Ternyata selain ke perusahaan induk yang sudah mapan, investasi ke perusahaan spin-off (entitas anak perusahaan) yang masih berkembang juga banyak menarik minat para investor, lho.

Yuk kita lihat pertimbangan berinvestasi di perusahaan spin-off dari value investor Indonesia Rivan Kurniawan!

 

Artikel ini dipersembahkan oleh:

Logo Rivan Kurniawan

 

Berinvestasi di Perusahaan Spin-off

Halo para investor, apa kabar?

Dalam artikel kali ini, saya akan membahas tentang pilihan berinvestasi di perusahaan spin-off.

Di salah satu bagian buku One Up on Wall Street, Peter Lynch mengemukakan salah satu ciri “the perfect stock” menurutnya, yakni membeli entitas anak perusahaan (spin-off).

Lynch lebih lanjut mengemukakan bahwa berinvestasi pada entitas anak perusahaan seringkali merupakan keputusan investasi yang sukses.

Logikanya, perusahaan induk (parent company) tidak akan melakukan IPO terhadap anak usahanya jika anak usahanya tersebut bermasalah.

Pilih Berinvestasi di Perusahaan Induk atau Perusahaan Spin Off Finansialku 2

[Baca Juga: Kenali Metode Price To Cash Flow Ratio dalam Valuasi Harga Saham, Lebih Akurat!]

 

Oleh karena itu, perusahaan induk biasanya telah mempersiapkan agar anak perusahaan memiliki neraca keuangan yang kuat dan bisa berjalan sebagai entitas perusahaan yang independen.

Nantinya, ketika anak perusahaan perusahaan tersebut telah independen, manajemen anak perusahaan tersebut pun bisa bebas menjalankan operasional perusahaannya sendiri.

 

Apa itu Perusahaan Spin-Off?

Pada dasarnya, perusahaan spin-off adalah anak perusahaan yang dipecah oleh perusahaan induk menjadi entitas yang terpisah dan independen.

Bagi perusahaan induk, alasan untuk melakukan spin-off adalah untuk mengurangi utang dan biaya.

Namun alasan lainnya adalah supaya ia menghasilkan dua perusahaan yang bisa lebih memusatkan usaha bisnis mereka di bidang keahlian masing-masing.

Ketika sebuah perusahaan induk memiliki divisi yang menguntungkan namun memiliki kompetensi yang berbeda dengan bisnis inti perusahaan induk, keputusan untuk melakukan spin-off atau pemisahan adalah salah satu langkah terbaik.

Baik perusahaan induk maupun perusahaan spin-off-nya dapat memfokuskan diri untuk melakukan hal terbaik yang dapat dilakukan.

 

Berbeda dengan Divestasi Bisnis

Banyak yang menyamakan spin-off dengan divestasi bisnis, padahal keduanya berbeda. Jika perusahaan induk mendivestasi anak perusahaan, maka artinya perusahaan menjual divisi atau anak perusahaan tersebut secara seutuhnya. Dan pihak yang membeli anak perusahaan tersebut membayarkan sejumlah uang kepada perusahaan induk sesuai dengan nilai pasarnya.

Pilih Berinvestasi di Perusahaan Induk atau Perusahaan Spin Off Finansialku 3

[Baca Juga: Para Investor, Yuk Tengok Keuntungan Investasi Di Cash Rich Company!]

 

Sementara dalam spin-off, sebuah divisi/anak perusahaan menjadi entitas bisnis yang terpisah namun tetap membagikan saham entitas tersebut kepada perusahaan induk.

Dengan kata lain, perusahaan induk masih menjadi pemegang saham entitas anak perusahaan tersebut.

Umumnya pemegang saham perusahaan induk juga mempertahankan kepemilikan mayoritas di entitas baru tersebut. Spin-off juga berbeda dari divestasi karena perusahaan induk tidak memperoleh dana tunai dari spin-off.

 

Berbeda dengan Start-up

Banyak pula yang berpikir bahwa perusahaan spin-off sama dengan perusahaan start-up.

Perusahaan start-up adalah perusahaan yang baru berdiri, dan membuat model bisnis yang inovatif dengan hipotesis barunya. Misalnya, Go-Jek yang memberi sentuhan teknologi ke bisnis ojek di Indonesia, atau Tokopedia yang mendigitalisasi toko fisik (offline stores) menjadi dalam format online stores.

Karena model bisnis perusahaan startup adalah membuat model bisnis baru, banyak yang akhirnya justru harus menemui kegagalan.

Daftar Aplikasi Finansialku

Download Aplikasi Finansialku di Google Play Store


 

Berbeda dengan perusahaan start-up, perusahaan spin-off seringkali berhasil karena perusahaan memiliki model bisnis yang telah terbukti, dengan basis pelanggan yang matang, dan jajaran manajemen yang berpengalaman.

