Apakah kamu pernah membayangkan jadi seorang pemegang saham dalam sebuah perusahaan? Kira-kira apa keuntungannya, ya?

Yuk, temukan jawabannya di artikel Finansialku kali ini!

 

Summary:

  • Pemegang saham terbagi menjadi dua jenis, berdasarkan jumlah kepemilikan sahamnya, yakni mayoritas dan minoritas.
  • Ada beberapa hal penting yang harus diketahui sebagai pemegang saham di suatu perusahaan. Seperti keuntungan dan risikonya.

 

Mengenal Istilah Pemegang Saham

Sobat Finansialku, dalam dunia investasi saham ada istilah pemegang saham mayoritas dan minoritas.

Batasan antara keduanya, terletak pada jumlah porsi saham yang dimiliki.

Seseorang, perusahaan atau lembaga, yang punya lebih dari 50% saham yang beredar, dikatakan sebagai pemegang saham mayoritas.

Sedangkan mereka yang sahamnya kurang dari 50%, disebut sebagai pemegang saham minoritas.

Jadi, meski perbedaannya hanya 1%, akan menentukan statusnya, sebagai mayoritas atau minoritas.

Pemegang saham mayoritas untuk perusahaan lama, umumnya adalah founder atau keluarganya, dan perusahaan biasanya milik keluarga.

Sedangkan pada perusahaan start up, khususnya yang belum IPO. Pemegang saham mayoritas kebanyakan diduduki oleh founder dan minoritasnya adalah co-founder(s).

Lalu apa keuntungan menjadi pemegang saham mayoritas?

Simak penjelasan berikutnya! Tapi sebelum itu, Anda bisa menambah wawasan terkait pemegang saham, dengan menonton video berikut ini:

 

Menjadi Pemegang Saham Mayoritas

Jika memiliki lebih dari 50% atau 51% saham dalam suatu perusahaan, maka sudah tentu masuk ke dalam pemegang saham mayoritas.

Nah, berikut ini beberapa hal yang penting diketahui sebagai pemegang saham mayoritas, antara lain:

 

#1 Memiliki Hak Lebih Besar dalam Menentukan Sesuatu  

Menyandang status sebagai pemegang saham mayoritas, maka hak suara atau pengambilan keputusan akan lebih besar dari yang lain. Meski tadi hanya berbeda 1% jumlah kepemilikannya.

Hak suara yang dimaksud, misalnya ketika ada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Biasanya, mengenai kebijakan yang akan diambil, lebih banyak diputuskan oleh kepemilikan saham mayoritas.

Selain itu, perubahan management atau dewan eksekutif perusahaan pun bisa ditentukan oleh mereka. Atau mereka sendiri yang menjabat sebagai dewan eksekutif, seperti Chief Executive Officer (CEO).

[Baca Juga: Mengenal Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)]

 

#2 Memiliki Tanggung Jawab yang Lebih Besar

Ketika posisi lebih tinggi, sudah pasti tanggung jawab yang kita miliki akan semakin besar.

Sehingga, dengan setiap keputusan yang diambil, maka jika dalam perjalanannya perusahaan mengalami kesalahan strategi, tanggung jawab akan dibebankan kepada pemegang saham terbesar.

 

#3 Kewajiban Menyokong Keuangan Perusahaan

Jika punya saham besar, tentu tidak ingin perusahaannya mengalami kebangkrutan atau kesulitan dalam bidang keuangan. Apalagi berpotensi mengganggu operasional perusahaan.

Sebab, dengan porsi saham mayoritas, maka ketika terjadi kerugian, yang paling banyak terkena dampak adalah mereka.

Sehingga pemegang saham terbesar harus siap menanggung risiko kerugian siap membantu perusahaan dalam hal keuangan.

 

#4 Mendapat Dividen/Keuntungan Perusahaan Lebih Besar

Dividen atau keuntungan yang dibagikan kepada pemilik saham, menjadi nilai tambah jika kita berinvestasi di saham, selain kenaikan harga sahamnya itu sendiri.

Setiap jumlah rupiah dari keuntungan perusahaan yang dibagikan ke pemegang saham, akan dikalikan pada jumlah lembar sahamnya.

Otomatis mereka akan mendapat hasil dividen paling tinggi dibandingkan yang lain.

Tapi, kondisi tersebut akan berbeda jika perusahaan sudah lebih terbuka atau porsi sahamnya sudah banyak dijual ke publik. Sehingga statusnya sebagai pemegang saham mayoritas akan hilang.

Biasanya ini terjadi, jika perusahaan memerlukan banyak dana segar sebagai modal pengembangan usaha dan terpaksa menjual terus porsi kepemilikannya kepada public atau perusahaan lainnya.

Mengenai dividen saham, Anda bisa gali informasinya melalui artikel  Dividen Saham: Pengertian, Jenis, Perhitungan, dan Studi Kasus.

Nah, jika Anda ingin belajar banyak tentang investasi saham dan cara memaksimalkan keuntungannya, ikuti panduan lengkapnya lewat ebook Petunjuk Praktis Dapat Keuntungan di Saham.

