Masih banyak orang yang keliru menempatkan penghasilan mereka, terlebih ketika waktu gajian tiba. Alhasil, uang cuma mampir sebentar saja.

Lalu, bagaimana cara alokasi gaji bulanan yang tepat supaya kebutuhan tetap terpenuhi tanpa mengesampingkan tabungan dan investasi?

 

Summary:

  • Bekerja dan mendapat penghasilan adalah salah satu indikator mandiri secara finansial.
  • Supaya gaji bulanan bisa memenuhi kebutuhan, tabungan, dan investasi, maka diperlukan budgeting berdasarkan beberapa pos pengeluaran.
  • Dengan alokasi yang tepat, kebutuhan saat ini maupun tujuan jangka panjang bisa terpenuhi.

 

Gaji Numpang Lewat

Sobat Finansialku, mendapatkan penghasilan atau gaji adalah tujuan hampir setiap orang yang bekerja. Tidak heran kalau ada joke yang mengatakan bahwa hari paling menyenangkan dalam setiap bulan ketika hari gajian tiba.

Dengan bekerja dan mendapatkan penghasilan, menjadi salah satu indikator mandiri secara finansial. Sebab, kamu bisa menghidupi diri sendiri juga tanggungan.

Tapi bukan hanya privilege, kamu pun harus bertanggung jawab mengatur “hasil keringat” tersebut. Nggak mau kan setelah lelah bekerja, uang gaji menguap begitu saja tanpa ada sisa?

Sayangnya masih banyak yang mengalami kejadian serupa. Rata-rata karena mereka tidak tahu bagaimana cara alokasi gaji bulanan yang tepat.

Sedihnya saat dihadapkan pada kondisi mendesak. Belum sempat menyiapkan dana darurat, akhirnya mencari pinjaman cepat.

 

Case Study: Kisah Reza, 35 Tahun

Sebelum masuk pembahasan inti, saya ingin Sobat Finansialku mendapat gambaran dari kisah berikut ini:

Namanya Reza, seorang pegawai swasta dengan penghasilan Rp 15 juta per bulan. Reza sudah menikah dan belum memiliki anak.

Terlahir sebagai anak tunggal, Reza merasa harus menemani dan merawat kedua orang tuanya yang sudah tidak bekerja.  

Pendapatan uang pensiun orang tuanya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan biaya asuransi BPJS mereka saja.

Sementara untuk kebutuhan hidupnya, sang istri, dan kebutuhan rumah, sepenuhnya ditanggung oleh Reza sebagai tulang punggung keluarga.

Termasuk menggaji ART yang bekerja, membayar PBB, pajak kendaraan, sampai dana liburan keluarga.

Supaya mempermudah mobilitas, Reza punya satu unit mobil yang baru saja dibeli dengan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB). Sedangkan untuk rumah, Reza belum berencana membeli rumah sendiri karena tinggal di rumah milik orang tuanya.

Bulan ini, adalah ulang tahun pernikahan Reza dan istri. Sebagai hadiah, Reza ingin mengajak istri berlibur ke Bali. Tapi, Reza belum ada persiapan dana liburan karena ide hadiah ini mendadak dan belum direncanakan sebelumnya.

Tadinya Reza berpikir menggunakan sebagian gajinya untuk membeli tiket liburan. Tapi dia ingat kalau bulan ini ada kewajiban membayar cicilan kendaraan dan pengeluaran lainnya yang harus dipenuhi.

Reza pun memutar otak untuk mencari cara supaya gaji bulanannya bisa memenuhi semua kebutuhan.

Apakah kisah Reza relate dengan kondisimu saat ini? Kira-kira bagaimana solusinya?

Yuk, simak pembahasan berikutnya!

[Baca Juga: Kamu Boros? 5 Hal Mendasar Ini Bikin Gaji Kamu Cepat Habis]

 

Budgeting, Kunci Alokasi Gaji Bulanan

Berbicara tentang budgeting, bukanlah hal baru dalam konsep mengatur keuangan. Meski demikian masih banyak yang belum melakukan, sehingga sulit mengontrol arus kas (cash flow) keuangan setiap bulan.

Belajar dari kisah Reza, sebenarnya penting bagi setiap orang apalagi yang sudah berpenghasilan untuk membuat budgeting atau anggaran keuangan.

Nggak ribet kok! Kamu tinggal membuat daftar pengeluaran apa saja dalam satu bulan, selengkap mungkin.

