Stres karena punya utang hingga ratusan juta? Tenang dulu, di artikel ini dibahas bagaimana cara melunasi utang ratusan juta dengan cara yang mudah.

 

Melunasi Utang Dalam 15 Bulan

Berutang kerap kali menjadi cara pembayaran yang digunakan saat kita ingin membeli sesuatu tapi belum memiliki uang. Terlebih banyak cara untuk merubah pembelanjaan kita menjadi bentuk cicilan dengan bunga kompetitif.

Sehingga dengan dalih menjaga cashflow, banyak yang mengambil jalan berutang guna menunda pembayaran.

Tapi bagaimana kalau berutang menjadi kebiasaan dan terus menumpuk sehingga pada akhirnya membelit kita karena jumlahnya yang semakin besar? Tentu kepala sobat finansialku bisa dibuat pusing karena memikirkan bagaimana ya cara melunasinya.

Anna Newell Jones, seorang ibu rumah tangga asal Amerika Serikat menuturkan kisahnya kepada Business Insider, kalau dirinya berhasil terbebas dari jeratan utang sebesar US$ 23.605 atau sekitar Rp 338 juta (kurs USD/IDR 14.353) hanya dalam jangka waktu 15 bulan.

CARA MELUNASI UTANG RATUSAN JUTA

Anna Newell Jones. Sumber: andthenwesaved.com

 

Dikutip dari Business Insider, Jones mengungkapkan kalau dirinya sangat putus asa soal uang. Segala cara sudah dilakukan tapi semuanya percuma dan malah menambah utangnya setiap tahun.

Seluruh utang yang mencapai ribuan US dolar tersebut merupakan tagihan kartu kredit, pinjaman siswa saat dia masih mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, serta pinjaman pribadi untuk pengeluaran lainnya.

Tumpukan utang paling besar berasal dari kartu kredit yang Jones akui kalau dia sendiri tidak bisa menguasai penggunanaanya. 

Kala itu Jones yang baru menikah merasa benar-benar harus mengatasi kebiasaan buruknya dan segera melunasi seluruh utangnya.

Maka dia membuat target dalam setahun untuk melakukan penghematan dan mengeluarkan uang untuk kebutuhan utama saja demi melunasi tumpukan utang yang dimiliki.

Sang suami, Aaron, awalnya sempat melarang karena dengan penghasilannya Aaron masih mampu membantu Jones melunasi utangnya secara bertahap.

Tapi setelah melihat kesungguhan istrinya, Aaron pun mendukung Jones untuk melakukan misi pelunasan utang.

Jones melakukan penghematan besar-besaran dan hanya mengeluarkan uang untuk hal-hal yang dibutuhkan dan menyisihkan uang untuk hal yang tidak diperlukan.

Uang tersebut lalu dia alokasikan untuk membayar anggusuran utang setiap bulan. Tidak heran, dalam waktu 15 bulan Jones akhirnya mampu melunasi seluruh utangnya yang menumpuk.

[Baca Juga: Jangan Kebiasaan Berutang! Ini 4 Tips untuk Menghindarinya]

 

Kunci Melunasi Utang

Melihat kisah Jones tadi mungkin ada sebagian dari sobat finansialku berpikir, ‘ah.. kok dia bisa sih dengan mudah melunasi utang, saya sudah tahunan masih saja terjerat utang.’

Kalau Jones bisa, kita juga pasti bisa sobat finansialku! Kunci dalam melunasi utang sebenarnya sangat sederhana, yaitu disiplin dan melakukan penghematan.

Seperti Jones, dia sudah putus asa menghadapi masalah jeratan utang yang dialami. Namun dia tidak lekas menyerah dan berusaha untuk melepaskan diri dari tumpukan utang yang rasanya bukannya berkurang tapi justru terus bertambah.

Bisa jadi sebenarnya penghasilan Jones cukup untuk memenuhi kebutuhannya, namun dalam membelanjakan uangnya dia lebih memilih menggunakan fasilitas cicilan kartu kredit.

