Para investor apakah sudah tahu keuntungan investasi di cash rich company? Jika belum tahu, yuk tengok artikel ini dan baca sampai akhir ya.

Selamat membaca!

 

Artikel ini dipersembahkan oleh:

Logo Rivan Kurniawan

 

Keuntungan Investasi Di Cash Rich Company

Jika Anda mengikuti artikel-artikel di RivanKurniawan.com, mungkin Anda memperhatikan bahwa penulis termasuk investor yang tidak hanya memberikan perhatian pada profitabilitas sebuah perusahaan, melainkan juga memberikan perhatian pada kondisi kas dan arus kas sebuah perusahaan.

Sayangnya rasio-rasio keuangan yang banyak ditampilkan di Online Trading (ataupun situs-situs penyedia jasa laporan keuangan lainnya), lebih banyak menampilkan rasio-rasio profitabilitas di Laporan Laba Rugi dan Laporan Neraca saja.

Penulis pun banyak mendapatkan pertanyaan dari para pembaca dan anggota, apakah memang kondisi kas sebuah perusahaan begitu penting?

Penulis akan mencoba menjawab pertanyaan ini dengan sebuah cerita.

Katakanlah Anda memiliki seorang teman yang namanya Pak Andi.

Pak Andi ini seorang pengusaha sukses yang saat ini memiliki aset Rp10 miliar. Namun dari aset Rp10 miliar ini, aset Pak Andi lebih banyak berupa tanah dan aset kurang likuid lainnya, katakanlah sebesar Rp6 miliar.

Selain berupa tanah, Pak Andi ini rupanya juga suka memberikan kredit kepada pelanggan-pelanggan-nya, sehingga Pak Andi memiliki piutang Rp3,5 miliar.

Pak Andi juga memiliki aset lain-lainnya sebesar Rp300 juta, sedangkan jumlah kas dan setara kas yang dimiliki Pak Andi saat ini hanya Rp200 juta saja.

Seiring berjalannya waktu, usaha Pak Andi ternyata memiliki kendala. Pesaing lain mulai bermunculan yang membuat omzet Pak Andi juga menurun.

Pada tahun berjalan, Pak Andi dihadapkan dengan utang yang sudah jatuh tempo sebesar Rp1 miliar.

Pak Andi yang tadinya bisa menghasilkan arus kas masuk dari usahanya sebesar Rp500 juta, sekarang hanya bisa menghasilkan kas masuk dari operasional Rp200 juta saja.

Setiap Investor Itu Unik dan Berbeda 03 Finansialku

[Baca Juga: Tidak Sulit! Ini Dia Cara Bermain Saham yang Benar]

 

Pertanyaannya, dengan jumlah kas Pak Andi saat ini hanya Rp200 juta, bagaimana cara Pak Andi melunasi utang yang sudah jatuh tempo sebesar Rp1 miliar tersebut?

Mungkin Anda akan berpikir, Pak Andi kan punya piutang dari pelanggan-pelanggannya sebesar Rp3,5 miliar, kan tinggal ditagih saja toh?

Bisa saja, namun masalahnya menagih piutang juga tidak semudah itu.

Kalau pelanggan-pelanggan Pak Andi adalah orang yang memiliki 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition) maka mungkin bisa saja Piutang tersebut ditagih.

Namun tidak menutup kemungkinan bahwa sebagian dari pelanggan Pak Andi tidak memiliki 5C di atas, sehingga menunggak pembayaran dengan alasan belum ada uang untuk membayar utang, atau sebagian pelanggan lagi menolak melakukan pembayaran dengan alasan karena belum jatuh tempo, maka Pak Andi pun akan kesulitan melakukan penagihan piutang.

Atau opsi kedua, Pak Andi kan punya tanah Rp6 miliar, kan tinggal dijual saja tanahnya? Yup, Anda pasti sudah tahu bahwa menjual tanah tidak semudah itu kan?

Bisa-bisa kalau Pak Andi kepepet, Pak Andi malahan harus menjual tanahnya tadi di bawah harga pasar atau dengan harga miring saking butuh uang.

728x90 - Entrepreneur
300x250 Kotak - entrepreneur

 

Dari cerita sederhana di atas, kita bisa mengambil pelajaran berharga.

  • Pertama, usaha Pak Andi jelas memberikan keuntungan (net profit) pada awalnya saat kondisi bisnisnya sedang baik.
  • Kedua, tentu saja keuntungan tersebut membuat aset Pak Andi secara keseluruhan juga meningkat.

