Mayoritas investor pemula kapok berinvestasi ketika mengalami kerugian. Mindset yang salah dan kurangnya pengalaman menjadi salah satu alasannya. Namun, mindset investasi seperti apa yang harus investor hindari?
Simak penjelasannya di artikel berikut ini!
Summary:
- Investor pemula harus memperhatikan beberapa aspek dala memilih instrument investasi
- Mindset yang salah akan membuat Anda mengalami kerugian dalam berinvestasi
5 Mindset Investasi yang Harus Investor Hindari
Investasi tidak pernah lepas dari jeratan kerugian. Namun, sebagai investor Anda bisa meminimalisir kerugian tersebut.
Salah satunya dengan mindset yang benar dalam berinvestasi. Oleh karena itu, berikut 5 mindset investasi yang harus Anda hindari sebelum mengalami kerugian!
#1 Berpikir cuan jangka pendek
Berinvestasi memiliki jangka waktu yang berbeda-beda. Namun, dalam kasus ini banyak investor pemula yang ingin cuan dengan berinvestasi dengan jangka waktu yang pendek.
Mindset ini tidak sepenuhnya salah. Akan tetapi, berinvestasi dalam jangka pendek (harian atau mingguan), Anda akan terkecoh dan terperangkap di posisi serba salah.
Seperti saat Anda membeli saham harganya malah turun, namun ketika Anda jual sahamnya malah mengalami kenaikan harga.
Saya sarankan dalam berinvestasi sebaiknya menggunakan jangka waktu menengah (2-5 tahun) atau investasi jangka panjang (>5 tahun).
Hal ini dikarenakan jika berinvestasi dalam waktu jangka panjang dapat meningkatkan nilai aset investasi dari waktu ke waktu agar tidak tergerus inflasi.
Selain itu, skema ini membuat investor memiliki kesempatan yang besar untuk mendapatkan keuntungan dari investasi yang substansial.
#2 Ikut-ikutan kata orang lain
Akumulasi, partisipasi, distribusi, dan kapitulasi dalam investasi
Herding behaviour atau ikut-ikutan orang lain merupakan mindset yang salah dalam berinvestasi.
Karena dalam berinvestasi saham terdapat siklus harga. Mulai dari akumulasi harga yang naik dan turun pada rentang waktu tertentu, adanya channeling up hingga channeling down.
Simak ulasan mengenai akumulasi, partisipasi, hingga kapitulasi di video berikut ini.
Sering kali kita membeli saham yang benar, namun saham tersebut sedang berada di fase akumulasi sehingga pergerakan harganya belum signifikan.
Sama halnya dengan membeli saham dari hasil ikut-ikutan orang bisa jadi nanti merasa kena prank.
Anda dapat rekomendasi untuk membeli suatu saham, namun yang merekomendasi malah menjual saham tersebut.
Sehingga ada baiknya ketika membeli saham Anda harus mempelajari laporan keuangan perusahaan agar lebih aman.
[Baca juga: 10 Cara Belajar Investasi Saham Untuk Pemula dan Keuntungannya]
#3 Over percaya diri
Mindset percaya diri memang dibutuhkan dalam berinvestasi. Namun, akan sangat berbahaya jika terlalu percaya diri karena akan mengalami kerugian.
Contohnya adalah Anda menemukan saham yang sedang diskon aat itu dan Anda memilih untuk all in ke saham tersebut.
Ini bisa menjadi sebuah keuntungan jika memang saham diskon tersebut memiliki prospek yang bagus. Namun, jika saham tersebut menjadi turun akan membuat Anda mengalami kerugian yang besar karena sudah all in.
Catatan dalam membeli saham untuk investor pemula adalah ketika Anda percaya diri membeli sebuah saham, harus tetap memperhatikan aturan main dalam membeli saham. Misalnya:
- Investasi di 1 saham, maksimal 30% – 35% modal.
- Ketika masuk, bertahap (jangan langsung sekaligus). Ingat harga saham masih bisa naik dan juga masih bisa turun.
#4 Tidak memperhatikan fundamental
Analisis fundamental merupakan salah satu hal yang paling penting bagi investor. Namun, inilah yang menjadi kesulitas bagi investor pemula.
Grafik Saham GoTo. Sumber: Google Finance
Kita ambil contoh saham GoTo di tahun 2021 saat IPO dengan harga Rp 350 per lembar. Pada saat itu Gojek dan Tokopedia merupakan perusahaan dengan brand yang sangat bagus dan banyak pengguna.
Namun, ketika Anda mengetahui laporan keuangan GoTo dan fundamentalnya, saham ini termasuk yang tidak disarankan untuk banyak orang beli.