Pembayaran pun terasa lebih ringan karena nominal yang harus dibayar jauh lebih kecil dibandingkan jika membayar langsung dengan nilai pembelanjaan. 

Terus seperti itu hingga menjadi kebiasaan, bahkan untuk belanja nominal kecil pun dilakukan dengan cara memanfaatkan cician 0% kartu kredit.

Memang tidak besar jika melihat bunga dan nominal yang harus dibayar. Tapi bayangkan jika terus bertumpuk dan nominalnya bertambah semakin besar. 

Ayo, apa sobat finansialku termasuk ke dalam golongan Jones tadi? Jika jawabannya adalah tidak, maka sudah bagus yang sobat finansialku lakukan.

Sobat finansialku bisa pelajari dulu apa itu kartu kredit dan mindset seperti apa yang harus dimiliki saat memutuskan untuk mempunyai kartu kredit melalui audiobook berikut ini.

banner -milenial membuat kartu kredit mudah

 

Namun bukan berarti satu saat tidak mengalami hal serupa. Hal yang harus dilakukan pertama adalah menerapkan disiplin dalam penggunaan uang maupun kartu kredit yang dimiliki.

Sadari betul penggunaannya, atau istilahnya menjadi mindful spender. Dalam membelanjakan uang, pikirkan baik-baik apakah ini kebutuhan atau keinginan. Kembali lagi, itu merupakan dua hal yang sangat berbeda lho. 

Salah satu cara menerapkan disiplin dalam keuangan adalah dengan membuat rencana keuangan, misalnya seperti menyusun anggaran bulanan.

Dengan anggaran bulanan sobat finansialku bisa lebih disiplin menggunakan uang dan sekaligus bisa melakukan penghematan karena bisa memilih pos mana yang utama harus dikeluarkan dan mana yang bisa disisishkan seperti yang dilakukan oleh Jones.

 

Strategi Melunasi Utang

Dalam bukunya yang berjudul “Deal with Your Debt”, Liz Pulliam Weston menyampaikan beberapa strategi bagi kita yang saat ini sedang terjerat utang dan ingin segera melepaskan diri.

 

Buat Daftar Pengeluaran Selama 1 Bulan

Dalam menyelesaikan masalah utang, yang pertama harus kita lakukan adalah Menyusun daftar pengeluaran apa saja yang kita lakukan selama satu bulan.

Tidak semua uang yang dikeluarkan itu buruk, karena ada juga pengeluaran yang sifatnya memang harus kita keluarkan atau bisa disebut dengan pengeluaran primer, contohnya seperti belanja bulanan, biaya listrik dan air, biaya transportasi untuk pergi ke tempat kerja, dan lainnya.

Ada juga pengeluran yang merupakan kewajiban terkait pihak ketiga, sehingga tidak bisa sewaktu-waktu kita adjust semaunya, contohnya seperti biaya SPP sekolah anak, biaya premi asuransi, biaya pajak kendaraan, serta cicilan utang.

Selain dua kategori pengeluaran tadi, ada pengeluaran yang sifatnya adalah pelengkap dan hiburan.

Jajan makanan online, belanja pakaian, pergi liburan, nonton bioskop, dan masih banyak lagi contoh pengeluaran yang ternyata umumnya memakan pos paling besar di dalam anggaran.

Buat daftar dengan seksama untuk semua pengeluaran yang ada dalam satu bulan dan bedakan mana yang benar-benar dibutuhkan dan mana yang hanya keinginan sehingg bisa ditunda dan tidak terlalu penting.

 

Kurangi Biaya-biaya

Pernah tidak sobat finansialku menghitung berapa biaya tol dan parkir selama sebulan? Bagaimana dengan biaya delivery makanan online? Atau biaya adminitrasi yang dikenanakan pada rekening tabungan.

