Sebagian besar dari kita pasti pernah mendengar kata Aset, ada Aset Produktif dan Aset Konsumtif. Dalam konteks personal finance, aset adalah sumber daya yang dimiliki dan mempunyai nilai bagi kehidupan seseorang.

Aset dapat berbentuk, mulai dari kendaraan bermotor, tanah, rumah, hingga ke perlengkapan rumah tangga seperti halnya televisi, telepon seluler, pakaian, sepatu, dan lain-lain.

Sayangnya, dari keseluruhan aset tersebut tidak semuanya mampu menghasilkan pendapatan maupun keuntungan untuk Anda. Ada juga aset yang nilainya akan meningkat di kemudian hari.

Dalam ilmu ekonomi, aset dapat dibagi ke dalam dua kategori, yakni Aset Produktif dan Aset Konsumtif. Apa perbedaan antara keduanya?

 

Artikel ini dipersembahkan oleh:

Logo Rivan Kurniawan

 

Definisi Aset Produktif dan Aset Konsumtif

Aset produktif merupakan aset yang nilainya meningkat di kemudian hari, dan bahkan bisa menghasilkan pendapatan yang berulang. Bahkan bisa menghasilkan pendapatan sekaligus keuntungan, karena memiliki nilai jual yang semakin tinggi daripada pada saat kita membelinya.

Di sisi lain, aset produktif ini karakteristiknya cukup unik, karena ada beberapa aset yang bisa dikategorikan sebagai aset produktif dan juga konsumtif.

Ketika benda-benda yang dikategorikan konsumtif, ternyata dapat menghasilkan sesuatu yang lebih bagi pemiliknya, maka bisa tergolong ke dalam aset produktif.

Sedangkan aset konsumtif dari sisi nilai akan menurun seiring dengan waktu, dan tidak dapat menghasilkan keuntungan kembali.

Hal ini terjadi karena nilai dari aset konsumtif akan berkurang setiap periodenya. Berkurangnya nilai aset konsumtif ini bisa disebut dengan “Depresiasi” atau penyusutan.

TTS Mengenal Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) 02 KIK EBA 2 - Finansialku

[Baca Juga: Beli Aset yang Menghasilkan Pendapatan Pasif, Bisa Makin Kaya Lho!]

 

Aset konsumtif ini sendiri adalah barang yang umumnya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, dan karena untuk menunjang aktivitas setiap harinya maka risiko depresiasinya pun semakin besar.

Di sisi lain, aset konsumtif ini memakan nilai uang yang sudah Anda investasikan karena ada faktor depresiasi seperti halnya kerusakan, berubah bentuknya sebuah aset dan lain sebagainya.

Dari sisi kepuasan maka aset konsumtif memang bisa menghasilkan kepuasan untuk penggunanya. Akan tetapi jika bicara tentang masa depan, nilainya akan berkurang karena depresiasi tadi.

 

Jenis-jenis Aset Produktif dan Aset Konsumtif

Sebagai seorang investor, Anda perlu memahami perbedaan antara Aset Produktif dan Aset Konsumtif.

Simak selengkapnya jenis investasi yang tergolong Aset Produktif, dan apa saja jenis investasi pada Aset Konsumtif.

 

Investasi Pada Aset Produktif

Investasi pada aset produktif memiliki kemampuan untuk bertahan dalam periode inflasi, serta akan menghasilkan nilai yang lebih besar di masa yang akan datang.

Jika Anda memutuskan berinvestasi pada jenis aset produktif ini maka Anda akan memperoleh keuntungan. Investasi pada aset produktif juga dapat menjadi sumber penghasilan yang berulang dan meningkat di masa depan.

Contoh dari aset produktif ini yaitu investasi pada Real Asset seperti emas, properti dan bisnis.

Rumah tempat tinggal dapat termasuk Aset Produktif, karena meskipun saat ini tidak menghasilkan pendapatan namun secara nilai akan meningkat dari tahun ke tahun.

Demikian pula, bisnis yang Anda miliki sekarang merupakan aset karena nilai dari bisnis juga dapat meningkat seiring dengan berkembangnya bisnis tersebut.

Mengenal Rasio CAMEL (Capital, Asset Quality, Management, Earning, and Liquidity) 00 - Finansialku

 

[Baca Juga: Cari Tahu! Cara Menambah Aset dan Meningkatkan Kekayaan Berlipat-Lipat!]

 

Selain Real Asset, aset produktif juga dapat berupa Paper Asset seperti investasi pada saham dan surat obligasi.

Investasi saham merupakan Aset Produktif, karena jika Anda membeli saham dari perusahaan yang memiliki fundamental yang baik, maka nilainya senantiasa akan meningkat dari waktu ke waktu.

Tidak hanya itu, sebagai investor saham Anda pun bisa menjadikannya sebagai passive income.  

 

Investasi Pada Aset Konsumtif

investasi pada aset jenis ini adalah sebuah aset yang tidak dapat menghasilkan pendapatan ataupun keuntungan di masa mendatang. Karena selain itu, untuk memelihara aset ini Anda harus mengeluarkan uang.

Contoh sederhana yang dengan mudah dijumpai, di antaranya: gadget, mobil, dan barang mewah lainnya.

Alasan yang membuat barang-barang di atas disebut sebagai aset tidak produktif, karena ketika membelinya hari ini maka harga di masa yang akan datang, nilainya akan semakin berkurang.

11-Langkah-Menuju-Kebebasan-Finansial-2-Aset-Properti-Rumah-Finansialku

[Baca Juga: Wahh.. Ternyata Begini Kehidupan Sosialita di Jakarta, Berapa Biayanya?]

