Dalam mendidik anak, setiap orangtua pasti memiliki cara yang beragam. Apapun cara yang digunakan dalam mendidik anak, semuanya pasti bermuara pada kebaikan si anak.

Dengan cara mendidik yang tepat, sifat dan perilaku anak kelak akan menjadi sesuai yang diharapkan oleh para orangtuanya.

Artikel ini akan menjelaskan beberapa pola asuh yang dapat diterapkan orangtua dalam mendidik anak.

[sticky_footer_ebook_pendidikan]

Rubrik Finansialku Rubrik Finansialku Finansialku Planner

 

Apa Itu Pola Asuh?

Setiap orangtua pasti berharap anaknya memiliki sifat dan perilaku yang sebaik mungkin, bahkan melebihi orangtuanya.

Tak jarang sifat dan karakter anak berupa turunan dari orangtuanya. Misalnya orangtua yang pendiam sangat mungkin mempunyai anak yang pendiam.

Namun, tak sepenuhnya karakter dan sifat anak selalu diturunkan dari orangtuanya. Mendidik anak juga erat kaitannya dengan metode yang tepat.

Melalui metode mendidik anak yang tepat, sifat dan perilaku anak dapat kita bentuk sesuai yang kita harapkan.

Metode tersebut berupa pola asuh yang tepat. Pola asuh merupakan pola perilaku yang diterapkan orangtua pada anak yang dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu. Pola asuh dapat berupa pola interaksi, penerapan aturan, dan sistem reward and punishment.

Pola asuh seringkali dipengaruhi oleh masa lalu orangtuanya. Dalam mendidik anak, orangtua seringkali mengacu dengan pola didik yang ia terima sewaktu kanak-kanak. Entah menyesuaikan dengan yang pernah ia terima atau justru sebaliknya.

Bila para orang tua merasa pola asuh yang ia terima sewaktu kecil membuatnya nyaman, biasanya mereka akan menjalankan pola asuh yang sama.

Bila para orang tua tidak nyaman dengan pola asuh yang ia terima, mereka pasti tidak akan menerapkan pola asuh tersebut pada anaknya.

 

4 Jenis Pola Asuh

Secara umum, pola asuh dalam mendidik anak dapat dikategorikan ke dalam empat jenis.

Namun pengkategorian ini tidak bersifat mutlak dan kaku. Bisa saja metode pola asuhnya berupa campuran dari beberapa metode.

 

#1 Otoriter

Pola asuh otoriter merupakan pola asuh yang menempatkan orangtua sebagai sosok yang paling benar dan harus dipatuhi. Cara mendidik anak yang sering digunakan bersifat top down, semuanya ditentukan oleh orangtua, sementara anak tidak diberikan suara.

Pola asuh otoriter biasanya membuat para orangtua menjadi egois dan keras kepala. Sang anak harus menuruti semua kehendak para orangtua sekali pun si anak tidak suka. Tak jarang semua dilakukan dengan paksaan.

Jika anak kedapatan menolak atau melawan, orangtua dengan pola asuh otoriter cenderung memberi hukuman terhadap pembangkangan. Pada tahap yang paling parah, hukumannya berupa hukuman fisik.

4 Jenis Pola Asuh yang Bisa Orang Tua Gunakan Untuk Mendidik Anak 4 Finansialku

[Baca Juga: Pentingnya Mengajarkan Pendidikan Karakter Pada Anak]

 

Pola asuh otoriter sangat memungkinkan adanya jarak yang tercipta antara anak dan orangtua. Hal ini dikarenakan anak merasa takut untuk dekat dengan orangtua, sementara orangtua bersifat kaku dan tidak hangat terhadap anaknya.

Dampak paling parah dari pola asuh ini adalah anak merasa tertekan dan terasing di dalam rumahnya sendiri. Hal tersebut bisa berujung pada pembangkangan dan anak menjadi agresif di luar rumah.

