Fenomena Bubble Burst ditengarai sebagai efek badai PHK startup yang terjadi di Indonesia. Apakah ada penyebab lain?

Yuk, simak informasi selengkapnya dalam artikel Finansialku berikut ini.

 

Badai PHK Startup Indonesia, Apa Penyebabnya?

Badai PHK Startup tengah menjadi perhatian publik. Pasalnya, beberapa perusahaan startup besar telah melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawannya dalam jumlah yang cukup besar.

Yang terbaru, kabar badai PHK kini melanda dua perusahaan startup PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) atau LinkAja dan Zenius Education. Tak main-main, jumlah karyawan yang kena PHK mencapai ratusan orang.

Selain dua perusahaan tersebut, terdapat pula perusahaan startup raksasa lainnya yang mengambil langkah serupa seperti Gojek, Grab, TaniHub, hingga Fabelio.

 

Bubble Burst, Dianggap Sebagai Biang kerok Badai PHK

Tentu saja mengelola sebuah perusahaan rintisan hingga menjadi besar bukanlah hal yang mudah. Ditambah lagi saat ini sudah semakin banyak perusahaan startup yang terus bermunculan di Indonesia.

Alhasil, salah satu konsekuensi yang harus siap dihadapi oleh perusahaan startup di tanah air adalah munculnya fenomena Bubble Burst. 

Bubble Burst merupakan sebuah fenomena di mana pertumbuhan ekonomi yang terjadi terlalu tinggi akan tetapi dibarengi pula dengan kejatuhan yang relatif cepat.

Bubble Burst juga dapat ditandai dengan eskalasi nilai pasar yang sangat cepat terutama jika dilihat dalam pertumbuhan aset. 

[Baca Juga: Inilah Aturan Baru KTP: Nama Tidak Boleh Satu Kata!]

 

Pemicu Terjadinya Fenomena Bubble Burst

Bubble Burst alias gelembung ekonomi ini dapat tercipta karena dipicu adanya lonjakan harga aset. Lonjakan tersebut didorong dengan perilaku pasar yang terkena euforia.

Saat terjadinya euforia tersebut, aset akan diperdagangkan dengan harga maupun kisaran harga yang melebihi nilai intrinsik aset itu sendiri. 

Akan tetapi di sisi lain, para ahli masih berdebat mengenai penyebab pasti terjadinya fenomena Bubble Burst, terutama faktor penyebabnya. Bubble Burst sendiri baru dapat teridentifikasi ketika penurunan harga terjadi secara masif.

 

Bubble Burst Dapat Terjadi Karena Ekspektasi Tinggi Investor

Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengungkapkan bahwa ekspektasi tinggi dari para investor dapat menyebabkan Bubble Burst itu terjadi.

Terutama jika ekspektasi tersebut berhubungan dengan potensi perusahaan terhadap satu industri serta kemampuan mereka dalam menghasilkan pendapatan jangka pendek. 

Akan tetapi, jika dilihat secara fundamental, perusahaan startup tersebut masih merugi. Bahkan, nilai saham yang dimiliki pun bisa dikatakan overvalue.

“Padahal secara fundamental, sebagian startup masih terbilang merugi dan tidak memiliki daya saing sehingga nilai sahamnya menjadi overvalue. Kalau startup merugi tapi jadi pemenang di pasar dan punya masa depan is okay” ujar Bhima, melansir dari situs detik.com (27/05).

 

Langkah untuk Mencegah Terjadinya Bubble Burst

Tentu saja Bubble Burst adalah kondisi yang sangat tidak menguntungkan bagi perusahaan startup. Sehingga, antisipasi perlu dilakukan untuk mencegah hal tersebut terjadi.

Berdasarkan keterangan Bhima Yudhistira, ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh pihak perusahaan sebagai langkah pencegahan, di antaranya:

  • Evaluasi ulang target pasar
  • Ubah bisnis model jika terindikasi tidak memiliki prospek yang kompetitif
  • Lakukan inovasi produk maupun layanan
  • Lakukan kolaborasi dengan pihak-pihak yang berpotensial
  • Menurunkan target pertumbuhan secara wajar
  • Prioritaskan untuk memperkuat tim manajerial yang solid

[Baca Juga: Bersiap! NIK Resmi Jadi NPWP Mulai Tahun 2023]

 

Faktor Lain yang Menyebabkan Badai PHK Startup

Tidak hanya Bubble Burst, terdapat pula faktor lain yang mendekselerasi kinerja perusahaan sehingga timbul badai PHK karyawan.

