusa mengalami kenaikan yang sangat fantastis di tahun 2016, di mana saham ini hingga Februari 2016 berada pada harga Rp50, namun sekarang saham ini telah diperdagangkan di angka Rp6.600.
PT Tunas Baru Lampung Tbk didirikan pada tahun 1973, merupakan salah satu anggota dari Sungai Budi Group, salah satu perintis industri pertanian di Indonesia. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam-macam bahan perkebunan. Beberapa produk buatan PT Tunas Baru Lampung Tbk antara lain minyak goreng dengan kapasitas produksi pabrik yang ada di Lampung dan Jawa Timur sebesar 400.000 ton per tahun. Selain itu perusahaan juga telah memproduksi minyak kelapa dengan kapasitas per tahun-nya sekitar 129.167 ton yang telah diproduksi di pabrik yang ada di Lampung dan Riau.
Berikut profil PT Tunas Baru Lampung Tbk
Kode Saham: TBLA
Harga Saham (19 Mei 2017): Rp1.500
Kapitalisasi Pasar: Rp8,01 triliun
Total Aset: Rp12,9 triliun
Total Ekuitas: Rp3,6 triliun (PBV = 2,2x)
Berikut Pergerakan Harga sahamnya setahun terakhir:
Saham TBLA memiliki kinerja pergerakan harga yang cukup bagus pada tahun lalu, dimana pada awal tahun sempat dihargai Rp480, namun saham ini naik secara perlahan, dan hingga kini sahamnya telah mencapai Rp1.500. pada tahun 2016 sendiri TBLA telah mencatat kinerja keuangan perusahaan yang baik dan memiliki pertumbuhan pendapatan yang signifikan.
PT Waskita Beton Precast Tbk merupakan anak usaha dari PT Waskita Karya Tbk yang bergerak dalam industri manufaktur beton pracetak dan beton readymix. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2014, dari sebelumnya yang hanya merupakan divisi perusahaan. Perusahaan ini didirikan untuk memenuhi kebutuhan pasokan beton di pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Berikut profil PT Waskita Beton Precast Tbk
Kode Saham: WSBP
Harga Saham (19 Mei 2017): Rp494
Kapitalisasi Pasar: Rp13,02 triliun
Total Aset: Rp13,9 triliun
Total Ekuitas: Rp7,6 triliun (PBV = 1,7x)
Berikut Pergerakan Harga sahamnya setahun terakhir:
WSBP adalah saham yang baru melantai di bursa efek pada tanggal 20 September 2016. Pergerakan harga saham WSBP sempat mengalami kenaikan pada masa awal listing di bursa, namun setelahnya mengalami penurunan mengikuti trend sektor konstruksi yang juga turun, hingga kini WSBP sempat ditransaksikan pada harga terendahnya di Rp474.
Pengaruh Masuknya Saham ke Indeks MSCI
Seperti yang diketahui secara umum, investor asing menguasai sekitar 60% kepemilikan dari pasar modal di Indonesia, sehingga pergerakan investor asing di IHSG pun sangat mempengaruhi saham-saham yang ada di dalamnya. Rebalancing portofolio yang dilakukan oleh MSCI tentunya akan mempengaruhi pergerakan investor asing di Indonesia, karena biasanya dana investor asing dari luar mau berinvestasi di Indonesia, acuannya itu MSCI.
Tentunya saham yang dimasukkan ke dalam indeks MSCI tersebut terlihat memiliki potensi menguat, sementara saham yang dihapus dalam indeks MSCI tersebut akan cenderung melemah.Tentu menjadi keuntungan tersendiri bagi perusahaan yang sahamnya masuk ke dalam jajaran indeks global tersebut. Sebab MSCI menjadi acuan bagi investor global dalam menambah portofolionya.
Berikut data perubahan harga sejak tanggal 15 Mei 2017 (sebelum adanya pengumuman rebalancing portofolio MSCI Global Small Cap Index) hingga penutupan terakhir tanggal 19 Mei 2017:
Kode Saham
15 Mei
19 Mei
Perubahan
NIKL
5.250
6.600
25,71%
BUMI
348
396
13,79%
INAF
3.120
3.420
9,62%
MEDC
2.560
2.770
8,20%
TBLA
1.395
1.500
7,53%
BIRD
3.930
4.220
7,38%
DOID
875
915
4,57%
HRUM
2.070
2.160
4,35%
WSBP
480
494
2,92%
BHIT
121
124
2,48%
ARNA
476
500
5,04%
APLN
200
194
-3,00%
LPCK
4.680
4.410
-5,77%
MLPL
276
258
-6,52%
BISI
1.815
1.630
-10,19%
Potensi Saham Baru MSCI
Itulah 10 saham baru yang dimasukkan ke dalam MSCI Global Small Cap Index. Secara umum, saham-saham tersebut memiliki potensi untuk naik. Namun perlu diingat, berinvestasi saham juga memiliki risikonya sendiri, meskipun saham tersebut dimasukkan ke dalam indeks MSCI, bukan menjamin bahwa saham tersebut tidak memiliki risiko sama sekali. Bijaklah menginvestasikan uang Anda pada saham yang tepat agar tidak menyesal di kemudian hari.
Disclaimer: Artikel ini adalah sebagai edukasi, bukan sebagai saran investasi. Keputusan pembelian saham tetap ada pada masing-masing investor.
Setelah pembahasan mengenai MSCI Index di atas, apakah Anda tertarik untuk berinvestasi di kesepuluh saham tersebut? Mari ceritakan pendapat Anda mengenai prospek kesepuluh saham tersebut. Terima kasih.
Sumber Referensi:
Bareksa. 2017. 10 Saham Small Cap Ini Masuk Indeks MSCI, Apa Saja Faktor Pendorongnya? Bareksa.com – https://goo.gl/ckmmye
Ellen May. 2015. Tahukah Anda, Apa Dampak dari Rebalancing MSCI Indeks? Ellen-may.com – https://goo.gl/FUhpnl
MSCI. 2017. MSCI Global Small Cap Indexes. https://goo.gl/J5NMMn
Harris Darmawan S.Ds., menyelesaikan pendidikan sarjana di program studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain di Universitas Tarumanagara (UNTAR). Memiliki ketertarikan di bidang saham dan pasar modal. Mulai berinvestasi saham sejak awal tahun 2016
Leave A Comment