Ebook GRATIS, Petunjuk Praktis Dapat Keuntungan di Saham

Banner Iklan Ebook Petunjuk Praktis Dapat Keuntungan di Saham - HP
Banner Iklan Ebook Petunjuk Praktis Dapat Keuntungan di Saham - PC

 

Kedudukan Pemegang Saham

Sobat Finansialku, kira-kira apa jadinya jika pemegang saham mayoritas tadi sudah menjual banyak porsi sahamnya hingga kepemilikannya kurang dari 50%?

Berbeda dengan pemegang saham mayoritas, pemegang saham terbesar hanya melihat jumlah porsi terbesar dibanding dengan pemegang saham lainnya.

Bisa jadi pemegang saham terbesar, hanya memiliki 10% dari keseluruhan saham yang beredar.

Hal ini mungkin terjadi, jika pemilik perusahaan, founder, atau pemegang saham mayoritas, sudah menjual banyak porsi sahamnya ke publik. Sehingga bisa dikatakan publik lah pemegang saham mayoritasnya.

Tapi, karena publik terdiri dari banyak orang atau lembaga, maka dalam pengambilan keputusan, kemungkinan masih banyak perbedaan.

Jika kondisi seperti ini, mereka tetap bisa menduduki posisi eksekutif seperti sebelumnya. Walaupun sudah tidak secara absolut aman dan bisa digantikan.

Hal ini pernah terjadi pada seorang Steve Job, yang merupakan salah satu pendiri Apple dan pernah dipecat oleh dewan eksekutif mereka sendiri.

Meskipun akhirnya Steve Job dipanggil kembali oleh Apple.

Lalu, jika investor yang tidak termasuk jajaran direksi atau eksekutif lainnya dalam perusahaan, apakah bisa menjadi pemegang saham terbesar?

 

Cerita Seorang Elon Musk

Jawaban untuk pertanyaan di atas, yaitu tentu bisa. Asalkan punya modal yang sangat besar.

Contoh yang baru saja terjadi, ketika pada 4 April 2022 kemarin, seorang Elon Musk membeli saham Twitter dalam jumlah besar.

Saat ini Elon memegang 73,5 juta lembar saham Twitter atau 9,2% dari semua saham Twitter.

Hal ini menjadikan dirinya sebagai pemegang saham terbesar Twitter mengalahkan pemegang saham terbesar sebelumnya sebuah perusahaan investasi The Vanguard Group, Inc. yang memiliki 8,8% saham.

Sebagai catatan tambahan, sisa dari 5 besar pemegang saham Twitter adalah perusahaan atau lembaga keuangan.

Faktanya, dengan kepemilikan terbesar itu Elon Musk secara otomatis memiliki satu posisi dewan eksekutif di perusahaan.

Juga memiliki suara yang sangat berpengaruh dalam setiap pengambilan keputusan perusahaan, karena dirinya sebagai perseorangan bukan lembaga atau perusahaan.

Tetapi, dia menolak dan menyatakan bahwa kepemilikan sahamnya adalah pasif.

Artinya Elon Musk tidak ingin terlalu banyak ikut campur dalam pengambilan keputusan dan kebijakan perusahaan.

Tentu saja, keputusan ini diambil karena Elon Musk hanya ingin mengambil keuntungan dari pembagian dividen dan kenaikan harga sahamnya.

Dari contoh di atas, bahwa perusahaan yang sudah banyak menjual kepemilikannya ke publik, akan semakin banyak pengambil keputusan dalam RUPS atau rapat-rapat pengambil kebijakan lainnya.

Walaupun ada pilihan, apakah pemegang saham terbesar mau masuk dalam dewan eksekutif atau tidak.

[Baca Juga: Kapan dan Kenapa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Dilakukan?]

 

Tertarik Menjadi Pemegang Saham?

Itulah beberapa hal penting yang perlu diketahui tentang pemegang saham. Baik mayoritas maupun minoritas. 

Tentunya setiap yang memiliki saham,  punya hak suara dalam pengambilan keputusan atau kebijakan. Tapi, yang membedakan adalah besar kecilnya suara, ditentukan dari jumlah kepemilikan sahamnya.

Selain hak suara, pemegang saham mayoritas juga akan memperoleh keuntungan terbesar, ketika perusahaan berhasil mencatatkan keuntungan.

Nah, Sobat Finansialku, ingin tahu lebih banyak tentang investasi saham atau investasi lainnya di pasar modal?

Jangan ragu untuk konsultasi dengan perencana keuangan Finansialku, melalui Aplikasi Finansialku atau hubungi WhatsApp untuk buat janji. Terima kasih

Banner Iklan Konsultasi via Apps - PC
Banner Iklan Konsultasi Apps - HP

 

Semoga informasi ini bermanfaat. Jangan lupa juga share artikel ini ke teman dan saudara yang tertarik untuk mempelajari investasi di pasar modal. Terima kasih!

Editor: Ismyuli Tri Retno

Sumber Referensi:

  • Sinta Desi Arini. 31 Desember 2021. Pemegang Saham Mayoritas Memiliki Lebih Dari 50% Kepemilikan. Harapanrakyat.com https://bit.ly/3j6HwNi
  • Siti Hadijah. 3 Desember 2021. Pemegang Saham: Pengertian, Hak dan Kewajiban Mereka. Cermati.com- https://bit.ly/3x6X8IJ
  • Nathan Reiff. 5 April 2022. Top 5 Twitter Shareholders.com- https://bit.ly/3uQ1aTe