 

#2 Permisif

Pola asuh permisif merupakan pola asuh yang berbanding terbalik dengan pola asuh otoriter. Pola asuh permisif merupakan pola asuh yang membebaskan keinginan anak. Semuanya serba boleh, tidak ada peraturan yang ketat.

Orangtua seringkali selalu menuruti keinginan anak dan memaklumi kesalahan-kesalahan anak. Sehingga sistem reward and punishment tidak berlaku efektif karena orangtua merasa tidak enak bila memberikan hukuman.

Pola asuh permisif memang membuat hubungan antara orangtua dan anak menjadi hangat dan erat. Namun sangat mungkin juga anak menjadi sosok yang manja dan kurang tanggung jawab.

Hal ini bisa berujung kesulitan bagi si anak di masa yang akan datang karena sulit untuk mandiri dan mengandalkan bantuan orangtua atau orang lain.

Selain itu, perintah orangtua juga sangat mungkin diabaikan karena tahu tidak akan diberi hukuman dan dimaklumi.

 

#3 Pengabaian

Pola asuh yang satu ini merupakan bentuk ketidakpedulian dari orangtua. Mereka tidak mengasuh dan mendidik anak secara langsung. Semuanya dilakukan oleh tangan orang ketiga. Misalnya babysitter atau mertua.

Orangtua tipe ini seringkali adalah orangtua yang fokus mengejar karier dan tidak punya banyak waktu luang bagi anak atau keluarga.

Anak yang tumbuh dalam pola asuh seperti ini akan kehilangan sentuhan dan kasih sayang dari orangtuanya.

Iklan Banner Perencanaan Dana Pendidikan Anak - 728x90

Download Aplikasi Finansialku di Google Play Store

Anak-anak dari pola asuh ini terpaksa meraba-raba sendiri mengenai apa yang mesti dilakukan atau justru dekat dengan pengasuhnya yang bukan orangtuanya sendiri. Mereka pun cenderung menjadi sosok yang tertutup.

Kesulitan mencari sosok yang bisa ia jadikan sebagai tempat berkeluh kesah. Dampaknya bisa membuat sang anak menjadi menutup diri terhadap pergaulan, rendah diri, tidak percaya diri hingga berujung depresi.

 

#4 Demokratis

Pola asuh demokratis merupakan pola asuh perpaduan antara otoriter dan permisif. Pola asuh demokratis bisa dibilang merupakan yang paling ideal. Hal ini dikarenakan keinginan anak dihargai dan didengarkan sementara orangtua tetap memegang kendali.

Dalam pola asuh ini, hubungan antara anak dengan orangtua bisa menjadi hangat di satu waktu, namun di waktu yang lain orangtua menjadi tegas. Selain itu, pengambilan keputusan merupakan kesepakatan antara orangtua dan anak.

4 Jenis Pola Asuh yang Bisa Orang Tua Gunakan Untuk Mendidik Anak 1 Finansialku

[Baca Juga: Hubungan Ibu dan Anak Bisa Makin Rukun dengan Mempraktikkan 6 Cara Ini]

 

Keterbukaan juga dijunjung tinggi dalam pola asuh ini, setiap keputusan yang diambil disertai alasan mengapa boleh dan tidak boleh. Sistem reward and punishment juga berlaku secara efektif. Sehingga melatih kemampuan anak untuk bertanggung jawab.

Namun pola demokratis harus dijalankan secara seimbang. Jangan sampai justru berat sepihak hingga berakhir pada pola asuh permisif atau otoriter.

Bila berhasil, pola asuh demokratis dapat membuat anak menjadi sosok yang memiliki harga diri tinggi, mandiri, tumbuh rasa percaya diri, bisa mengontrol diri dan bertanggung jawab terhadap keputusannya.

