Bagaimana prospek ANTM dan ADRO yang tengah memasuki lini bisnis mobil listrik? Apakah bisa menguntungkan? Mari simak informasi lengkapnya berikut ini.

 

Antam dan Adaro Masuk Bisnis Mobil Listrik

Prospek saham terkait kendaraan listrik memang menarik, apalagi Indonesia saat ini tengah mempersiapkan diri untuk menjadi pemain utama dalam rantai pasokan.

Bermodal cadangan nikel yang melimpah dan aluminium, berbagai perusahaan energi berlomba untuk memasuki lini bisnis ini.

Kenaikan harga komoditas termasuk nikel akibat sentimen geopolitik Rusia-Ukraina diproyeksikan akan terus berlanjut hingga semester I di tahun 2022.

Ada ANTM dan ADRO yang menyatakan siap menggarap proyek Integrasi Baterai EV Indonesia, bagaimana prospeknya?  Yuk, kita bahas!

 

PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM)

Kinerja saham ANTM yang cukup baik sejak 3 bulan terakhir.

Sentimen positif kerja sama ANTM melalui PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) dengan anak perusahaan Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL) asal China, Guangdong Brunp Recycling Technology Co., Ltd (Brunp).

Anak usaha Antam, PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) telah mengantongi investasi senilai US$ 15 miliar dari dua kemitraan yang dijalin untuk mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik di Tanah Air.

Sekilas info, bahwa IBC adalah anak perusahaan dari MIND ID, PLN, Pertamina, dan Antam yang mendapatkan tugas untuk mengembangkan baterai kendaraan listrik dalam rangka menguatkan kemandirian manufaktur otomotif nasional.

Kerja sama ini dijalin dengan Tiongkok, korporasi asal Tiongkok PT Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL) untuk inisiatif proyek baterai kendaraan listrik terintegrasi.

Perakitan Baterai Mobil Listrik - Shutterstock

Ilustrasi Perakitan Baterai Mobil Listrik. Sumber: Shutterstock

 

Lalu, kemitraan kedua dengan Korsel, perjanjian serupa dengan LG Energy Solution.

Kerja sama dalam proyek Integrasi Baterai EV Indonesia tersebut meliputi penambangan dan pemrosesan nikel, pengolahan bahan baterai EV, pembuatan baterai EV, serta daur ulang baterai.

Proyek ini nantinya bernilai investasi hingga US$ 5.968 miliar. Kerja sama ini akan digarap di Kawasan Industri FHT Halmahera Timur Maluku Utara, dan beberapa tempat lainnya.

Proyek ANTM ini dinilai akan meningkatkan kinerja CATL di bidang industri baterai, menurunkan biaya produksi, hingga mendorong pengembangan bisnis daur ulang baterai.

Selain itu, memastikan ketersediaan pasokan bahan baku yang diperlukan.

 

PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO)

Adaro Energy Indonesia Tbk. makin serius menggarap industri aluminium sebagai bagian dari diversifikasi portofolio bisnis perusahaan ke depan.

Melansir suara.com, Presiden Direktur Adaro Energy Indonesia Garibaldi Thohir menyampaikan tahun ini dan tahun 2023 pembangunan smelter sudah bisa dimulai, sehingga pada 2024 pembangunannya sudah selesai.

Boy Thohir juga menyampaikan, bisnis Aluminium ini nantinya mendukung teknologi mobil listrik berbahan aluminium, seperti yang digunakan oleh mobil listrik Lucid.

Semuanya serba aluminium, mulai dari rangka mesin hingga bodi mobil, yang menghasilkan mobil berbobot sangat ringan.

[Baca Juga: Raup Laba Bersih Hingga 19%, Telkom Cetak Rp 24,7 Triliun pada 2021]

 

Melalui Anak usaha Adaro Energy yaitu PT Adaro Aluminium Indonesia telah menandatangani Surat Pernyataan Maksud Investasi (Letter of Intention to Invest) sebesar Rp 10,4 triliun untuk membangun smelter aluminium di Kawasan Industri Hijau Indonesia, Kalimantan Utara.