Menurut juru bicara Kemenkominfo, Dedy Primadi, perusahaan startup mengalami kegagalan akibat faktor manajerial serta kurangnya fokus dalam menjalankan bisnis.

Selain itu kehabisan dana dan tidak adanya kebutuhan pasar juga menjadi faktor serupa.

Menurut laporan dari CB insights dua alasan utama Startup mengalami kegagalan adalah karena kehabisan dana (ran out of cash) dan tidak adanya kebutuhan pasar (no market need),” ujar Dedy, melansir dari situs cnbcindonesia.com (23/05).

 

Di sisi lain CBInsight sendiri telah melansir beberapa faktor yang menjadi alasan utama kegagalan sebuah perusahaan startup, di antaranya:

  • Tidak ada kebutuhan pasar (42%)
  • Kehabisan uang (29%)
  • Komposisi tim tidak tepat (23%)
  • Kalah dalam kompetisi (19%)
  • Harga atau biaya tanggungan (18%)
  • Produk yang tidak ramah pengguna (17%)
  • Produk tanpa model bisnis (17%)
  • Pemasaran yang buruk (14%)
  • Mengabaikan pelanggan (14%)
  • Produk diluncurkan di waktu yang tidak tepat (13%)
  • Kehilangan fokus (13%)
  • Ketidakharmonisan antar tim atau dengan investor (13%)
  • Pivot berakhir buruk (10%)
  • Kehilangan passion (9%)
  • Ekspansi gagal (9%)
  • Tidak ada pendanaan atau ketertarikan dari investor (8%)
  • Masalah hukum (8%)
  • Tidak menggunakan jaringan (8%)
  • Burnout (8%)
  • Tidak bisa pivot (7%)

 

Indonesia sendiri merupakan negara penyumbang perusahaan startup terbanyak kelima di dunia dengan jumlah mencapai 2.100 perusahaan.

Dari 2.100 perusahaan tersebut, enam di antaranya kini telah menyandang status unicorn serta dua perusahaan berstatus decacorn.

Beberapa perusahaan yang termasuk ke dalam startup unicorn antara lain Tokopedia, Traveloka, Ovo, Bukalapak, Xendit, GoTo, dan Ajaib. Sementara perusahaan yang berstatus decacorn ialah GoJek dan J&T Express.

 

Sobat Finansialku, tentu saja bayang-bayang PHK bukan hanya menghantui perusahaan startup saja, melainkan juga perusahaan lainnya. Sehingga, kamu perlu mempersiapkan dana darurat sebagai langkah antisipasi.

Nah, kalau kamu masih bingung bagaimana cara mempersiapkannya, yuk baca ebook Finansialku “Cara Selamatkan Uang Dari Pengeluaran Dadakan”.

Kamu akan mengetahui bagaimana cara menyiapkan uang untuk pengeluaran yang tak terduga serta jumlah yang harus disiapkan untuk dana darurat. Jadi tunggu apalagi, download ebook-nya secara GRATIS di sini!

Banner Iklan Ebook Cara Selamatkan Keuangan dari Pengeluaran Dadakan - PC
Banner Iklan Ebook Cara Selamatkan Keuangan dari Pengeluaran Dadakan - HP

 

Itulah informasi mengenai badai PHK Startup di Indonesia. Lalu apa tanggapanmu mengenai informasi ini? Jangan segan untuk menuliskannya di kolom komentar ya.

 

Editor: Ratna SH

Sumber Referensi: 

  • Aldiansyah Nurrahman. 27 Mei 2022. Fakta di Balik Badai PHK yang Guncang Dunia Startup RI. Detik.com – https://bit.ly/3LLBf5y
  • M Nurhadi. 25 Mei 2022. Bubble Burst: Fenomena Startup yang Berkembang Pesat Sebelum Bangkrut Melanda Indonesia?. Suara.com – https://bit.ly/3arwmBK
  • Intan Rakhmayanti Dewi. 23 Mei 2022. Kominfo Buka-bukaan Biang Kerok Bisnis Startup Gagal di RI. Cnbcindonesia.comhttps://bit.ly/3xbLtHl
  • Herman. 2 April 2022. Indonesia Punya 2.100 Startup, Baparekraf Yakin Jumlahnya Terus Bertambah. Beritasatu.com – https://bit.ly/3yXzek1