 

Pola Asuh Melalui Pendidikan

Anak-anak tak pernah lahir dengan kehendak mereka sendiri, para orangtua lah yang membawanya ke kehidupan ini. Oleh karena itu, orangtua bertanggung jawab untuk memberikan yang terbaik bagi anaknya sebagai bekal di masa depan.

Itulah mengapa pola asuh yang baik sangat penting dalam menyiapkan masa depan anak.

Namun, pola asuh akan jauh jadi lebih sempurna bila digabungkan dengan pendidikan yang berkualitas.

Pola asuh yang baik ditunjang dengan bekal pendidikan yang baik akan memperbesar jalan kesuksesan sang anak di masa depan.

Berbeda dengan pola asuh yang mengedepankan perhatian dan afeksi dari orang tua, pendidikan menghadirkan masalah yang lebih kompleks bagi para orangtua, terutama dari biaya pendidikan yang tinggi untuk jangka waktu yang panjang. Tak sampai di situ, biaya ini pun selalu mengalami kenaikan tiap tahunnya.

Oleh karena itu perlu disiapkan strategi yang matang dan tepat khususnya dalam persoalan biaya pendidikan. Salah dalam mengambil keputusan, entah terjerat utang atau menunda sekolah anak. Dua pilihan yang sama buruknya.

Namun, dua hal tersebut berhasil dihindari oleh klien kami, Bu Muria. Melalui persiapan dan strategi yang matang, ia mampu menjamin anaknya untuk mendapatkan pendidikan yang baik, tepat waktu hingga lulus sarjana kelak.

Cara yang dilakukan oleh Bu Muria sangat sederhana. Cara yang beliau gunakan telah kami rangkum ke dalam sebuah e-book berjudul Bagaimana Caranya Menyekolahkan Anak dari TK sampai Sarjana, Tanpa Utang! Silakan download ebook berikut, GRATIS!!!

Ebook Dana Pendidikan Anak - Finansialku Mockup

 

Bila Anda tertarik mengikuti langkah Bu Muria dalam menyiapkan rencana biaya pendidikan yang tepat, berikut beberapa langkah singkat yang dapat Anda coba.

  1. Mencari tahu berapa dana pendidikan yang diperlukan.
  2. Melakukan perhitungan secara finansial: berapa kekurangan biayanya (dengan memperhatikan inflasi), berapa yang harus diinvestasikan, periode investasi, dan lain sebagainya.
  3. Memilih produk asuransi yang tepat sebagai strategi manajemen risiko.
  4. Memilih produk investasi yang tepat sebagai strategi memenuhi kebutuhan dana pendidikan.
  5. Melakukan review.

 

Jika Anda berhasil menerapkan lima strategi tersebut, pendidikan anak bukan lagi menjadi hal yang membuat Anda menghela nafas panjang. Semua sudah tersusun rapi lewat strategi yang matang dan tepat.

Cukup mengikuti jadwal dan berbagai rencana yang dibuat, niscaya anak Anda akan bisa sekolah hingga menjadi sarjana tanpa jerat utang. Ingat, tidak ada kata terlambat dalam memulai!

Segera siapkan rencana biaya pendidikan anak Anda. Dalam mendidik anak, cara yang terbaik adalah perpaduan pola asuh yang tepat dan pendidikan yang baik dan memadai. Jadi segeralah menjadi sosok seperti Bu Muria. Selamat berusaha!

 

Apakah Anda merasa terbantu dengan adanya artikel ini? Jangan ragu untuk membagikan pada teman Anda. Agar semua orang bisa mendapatkan manfaat dan merasakan keuntungannya.

 

Sumber Referensi

  • Agung Han. 20 Januari 2017. 4 Jenis Pola Asuh dan Dampaknya pada Anak. Kompas.com – https://goo.gl/88Eqpe

 

Sumber Gambar:

  • Pola asuh anak – https://goo.gl/UEsh4c
  • Pola asuh anak 2 – https://goo.gl/E7jZM6
  • Pola asuh anak 3 – https://goo.gl/TkrndP