 

Namun, kita perlu ingat bahwa kondisi bisnis terkadang naik dan turun. Saat kondisi bisnis sedang turun inilah, perusahaan yang memiliki neraca keuangan yang sehat yang akan bertahan.

Salah satunya adalah dengan menyediakan jumlah kas yang cukup.

Dengan posisi di mana Pak Andi memiliki total aset Rp10 miliar, namun “hanya” memiliki kas sebesar Rp200 juta, maka kita bisa mengatakan bahwa kondisi keuangan pak Andi termasuk “tidak likuid”.

Gratis Download Ebook Panduan Investasi Saham Untuk Pemula

Ebook Panduan Investasi Saham untuk Pemula Finansialku.jpg

 

Risiko Perusahaan Yang Memiliki Neraca Tidak Likuid

Penulis akan mengambil sebuah contoh perusahaan yang akhir-akhir ini menjadi bahan perbincangan, yaitu AISA.

AISA adalah contoh perusahaan memiliki jumlah aset yang besar, namun tidak likuid.

Per Laporan Keuangan Kuartal IV 2017 yang terakhir, AISA juga masih memiliki aset sebesar Rp8,7 triliun. Dari total aset Rp8,7 triliun tersebut, sebagian besar aset AISA adalah berupa aset tetap non-likuid seperti bangunan dan mesin yang sebesar Rp3,2 triliun (sekitar 36% dari total aset).

Selain aset tetap, aset terbesar kedua AISA adalah Piutang Usaha yang sebesar Rp2,2 triliun (sekitar 25% dari total aset).

Dan jika kita perhatikan lebih detail lagi, dari piutang usaha Rp2,2 triliun tadi, Rp1,5 triliun di antaranya sudah lewat jatuh tempo > 90 hari (ingat analogi pelanggan Pak Andi yang juga sulit menagih piutang pada contoh di atas).

Keuntungan Investasi Di Cash Rich Company AISA 03 - Finansialku

[Baca Juga: Kenali Metode Price To Cash Flow Ratio dalam Valuasi Harga Saham, Lebih Akurat!]

 

Sementara jumlah kasnya? AISA hanya memiliki Rp182 miliar (sekitar 2% dari total aset). Jumlah kas AISA yang sebesar Rp182 miliar ini, menurun 85% dibandingkan saat AISA memiliki kas sebesar Rp1,2 triliun di tahun 2014.

Sementara di sisi lain, AISA dihadapkan pada liabilitas yang jatuh tempo di bawah 1 tahun sebesar Rp3,6 triliun dengan sebagian besar berupa utang bank jangka pendek sebesar Rp2,2 triliun, utang obligasi Rp598 miliar, dan utang Sukuk Ijarah Rp300 miliar.

Di luar pokok utangnya, AISA juga berkewajiban untuk membayarkan bunga obligasi setiap 6 bulan sekali sebesar Rp30,75 miliar dan bunga sukuk ijarah sebesar Rp15,37 miliar per 6 bulan sekali.

Atau jika disetahunkan AISA berkewajiban membayar bunga obligasi Rp61,5 miliar dan bunga sukuk ijarah Rp30,75 miliar (total: Rp92,25 miliar).

Saat bisnis AISA sedang “baik-baik saja”, AISA mampu menghasilkan nilai tunai operasi sebesar Rp460 miliar per tahun, sehingga AISA juga mampu membayar bunga obligasi dan bunga sukuk ijarah yang sebesar Rp92,25 miliar tadi.

Namun saat AISA mulai dirundung sejumlah masalah seperti penarikan beras yang diduga oplosan, kemudian dilanjutkan penetapan harga eceran tertinggi (HET) beras, sampai dengan keputusan untuk mendivestasi bisnis beras, membuat AISA hanya mampu menghasilkan nilai tunai operasi hampir setengahnya yaitu sebesar Rp260 miliar per tahun (belum dipotong pembelian aset tetap).

Inilah yang membuat AISA kemudian tidak lagi bisa untuk membayar bunga obligasi.

Keuntungan Investasi Di Cash Rich Company AISA 02 - Finansialku

[Baca Juga: Tips Membeli Saham yang Kurang Likuid, Apakah Menguntungkan Beli Saham yang Kurang Likuid?]

 

Anda bisa bayangkan, bagaimana perusahaan yang hanya memiliki kas sebesar Rp182 miliar, uangnya dipakai hanya untuk membayar bunga obligasi dan bunga sukuk sebesar Rp92,25 miliar?

Dalam waktu 2 tahun, kas nya bisa ludes sama sekali bukan? Inilah yang penulis maksudkan Perusahaan yang memiliki aset besar, namun tidak likuid.