Lesson learnnya bedakan antara ketika kita membeli produk atau layanan sebuah perusahaan, dengan membeli perusahaannya. Perusahaan yang layanannya bagus, belum tentu perusahaannya bagus secara keuangan.
#5 Tidak diversifikasi / diversifikasi kebanyakan
Diversifikasi saham atau penyebaran portofolio saham merupakan strategi investasi untuk meningkatkan hasil di beberapa saham. Kenapa hal ini perlu Anda lakukan sebagai investor?
 “diversification is a protection against ignorance. It makes very little sense for those who know what they are doing.” – Warren Buffet
Bayangkan jika Anda memiliki dana Rp 300 juta dan Anda hanya membeli saham di satu emiten.
Anda akan bahagia jika saham tersebut harganya naik sebesar 50%, Anda akan mengantongi uang segar sebesar Rp 450 juta. Tapi, jika harganya turun Anda akan mengalami kerugian yang sangat besar.
Itulah fungsi dari diversifikasi, agar risiko investasi tidak terpusat di satu saham atau mengurangi peluang kerugian.
Namun, jika Anda membagi dana investasi ke 10 sampai 20 saham sudah tidak termasuk investasi saham namun koleksi saham.
Selain itu, perlu Anda ketahui diversifikasi portofolio haruslah melalui perhitungan yang matang. Sebab, jika tidak investasi Anda tidak akan maksimal atau bahkan rugi.
Oleh karena itu, jika ingin tahu lebih dalam mengenai diversifikasi portofolio investasi, ikuti Wealth Building Masterclass: Membangun Kekayaan & Meraih Kebebasan Finansial Lewat Saham di Tahun 2025!
Dapatkan strategi investasi terbaik dari Melvin Mumpuni dan Rivan Kurniawan dengan cara daftar webinar melalui Whatsapp 0852 2239 4413 atau klik banner di bawah ya!
Pertimbangan Sebelum Investor Pemula Mencoba Berinvestasi
Antara satu investor dengan investor lainnya memiliki kondisi yang berbeda. Latar belakangnya pun berbeda. Banyak yang berbeda sehingga dibutuhkan informasi terkait apa saja yang bisa dipertimbangkan dalam memilih produk investasi.
Jika disebutkan langsung produk investasinya, agaknya kurang bisa diaplikasikan untuk setiap investor pemula yang membaca.
#1 Waktu
Waktu bisa dipertimbangkan ketika Anda memilih instrumen investasi. Waktu yang dimaksud adalah kondisi Anda atau waktu yang Anda miliki untuk bisa fokus berinvestasi.
Apakah Anda membutuhkan investasi jangka panjang atau jangka pendek, utamanya pilihan ada di sini jika membahas pertimbangan waktu. Dahulu mungkin hanya investasi jangka panjang saja yang bisa memberikan keuntungan besar.
Namun tidak di zaman modern ini, jika Anda mau belajar dan cukup selektif, pasti bisa menemukan investasi jangka pendek yang sama-sama bisa berikan keuntungan besar.
Itu jika Anda menginginkan investasi jangka pendek namun tetap untung besar. Jika tidak diinginkan pun tak masalah, tetap ada investasi jangka pendek yang berikan keuntungan pas-pasan namun memiliki risiko yang lebih rendah.
Selalu saja ada yang unggul dalam suatu instrumen investasi. Ada investasi yang risikonya rendah namun keuntungannya tidak banyak, ada yang sebaliknya, ada yang jangka panjang risikonya rendah, dan ada juga yang sebaliknya.
Ada yang butuh modal kecil, keuntungan besar, namun risiko tinggi. Semua ini akan jadi pertimbangan berikutnya yang lebih spesifik. Untungnya ini akan jadi kesempatan bagi Anda untuk mencoba atau belajar berspekulasi.
[Baca Juga: Ampuh! Inilah Strategi Investasi yang Dibutuhkan Pebisnis Online]
#2 Pengalaman
Ada tidaknya pengalaman mempengaruhi instrumen untuk investasi yang Anda pilih.
Sudah punya pengalaman berinvestasi di produk investasi tertentu mungkin akan langsung membuat Anda bisa memilih produk yang sama kali ini. Namun bagi Anda yang belum punya pengalaman, akan butuh lebih banyak waktu untuk memilih.
Tak perlu khawatir bila benar Anda belum punya pengalaman untuk berinvestasi. Sebab sekarang ini sudah banyak produk investasi yang bisa dipelajari dengan mudah, bisa-bisa saja tetap untung meski investornya tidak ada pengalaman, dan ada juga yang sudah ada manajer investasinya.
