Bursa akhir pekan diperkirakan masih lesu karena pengaruh tensi geopolitik antara Rusia dan Ukraina. Lalu, apa efeknya bagi Indonesia dan global?

 

Efek Geopolitik Rusia – Ukraina

Ketegangan yang terjadi di wilayah perbatasan Rusia dan Ukraina berpotensi memberikan dampak kepada pergerakan beberapa bursa termasuk Asia dan bursa Indonesia.

Kurs rupiah juga terkena dampak. Rupiah kembali melemah terhadap dolar AS di akhir pekan ini.

Mengutip data Bloomberg, kurs rupiah tengah diperdagangkan pada level Rp 14.332 per dolar AS. Pelemahan 0,05% jika dibandingkan dengan posisi penutupan pasar spot pada Kamis sore kemarin di level Rp 14.325 per dolar AS.

Ancaman perang sendiri belum berakhir setelah militer Ukraina mulai menyerang pinggiran Kota Donestk. Milisi Donestk menyebut “kondisi semakin memanas”.

Pada Kamis (17/2/22), Ukraina menuduh separatis pro-Rusia melakukan provokasi, mengklaim penembakan di timur negara itu merusak taman kanak-kanak di wilayah sipil.

Sementara itu, Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, mengatakan kepada wartawan bahwa Rusia sedang bergerak menuju invasi yang akan segera terjadi, dengan Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken akan berpidato di Dewan Keamanan PBB.

[Baca Juga: Indonesia Catat Pertumbuhan Ekonomi 3,69% di 2021]

 

Pemerintah Amerika menuduh Rusia menambah 7.000 tentara ke 150.000 tentara yang sudah berada di perbatasan Ukraina, namun hal ini dibantah. Rusia mengklaim mereka telah menarik kembali beberapa pasukan militernya.

Investor global juga bereaksi terhadap risalah pertemuan terbaru dari Federal Reserve yang diterbitkan Rabu.

Hasil menunjukkan para pejabat menetapkan rencana untuk menaikkan suku bunga dan memangkas triliunan dolar obligasi di balance sheet bank sentral tersebut.

Selain itu, sentimen dari dalam negeri, kasus Covid-19 Varian Omicron saat ini terus meninggi melampaui puncak gelombang ke-2 Covid-19 tahun lalu.

Hal ini menambah kekhawatiran pelaku pasar terhadap pemulihan ekonomi Indonesia dan bisa menjadi penekan rupiah pada hari ini.

 

Bursa Global

Bursa ekuitas Eropa berakhir di teritori negatif pada Kamis, setelah investor memantau ketegangan geopolitik di Eropa Timur sambil mencerna sederet laporan keuangan perusahaan.

Selain itu, bursa regional utama juga berguguran.

  • Indeks DAX Jerman melemah 0,67%
  • FTSE 100 Inggris menyusut 0,87% 
  • CAC Prancis berkurang 0,26%

Pasar Eropa menyesuaikan diri dengan perkembangan di Ukraina dalam beberapa hari terakhir setelah aksi jual tajam pada sesi Senin karena invasi Rusia tampaknya akan segera terjadi. Pertemuan menteri pertahanan NATO di Brussel berakhir Kamis.

Selain krisis geopolitik, pasar Eropa juga disibukkan dengan laporan keuangan Airbus, Nestle, Standard Chartered, Commerzbank, Orange, Reckitt Benckiser, Schneider Electric dan Kering.

 

Bursa Indonesia

IHSG pada Jumat (18/2) pukul 09.00 indeks melemah sebesar 0,18% menjadi 6.822 dari sesi penutupan kemarin di level 6.835.
Empat sektor menguat dan tujuh sektor lainnya melemah, di antaranya:

Meningkatnya ketegangan geopolitik tersebut membuat investor melakukan aksi jual yang cukup massif terutama di saham sektor teknologi. Sektor teknologi menjadi sektoral dengan kinerja paling lesu sepanjang tahun 2022. 

Sektor teknologi memiliki risiko tinggi dan valuasi yang relatif mahal di tengah mengetatnya kebijakan moneter global.