Kalau dilihat biaya tersebut kecil dan tidak signifikan mengganggu keuangan sobat finansialku. Tapi bagaimana kalau nominal yang kecil tadi diakumulasi dalam sebulan?

Bisa jadi nilainya menjadi cukup besar, bahkan cukup untuk menutup anggaran beberapa kali menu makan siang di kantor.

Coba mulai dilihat lagi, biaya-biaya yang ada disekitar kita dan dipikirkan bagaimana ya cara untuk mengurangi biaya tersebut.

Bisa dengan beralih ke moda transportasi umum sehingga bisa menghemat untuk biaya tol dan parkir. Mengurangi jajan makanan online dan mulai memasak makanan kesukaan atau membuat sendiri kopi di rumah. 

 

Menambah Income atau Penghasilan

Mencatat pengeluaran, sudah. Mengurangi biaya-biaya, juga sudah. Tapi kok masih sulit ya menyehatkan cashflow dan menyisihkan uang untuk pelunasan uang.

Menciptakan kondisi cashflow yang sehat hanya bisa ditempuh dengan dua jalan, mengurangi pengeluaran dan menambah penghasilan.

Jika dirasa pengeluaran sudah sedemikian dibuat ketat namun masih dirasa kok belum bisa ya menyisihkan uang, mungkin ini saatnya sobat finansialku menambah penghasilan atau income.

Cari pekerjaan sampingan guna menambah pundi pendapatan bulanan. Usahakan agar pekerjaan tersebut tidak sampai mengganggu pekerjaan utama ya.

Menjadi penulis lepas (freelance), bekerja part-time di coffee shop, atau banyak lagi pilihan pekerjaan yang bisa dilakukan sembari menjalankan pekerjaan utama.

Sobat finansialku bisa juga ikutan online course gratis Finansialku “Income Breakthrough” yang bisa diakses di aplikasi Finansialku atau klik banner berikut.

Online course income breakthrough banner

 

Melihat Kembali Prioritas

Membuat rencana keuangan bukan satu pekerjaan yang cukup dilakukan dalam satu waktu. Perlu adanya reviu secara berkala apakah masih sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

Lakukan reviu secara berkala, seperti per triwulan atau per semester untuk melihat kembali prioritas keuangan kita. Bukan hanya terkait dengan tujuan keuangan, tapi juga berkaitan dengan kondisi anggaran apakah masih relevan atau perlu adanya perubahan.

Misalnya saat sobat finansialku mendapat promosi dan kenaikan gaji di kantor, tentu dengan penambahan penghasilan idealnya nominal dalam pos tabungan dan investasi juga ikut naik. Bukannya malah pos hiburannya yang naik.

Kondisi yang tidak baik juga merupakan saat yang tepat untuk melakukan reviu terhadap rencana keuangan yang sudah dibuat. Seperti kondisi pandemi dimana banyak perusahaan melakukan efisiensi dengan cara pemotongan gaji karyawannya.

Bagi sobat finansialku yang berprofesi sebagai karyawan, hal ini tentu sangat mempengaruhi kondisi keuangannya.

Untuk itu diperlukan reviu guna melihat prioritas utama dalam keuangan sobat finansialku. Jika fokus utama adalah untuk pelunasan utang, maka jika kita memiliki dana yang bisa disisihkan langsung alokasikan untuk membayar utang yang ada.

[Baca Juga: Mengatur Pengeluaran Bulanan dengan Skala Prioritas]

 

Tetap Pada Jalurnya dan Fokus Pada Tujuan

Sekarang sobat finansialku sudah mengetahui empat strategi untuk membantu menyiapkan dana pelunasan utang. Tapi langkah yang terakhir adalah yang tersulit, yaitu tetap pada jalur dan fokus pada tujuan.

Kenapa justru ini yang tersulit? Karena ini ada kaitannya dengan merubah kebiasaan. Terbiasa selama bertahun-tahun menggunakan pembayaran dengan cara berutang atau merubahnya menjadi bentuk cicilan kartu kredit bukan hal yang mudah untuk dirubah.