 

Anggap saja saat ini Anda membeli sebuah mobil baru dengan harga Rp400 juta, selang setahun kemudian Anda berniat menjualnya. Kira-kira, harganya akan semakin naik atau turun?

Meskipun itu mobil baru dan baru Anda pakai sekitar 4 bulan, maka itu sudah mobil bekas. Tentu harganya pun akan turun.

Contoh lain adalah smartphone yang Anda gunakan untuk berkomunikasi, meskipun harga saat membelinya sangat mahal namun secara nilai akan turun. Terlebih lagi jika Anda ingin menjualnya, mungkin harga jualnya akan sangat jauh lebih murah.

 

Middle Class Income Trap (Jebakan Pendapatan Kelas Menengah)

Banyak bermunculan kaum middle class income (yang sebenarnya memiliki active income yang “lumayan”), namun tidak dibarengi dengan kecerdasan finansial.

Ketika pada middle class income ini memiliki active income yang meningkat dan di atas rata-rata, mereka jauh lebih memprioritaskan untuk membeli Aset Konsumtif, ketimbang Aset Produktif.

Apalagi dengan zaman media sosial seperti sekarang ini, sepertinya memiliki gadget yang keren jauh lebih penting ketimbang investasi saham.

Polling Apa Itu KIK Efek Beragun Aset 01 - Finansialku

[Baca Juga: Bukan Mimpi! Begini Cara Membangun Aset Hingga Miliaran Rupiah Sebelum Umur 40 Tahun]

 

Tidak bisa dipungkiri, sekarang ini kita hidup di zaman dimana kaya atau tidaknya seseorang dinilai dari apa yang dikenakannya, atau dari apa yang dipakainya.

Kalau seseorang mengenakan jam tangan mewah, mengendarai mobil mewah, mengenakan baju mahal, memposting liburan ke luar negeri, ngemil cantik di coffee shop ternama, maka statusnya akan “meningkat” di kalangan teman-temannya.

Akibatnya, banyak pula bermunculan kaum BPJS, atau “Budget Pas-Pasan Jiwa Sosialita”.

Sebaliknya, berapa banyak sih yang berpikir ketika Active Income-nya meningkat, maka uang yang ada ditempatkan di Aset Produktif seperti investasi saham?

Memang ada sih, tapi jumlahnya mungkin masih jauh lebih sedikit ketimbang mereka yang memprioritaskan dana yang ada untuk Aset Konsumtif.

Memangnya, kita gak boleh yah untuk punya Aset Konsumtif? Apakah semua dana kita harus untuk Aset Produktif?

Well, Adam Khoo dalam bukunya The Secret of Self Made Millionaire mengatakan bahwa orang-orang terkaya di dunia menggunakan uang yang mereka miliki untuk berinvestasi di Aset Produktif terlebih dahulu.

Mereka mengembangkan nilai di Aset Produktif ini sedemikian rupa dan menghasilkan Passive Income dari Aset Produktif tersebut.

Ketika Passive Income yang dihasilkan dari Aset Produktif tadi sudah sedemikian besar, barulah mereka menggunakannya untuk membeli Aset Konsumtif.

Ini yang membedakan antara orang yang benar-benar kaya, dan orang yang hanya terlihat kaya. Seperti salah satu prinsip yang dipegang: The Goal is To Be Rich, Not To Look Rich.

 

Pilih Mana??

Anda sekarang seharusnya lebih memahami bahwa tidak semua aset yang Anda miliki nilainya akan meningkat di masa yang akan datang.

Sebagai seorang investor, Anda perlu memahami aset mana yang menghasilkan nilai yang lebih tinggi di masa yang akan datang (Aset Produktif). Dan aset mana yang nilainya justru akan berkurang di masa yang akan datang (Aset Konsumtif).

Oleh sebab itu, Anda lebih bijak lagi dalam menggunakan dana yang Anda miliki.

 

 

Sedikit tips, coba lakukan analisis singkat sebelum melakukan pembelian aset:

  • Apakah nilai aset tersebut akan naik atau justru akan turun di masa depan?
  • Apakah aset yang kita pilih itu dapat menghasilkan uang di kemudian hari?
  • Coba hitung lebih banyak mana antara aset produktif dan aset konsumtif yang Anda miliki saat ini?

 

Ingat bahwa orang-orang terkaya di dunia memprioritaskan untuk membeli Aset Produktif terlebih dahulu.

Sampai pada saatnya, Aset Produktif tadi memberikan passive income yang lebih dari cukup, barulah mereka menggunakannya untuk membeli Aset Konsumtif. So, be smart ya guys.

Jika Anda merasakan manfaat setelah membaca artikel ini, tidak salahnya untuk berbagi informasi ini kepada rekan terdekat Anda.

Ayo, buat mereka juga mengetahui dan mengenal perbedaan antara aset produktif dan aset konsumtif sehingga mereka pun bisa melakukan mana yang sebaiknya dilakukan atau tidak.

Jika Anda membutuhkan konsultasi, silakan gunakan menu Tanya Jawab pada Aplikasi Finansialku untuk bertanya kepada Perencana Keuangan profesional Finansialku.

 

Sumber Referensi:

  • Rivan Kurniawan. 28 April 2019. The Middle Income Trap In Millenial Era. Rivankurniawan.com – https://bit.ly/2OVhvnQ

 

Sumber Gambar:

  • Aset – https://bit.ly/2P0oETX