 

Kategori Pengeluaran

Setiap bulannya mungkin Sobat Finansialku mempunyai daftar pengeluaran yang beragam. Bahkan bisa berbeda satu sama lain.

But anyway, perlu diketahui bahwa ada 4 kategori pengeluaran:

 

#1 Pengeluaran Primer

Pengeluaran primer adalah pengeluaran yang sifatnya wajib dikeluarkan karena terkait dengan kehidupan sehari-hari. Contohnya, belanja bulanan, bayar listrik dan air, serta biaya transportasi.

 

#2 Pengeluaran Kewajiban (Cicilan)

Pengeluaran ini terkait dengan kewajiban pada pihak ketiga atau orang lain. Misalnya biaya asuransi, cicilan utang, gaji ART, biaya pajak dan lain sebagainya.

Perlu diingat dari pengeluaran ini, bahwa kita tidak bisa sesuka hati mengubah jumlah yang harus dibayarkan atau tanggal pembayaran, tanpa adanya kesepakatan terlebih dulu.

 

#3 Pengeluaran Hiburan

Sesuai dengan namanya, pengeluaran ini termasuk untuk dana liburan, nonton bisokop, nongkrong di café, hingga belanja pakaian.

Hati-hati. Seringkali pengeluaran hiburan justru lebih besar dari pengeluaran primer. Akibatnya kamu tidak bisa mengalokasi gaji bulanan untuk kategori pengeluaran berikutnya yang sebenarnya sangat penting untuk tujuan jangka panjang.

 

#4 Tabungan dan Investasi

Pengeluaran ini bertujuan untuk menjaga aset yang dimiliki serta mengembangkannya. Biasanya yang disiapkan terkait dengan tabungan dana darurat.

Jika kamu masih bingung mengenai dana darurat dan kegunaannya, kamu bisa baca di artikel Finansialku lainnya: Ini Pentingnya Menyiapkan Dana Darurat untuk Pemula

Selain tabungan dana darurat, kamu juga memerlukan ‘kendaraan’ yang bisa memberikan imbal hasil yang cukup besar untuk menambah aset. Istilahnya yaitu investasi.

Biasanya investasi ditujukan untuk menyiapkan dana pendidikan anak di masa depan, membeli rumah, hingga dana pensiun.

Jika menggunakan contoh case study Reza, maka gambaran pos pengeluaran dalam anggaran bulanan Reza adalah sebagai berikut:

Contoh Pos Pengeluaran dalam Anggaran Bulanan

Contoh Pos Pengeluaran dalam Anggaran Bulanan

 

Berdasarkan tabel di atas, seharusnya masih ada sisa pengeluaran sebesar Rp 250.000 setiap bulannya yang bisa Reza gunakan secara lebih bijak. Misalnya untuk menambah rekening tabungan dan investasinya.

 

Kebutuhan Setiap Orang Berbeda

Sobat Finansialku, mungkin diantara kamu ada yang berpikir.

Reza sih enak gajinya segitu, ya jelas aja masih bisa nabung. Oh pantes, belum punya anak, coba kalau udah punya apa masih bisa investasi tuh…

Dalam hal ini, perlu dipahami bahwa keadaan dan kebutuhan setiap orang itu berbeda. Sekalipun gajinya sama, belum tentu pengeluarannya juga sama.

Oleh karena itu, dalam mengatur keuangan seorang perencana keuangan akan melihat kondisi seseorang secara subjektif. Melihat masalah serta goals yang ingin dicapai, lalu dibuatkan perhitungan yang sesuai.

Termasuk berapa nominal yang harus diinvestasikan. Dengan begitu, kebutuhan hari ini terpenuhi dan tujuan keuangan jangka panjang juga bisa tercapai.

Mengalokasikan gaji bulanan adalah cara mengatur keuangan yang harus dilakukan. Supaya lebih mudah, kamu bisa gunakan fitur ‘Catatan Keuangan’ pada Aplikasi Finansialku.

Kamu juga bisa ngobrol lebih banyak seputar keuangan dengan saya atau perencana keuangan Finansialku lainnya melalui Whatsapp Finansialku. Yuk bisa yuk!

Banner Konsultasi WA

 

Sudahkah kamu mengalokasikan gaji bulan ini sesuai pos pengeluaran masing-masing? Jika belum, ikuti cara yang sudah disampaikan di atas, ya.

Jangan lupa bagikan informasi ini kepada rekan dan keluarga terdekat. Supaya mereka bisa mengalokasikan gajinya dengan tepat.

 

Editor: Ismyuli Tri Retno