Bahkan, seringkali manajemen puncak perusahaan spin-off diberikan opsi saham agar lebih terpacu untuk membuat perusahaan tersebut berkembang dan berhasil.

Perusahaan spin-off pada umumnya lebih fokus dalam alokasi modal karena jenis usahanya yang juga terfokus ketimbang perusahaan induknya.

 

Lebih Baik Investasi di Perusahaan Induk Atau Perusahaan Spin-Off?

Sekarang pertanyaannya, lebih baik berinvestasi di perusahaan induk atau di perusahaan spin-off-nya? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus kembali mengenali karakteristik profile risiko kita masing-masing.

Investor agresif yang memiliki tingkat penerimaan risiko yang lebih tinggi biasanya lebih cenderung tertarik berinvestasi di perusahaan spin-off.

Sebagai perusahaan dengan skala bisnis yang lebih kecil, perusahaan spin-off memiliki potensi pertumbuhan (growth) yang lebih besar ketimbang perusahaan induk yang sudah lebih mapan (mature).

Demikian pula, fluktuasi harga saham perusahaan spin-off biasanya lebih fluktuatif karena juga lebih sensitif terhadap sentimen pasar.

Sebaliknya, investor defensif dengan tingkat penerimaan risiko yang lebih rendah biasanya cenderung tertarik berinvestasi di perusahaan induk.

Sebagai perusahaan yang sudah lebih mapan, perusahaan induk memiliki kinerja yang lebih stabil dibandingkan perusahaan spin-off.

Demikian pula, fluktuasi harga saham perusahaan induk biasanya lebih rendah karena kapitalisasi pasar yang juga lebih besar.

Untuk mencegah Anda salah mengambil keputusan, pelajari dasar-dasar dan kiat investasi saham lewat ebook Finansialku.

Download ebook Panduan Berinvestasi Saham Bagi Pemula sekarang juga, gratis!

 

Ebook Panduan Investasi Saham untuk Pemula Finansialku.jpg

 

Perusahaan Spin-Off di Bursa Efek Indonesia

Sejak tahun 2016 hingga 2018, ada cukup banyak perusahaan induk yang melakukan spin-off dan meng-IPO-kan perusahaan spin-off-nya.

Berikut adalah list perusahaan induk yang melakukan spin-off anak perusahaan, serta pergerakan harga sahamnya dibandingkan pada saat IPO.

 

Parent Company Spin Off Tahun IPO Harga IPO Harga Saat Ini
PT Garuda Indonesia (GIAA) PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFI) 2017 400 212
PT Waskita Karya (WSKT) PT Waskita Beton Precast (WSBP) 2016 490 358
PT Wijaya Karya (WIKA) PT Wika Gedung (WEGE) 2017 290 220
PT Wijaya Karya (WIKA) PT Wijaya Karya Beton (WTON) 2014 590 378
PT PP Persero (PTPP) PT PP Properti (PPRO) 2015 46.25 (after Stock Split 1 : 4) 109
PT PP Persero (PTPP) PT PP Presisi (PPRE) 2017 430 376
PT Mitra Adiperkasa (MAPI) PT MAP Aktif Adiperkasa (MAPA) 2018 2.100 4.040
PT Mitra Adiperkasa (MAPI) PT MAP Aktif Adiperkasa (MAPA) 2017 1.680 1.725
PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) PT Bank BRI Syariah (BRIS) 2018 510 610
PT Indofood Sukses Makmur (INDF) PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) 2010 5.395 8.900

 

Seperti yang bisa Anda lihat pada tabel di atas, rata-rata perusahaan spin-off masih mencatatkan harga saham di bawah harga IPO-nya.

Sayangnya, saya belum punya data historical yang cukup panjang untuk melihat pergerakan harga saham perusahaan-perusahaan spin-off tersebut.

 

Perusahaan Spin-off

Perusahaan spin-off memang menggiurkan bagi sebagian investor, terutama investor dengan profile risiko agresif. Pasalnya, perusahaan spin-off memiliki potensi pertumbuhan (growth) yang lebih besar dibandingkan perusahaan induknya.

Tetapi, sebelum memutuskan untuk membeli saham perusahaan spin-off, tetap perhatikan faktor-faktor fundamentalnya.

So, bagaimana dengan Anda? Apakah Anda lebih memilih berinvestasi pada perusahaan induk atau pada perusahaan spin-off? Silakan tinggalkan opini Anda pada kolom komentar di bawah! Terima kasih!

 

Apakah artikel ini informatif dan memberi inspirasi bagi Anda? Jika iya, jangan lupa bagikan artikel ini di komunitas investor Anda. Siapa tau ada rekan Anda yang membutuhkannya!

 

Sumber Referensi:

 

Sumber Gambar:

  • Perusahaan spin-off – https://goo.gl/QHzQqb