Bagi para investor, nama Warren Buffet bisa jadi adalah sosok panutan dalam berinvestasi. Namun, sejauh apa kita mengenalnya?

 

Warren Buffet vs Protégé Partners

Tentu kalian semua pernah dengar nama Warren Buffett ‘kan?

Beliau diakui sebagai orang paling hebat dalam berinvestasi saat ini, bahkan kekayaannya per Februari 2021 mencapai USD 93 miliar dan rutin tercatat dalam 10 orang terkaya di dunia dalam beberapa dekade terakhir.

Buffett sendiri adalah tipe investor yang mengelola portofolionya secara aktif. Tetapi, beliau selalu menyarankan investor pada umumnya, yaitu investor yang tidak memiliki kemampuan dan ketertarikan untuk melakukan analisis serta yang tidak memiliki waktu untuk mengelola portofolio secara aktif, untuk menggunakan ETF (Exchange Traded Fund) index saham yang dikelola secara pasif. 

Tentu saja pernyataan ini menjadi sebuah tantangan besar bagi manajer investasi yang melakukan Active Investing.

[Baca Juga: Kiat Analisis Fundamental Saham Ala ”Warren Buffet Indonesia”]

 

Pada akhir 2007, Protégé Partners LLC menantang Warren Buffett untuk bertaruh yaitu hedge fund yang dikelola Protégé mampu mengalahkan kinerja ETF index S&P 500 yang akan digunakan oleh Buffett.

Protégé sendiri juga memiliki track record yang mengagumkan, hedge fund yang mereka kelola sejak tahun 2002 hingga 2007 mampu menghasilkan keuntungan bersih 95% setelah dipotong dengan segala bentuk biaya, sedangkan index S&P 500 hanya menghasilkan 64% dalam periode yang sama.

Sekadar informasi tambahan bahwa hedge fund biasanya memiliki struktur biaya yang lebih tinggi dibandingkan reksa dana pada umumnya.

Karena, hedge fund bisa mendapat pembagian keuntungan jika mencapai target tertentu di samping annual management fee.

Sedangkan reksa dana hanya membebankan annual management fee. Dengan kinerja 5 tahun yang mengagumkan, akhirnya Protégé melakukan taruhan dengan jangka waktu 10 tahun.

[Baca juga: Kisah Sukses Warren Buffett, Investor Terkaya di Dunia]

 

Seperti yang kita ketahui bahwa di tahun 2008 terjadi Global Financial Crisis akibat Subprime Mortgage Crisis dan mengakibatkan index fund S&P 500 yang dibeli Buffett mengalami kejatuhan 37% sedangkan fund yang dikelola Protégé hanya mengalami penurunan 23%, karena mereka dengan aktif melakukan strategi hedging.

Selisih ini baru bisa dikejar oleh Buffett setelah 5 tahun taruhan berjalan dan index fund S&P 500 baru mulai mengungguli hedge fund di tahun ke-6.

Bisa kita bayangkan, 6 tahun bukanlah waktu yang singkat, bukan? Bagaimana dengan kalian, apakah siap untuk berinvestasi dengan jangka waktu yang panjang?

Setelah itu hedge fund Protégé tidak pernah mampu mengejar ketertinggalannya hingga akhirnya mereka mengakui bahwa Buffett sebagai pemenang taruhan.

Taruhan Warren Buffet dan Apa yang Harus Kita Pelajari 01 - Finansialku

Warren Buffet. Sumber: Wallpaper Cave

 

Di sini kita melihat pembuktian bahwa dalam jangka panjang memang tidak mudah mengalahkan kinerja index saham, sehingga instrumen yang mengikuti kinerja index dan dengan biaya rendah akan lebih bagus dibandingkan active investing.

Pertumbuhan dana kelolaan di ETF juga meningkat luar biasa. Jika di tahun 2000 total Asset Under Management (AUM) ETF seluruh dunia hanya USD 79 miliar, di tahun 2019 total AUM mencapai USD 6,3 triliun.

Di tahun 2020 saja ada dana masuk sebesar USD 507 miliar ke ETF yang diterbitkan di Amerika Serikat sehingga total AUM ETF Amerika Serikat hampir mencapai USD 5,5 triliun.

[Baca Juga: Investor Kawakan Warren Buffet Lepas Harta Rp59 Triliun, Buat Siapa?]

 

Sayang sekali, kita harus akui bahwa ETF index saham di Indonesia masih belum berkembang, kebanyakan investor masih tidak memahami ETF dan lebih suka mengelola portofolionya sendiri meskipun hasil akhirnya belum tentu bisa mengalahkan atau mendekati kinerja index saham.

Nah, jadi sekarang Sobat Finansialku harusnya sudah lebih paham, ya mana yang lebih bagus untuk keuangan Sobat sekalian.