Bicara soal manajer investasi, merupakan pihak yang akan mengolah nominal yang diinvestasikan untuk bisa berikan keuntungan.
Manajer investasi dipilih berdasarkan rekam jejaknya sehingga Anda bisa mendapatkan investasi dengan risiko rendah.
#3 Pengetahuan
Gunakan pengetahuan yang Anda miliki dalam memilih instrumen investasi. Bisa juga dari pengalaman, sebab pengalaman memberikan Anda pengetahuan.
Pengetahuan tentang bagaimana cara memilih investasi yang memiliki prospek besar sangat penting untuk dilakukan. Hal tersebut juga bisa diperoleh dengan mencari tahu kepada ahlinya.
#4 Besar Risiko (Risk Tolerance)
Apakah Anda adalah investor yang memiliki risk tolerance tinggi? Atau ingin yang aman-aman saja? Bisa dipertimbangkan hal ini karena setiap produk investasi membutuhkan kapasitas risk tolerance yang berbeda-beda.
#5 Durasi
Durasi menjadi pertimbangan sebelumnya. Apakah dalam investasi kali ini tujuan Anda adalah untuk mendapatkan tambahan modal cepat, apakah untuk ekspansi bisnis, untuk menambah produk, atau untuk kebutuhan lainnya.
Jika sudah tahu untuk apa keuntungan yang didapatkan, maka akan mudah bagi Anda untuk memilih produk investasi berdasarkan waktunya.
Katakanlah seperti investasi deposito yang biasa membutuhkan waktu tahunan dengan reksadana yang membutuhkan waktu bulanan saja, bisa dipilih bukan?
#6 Modal
Modal tentu saja sangat mempengaruhi instrumen investasi yang dipilih. Modal yang besar bisa memberikan Anda produk-produk investasi seperti saham, deposito, hingga properti.
Sedangkan untuk investasi yang menerima modal kecil, bisa dipilih investasi emas, reksa dana, atau jenis investasi lainnya yang tidak banyak modalnya.
Karena hal ini bisa dipertimbangkan, bahkan menjadi salah satu pertimbangan penting, harus diketahui sesegera mungkin berapa modal yang bisa disiapkan untuk berinvestasi.
Jangan memaksa bila menurut Anda nominal yang disiapkan kecil, semuanya harus tetap sesuai dengan rencana dan keuangan bisnis.
#7 Kapasitas
Kapasitas dalam berinvestasi kali ini juga bisa jadi pertimbangan. Kapasitas yang mempengaruhi Anda akan berinvestasi berapa, kapasitas dari bisnis Anda sehingga tahu berapa nominal maksimal yang sebaiknya diinvestasikan, dan kapasitas-kapasitas lainnya yang sifatnya lebih spesifik.
Instrumen investasi ditawarkan sesuai dengan kapasitas investornya. Ada yang membutuhkan modal besar sehingga kapasitas investornya harus besar, juga ada yang kecil.
Tak melulu investor yang punya kapasitas atau kemampuan bermodal besar harus memilih investasi yang butuh modal besar.
Untuk belajar atau kebutuhan menambah pengalaman menggunakan produk investasi tertentu, bisa dipilih yang butuh modal kecil-kecilan.
Perbaiki Mindset Investasi Untuk Meraih Cuan  Â
Sekarang Anda sudah mengetahui mindset yang membuat Anda mengalami kerugian dalam berinvestasi. Dengan memperbaiki mindset Anda akan memperbesar peluang dalam meraih cuan di investasi.
Jika memerlukan jasa konsultasi keuangan dalam berinvestasi, Anda bisa mencoba jasa konsultasi keuangan dari Finansialku untuk mendapatkan saran dan masukan untuk investasi.
Buat jadwal konsultasi dengan financial planner yang tersertifikasi melalui Whatsapp 0851 5866 2940 ya!
Disclaimer:Â Finansialku adalah perusahaan perencana keuangan di Indonesia yang melayani konsultasi keuangan bersama Certified Financial Planner (CFP) seputar perencanaan keuangan, rencana pensiun, dana pendidikan, review asuransi dan investasi.Â
Finansialku bukan platform pinjaman online dan tidak menerima layanan konsultasi di luar hal-hal yang disebutkan sebelumnya. Artikel ini dibuat hanya sebagai sarana edukasi dan informasi.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Sumber Gambar:
- 01 – https://bit.ly/3cfOIUJ
- 02 – http://bit.ly/2PpdzfC
Leave A Comment