Keputusan perusahaan masuk pada industri aluminium juga sejalan dengan transformasi Adaro menuju empat pilar bisnis yaitu Coal, Mineral, Clean Energy dan Adaro Green Industry.

Fokus perusahaan saat ini adalah membangun smelter karena investasi untuk pembangunan smelter aluminium merupakan bagian dari mendukung program hilirisasi industri yang telah dicanangkan pemerintah.

 

Pergerakan Harga Saham ANTM dan ADRO

Pergerakan saham ANTM dan ADRO memang menarik untuk diamati, di tengah kinerja emiten yang memuaskan dan proyek perusahaan terkait.

 

PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM)

ANTM bergerak melemah saat tulisan ini diproduksi (20/4/22) di harga 2.760 yang sudah naik 60,6% selama 3 bulan terakhir, dan 3,7% selama pekan lalu.

Hingga market sesi 1 pada 20 April 2022, ANTM mengalami koreksi hingga 2,81%, terlihat dari indikator MACD yang masih berada di atas titik 0 berarti masih dalam trend bullish dengan signal jual tipis.

Pergerakan Harga Saham ANTM

Pergerakan Harga Saham ANTM 3 Bulan Terakhir. Sumber: Tradingviews

 

Support 2690-2730/lembar dan harga ANTM masih menunjukkan trend bullish sejak Maret, resistance 3040/lembar.

Jika Sobat Finansialku ingin mendapatkan keuntungan lebih di pasar saham, Anda bisa menggunakan teknik value investing yang bisa Anda simak informasi lengkapnya dalam video ini.

 

PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO)

ADRO bergerak melemah di harga 3,180 yang sudah naik 42,6% selama 3 bulan terakhir, dan 1,3% selama pekan lalu.

Hingga market sesi 1 ADRO mengalami koreksi -2,14%, terlihat dari indikator MACD yang masih berada di atas titik 0 berarti masih dalam trend bullish dengan signal jual tipis.

Support 3200/lembar dan harga saham ADRO bisa saja melambung semakin tinggi jika sentimen positif akibat naiknya harga batu bara dan ekspor yang meningkat nantinya.

Pergerakan Harga Saham ADRO

Pergerakan Harga Saham ADRO 3 Bulan Terakhir. Sumber: Tradingviews

 

Sebelum Anda membeli saham kedua emiten ini, yuk ketahui dulu bagaimana cara mendapatkan keuntungan di saham dengan membaca ebook gratis di bawah ini. Klik banner-nya dan praktikkan kemudia.

Banner Iklan Ebook Petunjuk Praktis Dapat Keuntungan di Saham - HP
Banner Iklan Ebook Petunjuk Praktis Dapat Keuntungan di Saham - PC

 

Kesimpulan

Beberapa perusahaan di antaranya ANTM dan ADRO ikut mendukung inisiasi pemerintah dalam pengembangan baterai kendaraan listrik.

Sebagai upaya untuk pengembangan hilirisasi industri baterai yang terintegrasi dan meningkatkan nilai tambah komoditas mineral Indonesia ke arah yang lebih strategis.

Sektor tambang yang siklikal ini memang fluktuatif. Ini disebabkan volume produksi dipengaruhi oleh efisiensi dan produktivitas operasional

Kerjasama yang dijalin dengan perusahaan global juga mendukung penggarapan proyek baterai listrik ini.

Pergerakan saham sektor batu bara dan energi juga umumnya relatif searah, untuk Anda yang ingin berinvestasi di sektor ini baiknya lebih memperhatikan perusahaan yang paling likuid pergerakannya di market.

Anda bisa dapat update informasi seputar investasi saham dan instrumen lainnya dalam sepekan ke depan di artikel Investment Outlook.

 

Dari kedua emiten di atas, apakah Anda tertarik untuk berinvestasi di antaranya? Atau adakah emiten lain yang masuk di bisnis ini? Yuk, tuliskan opini Anda di kolom komentar di bawah.

Jangan lupa bagikan informasi ini pada rekan-rekan lainnya. Terima kasih.

 

Editor: Ratna Sri H.

Sumber Referensi:

  • Kontan.co.id
  • Market.bisnis.com
  • CNN Indonesia
  • RTI
  • tradingviews.com