Apakah lebih baik jual beli saham sendiri, beli reksa dana yang dikelola oleh manajer investasi, beli produk-produk investasi yang terlihat eksotik dengan biaya yang lebih mahal atau sebaiknya membeli produk yang mengikuti index saham.

 Kalau memang mau cari investasi yang mengikuti pergerakan index saham, sebenarnya ada beberapa alternatif cara. Tadi sudah kita bahas, salah satu caranya adalah membeli reksa dana index atau membeli ETF index.

Tetapi, ada cara lain juga yang bisa kita pakai yaitu melalui kontrak Stock Index Futures.

[Baca juga: Reksa Dana Indeks, Investasi Cerdas Buat yang Duitnya Nge-pas]

 

Kontrak Futures

Kontrak Futures adalah perjanjian jual beli antara dua pihak atas suatu asset dan memiliki tanggal jatuh tempo di masa yang akan datang. Dalam perjanjian ini sudah disepakati mengenai harga, jumlah dan kualitas asset yang diperjualbelikan.

Jika kontrak futures yang diperdagangkan adalah komoditas pertanian atau pertambangan maka standar kualitas menjadi satu hal yang sangat penting agar setiap pihak yang bertransaksi mengetahui dengan jelas barang apa yang mereka perjualbelikan.

Dan kontrak futures diperdagangkan di bursa berjangka sehingga dijamin oleh lembaga kliring dan hal ini memberikan keamanan bagi para pihak yang bertransaksi.

[Baca Juga: Infografis: Nasihat Warren Buffet untuk Keuangan, Sosial dan Investasi yang Perlu Anda Tahu]

 

Tentu saja kontrak futures yang diperdagangkan di bursa akan memiliki aturan-aturan transaksi yang mengikuti standar aturan perdagangan di bursa tersebut, misalnya tanggal jatuh tempo kontrak belum tentu sesuai dengan keinginan kita.

Agar mudah dimengerti, kita langsung lihat contohnya saja, ya. Jika kita membeli Index Futures untuk S&P 500 di harga 3500 sebanyak 1 (satu) lot, dan jika satuan kontrak 1 lot = USD 50 x harga transaksi, maka nilai transaksi kita:

USD 50 x 3500 = USD 175 ribu

 

Hal ini artinya kita berjanji untuk membayar USD 175 ribu pada saat jatuh tempo. Jika saat jatuh tempo harga S&P 500 ternyata lebih tinggi, misalnya di 3800, maka nilai 1 lot S&P500 sekarang sebesar:

USD 50 x 3800 = USD 190 ribu

[Baca juga: Memahami Komponen Transaksi Kontrak Berjangka (Futures)]

 

Dalam contoh ini kita mendapatkan keuntungan sebesar USD 15 ribu (190 ribu – 175 ribu) atau sebesar 8,57% (15 ribu : 175 ribu x 100%).

Kontrak futures sendiri ditransaksikan menggunakan leverage, sehingga kita tidak perlu menyiapkan dana sebesar nilai transaksi kita.

Pada umumnya jaminan yang diperlukan untuk bertransaksi futures hanya sekitar 1%-5% dari nilai transaksi, jadi modal yang dibutuhkan juga menjadi lebih ringan.

Taruhan Warren Buffet dan Apa yang Harus Kita Pelajari 02 - Finansialku

Ilustrasi Trading. Sumber: Pexels

 

Jika kita ingin menyiapkan dana awal sebesar 10% dari nilai transaksi kita, maka untuk contoh di atas kita hanya perlu menyiapkan 10% x USD 175 ribu = USD 17.500.

Dan ketika jatuh tempo harga S&P500 di 3800 maka kita tetap mendapatkan profit sebesar USD 15.000  sehingga profit kita menjadi 85,7%. Di sini peran leverage terlihat jelas dalam meningkatkan Return on Investment.

Sobat Finansialku, jika kamu mau tahu strategi dalam trading, yuk ikuti pelatihan Traders Lab “Traders Lab” Cara Menambah Pemasukan Dalam Waktu 3 Bulan / Kurang! bersama saya dan profesional trader lainnya.

Dalam pelatihan ini, kamu akan paham bagaimana cara kerja seorang professional trader dalam meningkatkan potensi keuntungan.

Dan selama 30 bulan pelatihan ini kamu akan diajarkan dari nol hingga jadi trader yang sukses. Menarik, bukan? Yuk, daftar sekarang karena ada diskon 90% sebelum kuota habis. Daftar di sini, ya!

 

Nah, sekarang Sobat Finansialku melihat satu instrumen investasi lagi yang bisa meningkatkan return, saya akan bahas lebih detail tentang kontrak futures di artikel berikutnya, ya.

Sampai di sini, jika Sobat sekalian merasa mendapatkan manfaat dari membaca artikel ini, jangan lupa bagikan ke teman-teman yang lain ya agar makin banyak orang yang jago investasi.

 

Editor: Ratna SH