Sementara itu, saham sektor konsumer yang bersifat defensif justru mampu membukukan penguatan. Sektor konsumer seperti saham UNVR mengalami penguatan +1,57% pada sesi I perdagangan Jumat (18/2/2022), ICBP juga mengalami penguatan +0,88%.

Hal tersebut tercermin dari kenaikan sektornya yang mencapai lebih dari satu persen. Aset investasi lainnya seperti emas dan obligasi pemerintah juga mencatatkan kinerja yang positif.

 

Komoditas

Naiknya beberapa harga komoditas seperti CPO, nikel, timah dan emas serta peluang kembali surplusnya neraca transaksi berjalan di 4Q21 berpeluang menjadi sentimen positif di pasar. 

 

Gandum

Gandum berjangka Chicago melambung 2,2% pada Kamis. Didukung oleh meningkatnya ketegangan antara Ukraina dan Rusia, serta ekspektasi perang antara kedua negara eksportir itu dapat mendongkrak permintaan pasokan Amerika.

Kedelai dan jagung berjangka ditutup di wilayah positif setelah keduanya diperdagangkan relatif flat, dengan kekhawatiran penurunan hasil panen di Brasil dan Argentina terus menopang pasar.

Harga yang bergerak lebih tinggi ini terjadi di tengah ketakutan bahwa dunia mungkin membutuhkan lebih banyak gandum Amerika jika perang pecah di Ukraina.

 

Aluminium

Harga alumunium terus bergerak di dekat level tertingginya sejak 2008 seiring dengan sikap investor yang memantau situasi geopolitik di Ukraina yang mulai membaik dan kenaikan harga energi yang menekan pasokan global.

Level harga alumunium saat ini masih berada di dekat rekor all time high pada US$ 3.380,15 per ton yang dicapai pada 2008 lalu.

Salah satu katalis yang mempengaruhi pergerakan harga alumunium adalah mendinginnya tensi geopolitik di Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin berharap masalah ini dapat diselesaikan melalui jalur diplomasi dengan AS dan sekutunya.

Alumunium menjadi logam dasar dengan kenaikan harga tertinggi sepanjang tahun ini dengan reli sekitar 14%. Lonjakan harga ditopang oleh kenaikan harga bahan bakar yang turut menekan pasokan dari Eropa dan China.

Emas

Emas yang dikenal menjadi salah satu aset bersifat safe heaven di tengah kondisi pasar yang abnormal dan keadaan dunia yang tidak pasti ini berpotensi menguat. Hal ini seiring dengan meningkatnya permintaan aset aman di tengah memanasnya tensi geopolitik Rusia-Ukraina.

Pada perdagangan Jumat (18/2/2022) pukul 07.59 WIB, harga emas spot naik 0,06% atau 1,19 poin menjadi US$ 1.899,62 per troy ounce.

Monex Investindo Futures dalam publikasi risetnya mencapaikan ketegangan geopolitik yang terus memanas antara Rusia dan Ukraina ini membuat permintaan aset aman emas.

Jika Anda tertarik untuk trading emas, mata uang, dan hasil bumi, yuk ikuti pelatihan “Traders Lab” Cara Menambah Pemasukan Dalam Waktu 3 Bulan / Kurang!

Dengan mengikuti workshop ini, Anda akan mengetahui bagaimana cara kerja seorang professional trader dalam meningkatkan potensi keuntungan. Untuk informasi lengkapnya, klik banner di bawah ini!

Banner Traders Lab - Desktop
Banner Traders Lab - Mobile

 

Bagaimana pendapat Anda mengenai tensi geopolitik yang mempengaruhi bursa global dan Indonesia? Tulis komentar dan opini Anda pada kolom di bawah ini. Jangan lupa bagikan informasi ini pada rekan-rekan lainnya. Terima kasih.

 

Editor: Ratna sh

Sumber Referensi:

  • Kontan.co.id
  • Market.bisnis.com
  • CNBN Indonesia
  • IPOT news
  • Tradingviews
  • Msn.com
  • Redaksibisnis.com