Gratis Download Ebook Pentingnya Mengelola Keuangan Pribadi dan Bisnis

Ebook Pentingnya Mengelola Keuangan Pribadi dan Bisnis - Mock Up - Finansialku Jurnal

 

Contoh Perusahaan yang Termasuk Cash Rich Company

Untuk membandingkan, penulis akan memberikan pula contoh perusahaan yang memiliki neraca yang sangat likuid. Salah satu perusahaan yang bisa dikatakan sangat likuid adalah DLTA.

Per Laporan Keuangan Kuartal II 2018, DLTA memiliki total aset Rp1,3 triliun. Namun dari total aset DLTA yang sebesar Rp1,3 triliun ini, aset terbesar DLTA adalah berupa kas dan setara kas yaitu Rp816,4 miliar (setara 63,9% dari total aset).

Keuntungan Investasi Di Cash Rich Company DLTA 02 - Finansialku

[Baca Juga: 4 Tips Agar Tetap Tenang Menghadapi Pasar Saham yang Bearish, Penasaran?]

 

DLTA bukannya tidak pernah melalui masa sulit seperti halnya AISA saat ini.

DLTA juga pernah harus melalui masa sulit di kala Pemerintah mengeluarkan larangan untuk menjual minuman beralkohol di tahun 2015.

Hal tersebut jelas membuat omzet DLTA menurun dari Rp880 miliar menjadi Rp700 miliar. Laba bersih pun juga tergerus dari Rp282 miliar menjadi Rp190 miliar. Namun, mengapa DLTA bisa bertahan?

Iklan Banner Online Course Yuk Buat Sendiri Rencana Keuangan Anda - Finansialku 728 x 90

Iklan Banner Online Course Yuk Buat Sendiri Rencana Keuangan Anda - Finansialku 336 x 280

Salah satu alasannya adalah karena DLTA memiliki neraca keuangan yang likuid, di antaranya memiliki jumlah kas dan setara kas yang besar.

Pada tahun 2015 kemarin, DLTA memiliki jumlah kas dan setara kas sebesar Rp495 miliar. Sementara jumlah liabilitas adalah Rp188,7 miliar (DLTA juga tidak memiliki utang berbunga sama sekali).

Dengan jumlah kas yang besar (serta arus kas operasi yang juga besar), maka praktis DLTA tidak perlu menerbitkan pinjaman apapun. Perusahaan tetap bisa bertahan menghadapi masa sulit.

 

Disclaimer: Penyebutan emiten pada artikel ini hanya sebagai edukasi, bukan untuk rekomendasi atau mendiskreditkan emiten tertentu.

 

Kesimpulan

Dari analogi Pak Andi, serta contoh kasus AISA dan DLTA di atas, Anda bisa melihat bahwa neraca keuangan yang likuid (salah satunya dengan menjaga jumlah kas dan setara kas) dapat menjadi faktor pembeda sekaligus faktor krusial.

Hal ini bisa membuat perusahaan bertahan di saat perusahaan menghadapi tantangan bisnis.

Oleh karena itu, posisi kas dan setara kas merupakan salah satu faktor penting yang jangan sampai dilupakan ketika Anda memutuskan berinvestasi pada sebuah perusahaan.

Ketika perusahaan memiliki posisi kas dan setara kas yang bertumbuh selama beberapa tahun terakhir, ditambah dengan utang yang menurun, memberikan indikasi bahwa perusahaan tersebut adalah perusahaan yang makmur (atau Bahasa Peter Lynch: a sign of prosperity).

Sebaliknya, ketika perusahaan memiliki posisi kas dan setara kas yang terus menipis selama beberapa tahun terakhir, memberikan indikasi bahwa perusahaan tersebut tidak mampu mendatangkan kas bagi perusahaan, dan mungkin saja berakhir dengan cerita pahit.

 

Apakah Anda memiliki pendapat terhadap penjelasan dari keuntungan investasi di cash rich company? Silakan beri tanggapan Anda pada kolom di bawah ini, terima kasih.

 

Sumber Referensi:

  • Rivan Kurniawan. 20 Agustus 2018. Ini Keuntungan Berinvestasi Di Cash Rich Company. Rivankurniawan.com – https://goo.gl/DnK4SU

 

Sumber Gambar:

  • Keuntungan Investasi di Cash Rich Company – https://goo.gl/2sqPfq
  • AISA 01 – https://goo.gl/wA6zFh
  • AISA 02 – https://goo.gl/JbDjXD
  • DLTA – https://goo.gl/cAFCHB