Akibat Covid-19 di masa Ramadan lalu menyebabkan turunnya tingkat konsumsi dan daya beli rumah tangga, begini kata Sri Mulyani.

Untuk informasi selengkapnya, dapat dibaca pada artikel Finansialku berikut ini!

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku and News

 

Sri Mulyani: Konsumsi dan Daya Beli Rumah Tangga Alami Pelemahan

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan daya beli atau tingkat konsumsi rumah tangga pada kuartal kedua tahun 2020 turun ke level 0%. Hal itu merupakan buntut dari rendahnya realisasi inflasi pada Mei 2020.

Realisasi inflasi pada Mei 2020 sebesar 0,07% dikarenakan rendahnya daya beli masyarakat.

Angka tersebut melambat signifikan dibandingkan realisasi kuartal pertama yang sebesar 2,84 persen (yoy). Pasalnya, angka tersebut menjadi inflasi Lebaran paling rendah sejak 1978.

“Kami perkirakan kuartal II, konsumsi rumah tangga yang tadinya masih bisa tumbuh sekitar 3% akan mengalami pelemahan lebih lanjut di kisaran 0%,” kata Sri Mulyani mengutip dari Detik.com, Jumat (19/06).

Sri Mulyani Usut Perkara Defisit 32 T Asuransi Jiwasraya 03

[Baca Juga: Yuk, Intip Kondisi Perekonomian Indonesia Saat Ini!]

 

Kebijakan social distancing dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh pemerintah secara bertahap sejak Maret menyebabkan aktivitas ekonomi mandet. Dampaknya, pendapatan masyarakat menjadi terganggu.

Dengan kondisi tersebut, mengutip dari Republika, Sri menyebutkan, laju inflasi tidak menjadi ancaman stabilitas ekonomi saat ini. Oleh karena itu, ia berharap Bank Indonesia dapat memberikan kebijakan moneter yang lebih akomodatif.

Adapun konsumsi rumah tangga yang melemah sudah terlihat sejak kuartal lalu.

 

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan konsumsi rumah tangga kuartal pertama 2019 dapat mencapai 5,02 persen, yang kemudian turun signifikan pada kuartal pertama 2020.

Komponen inflasi inti melanjutkan tren penurunan mencapai 2,65 persen yang menjadi indikasi pelemahan permintaan.

Sementara, komponen volatile food juga mengalami penurunan inflasi sejak Maret akibat penurunan permintaan dan pelimpahan pasokan.

“Bagaimana kita bisa kembalikan inflasi ke kuartal selanjutnya, akan jadi salah satu bagian terpenting dalam skenario pemulihan ekonomi Indonesia tahun 2020, yang kita harapkan momentumnya diakselerasi di tahun 2021,” ungkapnya.

Ini Ramalan Resesi Ekonomi 2020 yang Agak Seram Untuk Indonesia 01 - Finansialku

[Baca Juga: Ini Ramalan Resesi Ekonomi 2020 yang Agak Seram Untuk Indonesia]

 

Sri Mulyani memaparkan, hari ini BI sudah turunkan (suku bunga) 25 bps pada angka 4,25%, namun kita lihat inflasi kita masih di sekitar angka 2 bahkan di bawah 3%.

Senada dengan itu, Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto mengatakan rendahnya laju inflasi ini menunjukkan gairah masyarakat akan daya beli sangat rendah akibat pandemi virus corona atau Covid-19.

“Kita semua menyadari bahwa situasi tidak biasa, karena kejadian pandemi virus Covid-19 itu yang menyebabkan pola dari situasi pada bulan Ramadan ini sangat tidak biasa berbeda jauh dengan tahun-tahun sebelumnya,” katanya sebagaimana dikutip dari ayobandung.com

Dirinya menambahkan, biasanya kalau Ramadan dan Idul Fitri itu permintaan meningkat karena berbagai kebutuhan sehingga inflasinya tinggi tetapi kali ini tidak terjadi.

Bukan hanya itu, kata Kecuk, laju inflasi sepanjang tahun ini juga terbilang sangat rendah hanya 2,19 persen saja, bandingkan misalnya dengan inflasi Idul Fitri pada tahun lalu pada bulan Juni yang sebesar 3,28 persen.

 

Di saat seperti ini, alangkah baiknya agar setiap kita lebih bijak dalam mengatur keuangan. Untuk lebih lengkapnya, sobat Finansialku bisa menonton video berikut ini:

 

Terima kasih dan semoga kebaikan sobat Finansialku dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa. Amin!

 

GRATISSS Download!!! Ebook Perencanaan Keuangan Entrepreneur & Freelance

Mockup ebook entrepreneur dan freelancer

 

Bagikan setiap artikel Finansialku kepada rekan atau kenalan yang membutuhkan!

Jika membutuhkan bantuan berupa solusi jitu tentang mengatur keuangan pribadi bisnis atau keluarga, kamu dapat menghubungi Konsultan Perencana Keuangan Finansialku.

 

Sumber Referensi:

  • Hendra Kusuma. 18 Juni 2020. Waduh, Sri Mulyani Prediksi Daya Beli 0% di Kuartal II-2020. Detik.com – https://bit.ly/30TItAI
  • Adinda Priyanka. 18 Juni 2020. Sri Mulyani: Konsumsi Rumah Tangga Bisa Nol Persen. Republika.co.id – https://bit.ly/3emafda
  • Redaksi. 18 Juni 2020. Sri Mulyani Perkirakan Konsumsi Rumah Tangga 0 Persen di Kuartal II 2020. Ayobandung.com – https://bit.ly/37J6zj0