Karena itu dibutuhkan kesungguhan niat dan tetap berfokus pada tujuan awal, yaitu untuk melunasi tumpukan utang sebelum semakin menjerat diri kita.

 

Membiasakan Kebiasaan Keuangan yang Baik

Saat kita ingin memeriksakan kesehatan tubuh kita, kerap kali kita datang ke dokter atau rumah sakit untuk melakukan medical check-up.

Demikian juga saat kita ingin mengetahui apakah keuangan kita saat ini sudah sehat atau belum, maka perlu dilakukan financial check-up atau pemeriksaan keuangan.

Memiliki kebiasaan yang tidak sehat terhadap keuangan pribadi memang sesuatu yang kurang baik, namun bukan berarti tidak bisa dirubah.

Banyak cara yang bisa dilakukan, salah satunya adalah dengan berkonsultasi dengan profesional atau yang ahli pada bidangnya, seperti Perencana Keuangan.

Berbeda dengan kondisi kesehatan tubuh, kesehatan keuangan memang memiliki penilaian sebagai acuan bisa dikatakan sehat atau tidaknya.

Namun tidak terbatas pada itu, kesehatan finansial bersifat sangat subjektif karena masih banyak faktor lain yang terkait. Jumlah tanggungan finansial serta profil risiko juga bisa menjadi pengaruh dalam penyusunan rencana keuangan seseorang.

Kamu bisa lakukan Financial Health Check Up di aplikasi Finansialku dan langsung konsultasikan dengan Perencana Keuangan bersertifikat di aplikasi yang sama.

Download Aplikasi Finansialku Sekarang!!

Download Aplikasi Finansialku

 

Kita tidak bisa menyamakan kondisi keuangan kita dengan orang lain, bahkan dengan teman di kantor yang memiliki penghasilan sama dengan kita.

Fokuslah pada pengembangan diri sendiri, karena yang kita lakukan bukanlah berkompetisi dengan orang lain melainkan dengan diri sendiri.

Jika mau membandingkan, maka bandingkanlah jumlah rekening di tabungan hari ini dengan kondisi setahun yang lalu. 

Rutin lakukan reviu untuk rencana keuangan dan tinjau lagi sudah sampai manakah target keuangan yang kita buat.

Bukan hanya itu, bagi sobat finansialku yang sudah menikah, perlu adanya komunikasi yang baik dengan pasangan terkait keuangan.

Saling terbuka mengenai jumlah aset maupun kewajiban utang yang dimiliki, serta saling bersinergi dalam mewujudkan tujuan keuangan keluarga.

Lebih bijak dan cermat dalam menggunakan uang hanya untuk kebutuhan dan menghindari membelanjakan uang untuk hiburan.

Satu hal lain yang tidak kalah penting adalah, alangkah baiknya dibandingkan dengan menggunakan uang untuk hal yang kurang penting, bisa mulai diubah alokasinya untuk donasi atau sedekah.

Selain bisa berbuat kebaikan, hati kita juga menjadi senang karena bisa memberikan manfaat bagi orang lain.

 

Memiliki utang yang menjerat bukan akhir dari segalanya, karena masih banyak cara untuk melepaskan diri dan terbebas dari masalah keuangan.

Segera bagikan artikel ini kepada teman dan saudara sobat finansialku yang sedang mengalami hal serupa, sehingga mereka mendapatkan manfaat dan solusi dari masalah yang sedang dihadapi. Terima kasih.

 

Sumber:

  • Siska Amelie F Deil. 2 Mei 2014. Dalam 15 Bulan, Ibu Rumah Tangga Mampu Lunasi Utang Rp 272 Juta. Liputan6.com – https://bit.ly/3seCiTB
  • Rachel Cruze. 2016. Love Your Life Not Theirs: 7 Money Habits for Living the Life You Want. Ramsey Press:Tennessee