Investment Outlook 14-18 Maret 2022: WASPADA terhadap kenaikan suku bunga The FED minggu ini!!
Simak review dan prediksi IHSG, rekomendasi reksa dana, obligasi hingga p2p lending berikut.
IHSG Review
Sektor Komoditas & Energi Menjadi Penopang IHSG Minggu Lalu
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari Jumat (11/3) ditutup mengalami pelemahan tipis hanya -1,4 poin atau -0,02% ke level 6.922.
IHSG dibuka pada 6.872 terus mengalami penurunan di sesi I hingga batas terendah di 6.853 dan berhasil rebound pada sesi II dengan level harga penutupan 6.922, nilai transaksi harian sebesar Rp 14,38 triliun dan market caps IHSG di Rp 8.715 triliun.
Minggu kemarin yang menjadi fokus masih pada perang Rusia-Ukraina yang membuat harga komoditas terutama minyak, gas, batubara, emas dan nikel di pasar global (pasar spot/future) naik signifikan seperti nikel yang mengalami kenaikan harian terbesar sampai US$ 100.000/ton sehingga menyebabkan Bursa London (LME) melakukan penghentian sementara (suspen).
Salah satu produsen nikel terbesar dunia yaitu Tsingshan Group melakukan aksi short sell dari tahun akhir tahun 2021 sehingga menyebabkan perusahaan tersebut terkena Margin Call (MC) dengan kerugian lebih dari US$ 8 miliar.
Hal tersebut memicu penurunan saham ANTM, HRUM dan MDKA karena 3 perusahaan tersebut bekerja sama dengan Tsingshan Holding Group.
Minyak juga mengalami kenaikan tinggi hingga US$ 125 per barel jenis minyak Crude Oil WTI.
Ada kekhawatiran pasokan minyak terganggu efek Amerika Serikat (AS) melarang impor minyak Rusia (padahal rusia salah satu pemasok minyak terbesar no 3 ke AS). Hal demikian juga terjadi di batu bara dan gas yang naik signifikan.
Senin – Rabu minggu kemarin didominasi kenaikan harga-harga saham komoditas dan energi dan Kamis – Jumat wajar jika sudah mengalami koreksi sehat setelah kenaikan tinggi.
Konflik perang Rusia – Ukraina masih belum ada tanda berakhir dengan cepat, sudah ada pertemuan diplomasi kedua pihak sebanyak 2x namun belum ada kesepakatan.
Minggu kemarin sudah dirilis tingkat Inflasi Amerika serikat yang mencapai rekor yaitu 7,9% dari 7,5% bulan sebelumnya sehingga pasti akan memicu kenaikan Suku Bunga AS yang akan dilakukan pada keputusan The Fed minggu ini tanggal 17 Maret 2022.
Ekspektasi pasar melihat kenaikan suku bunga AS ini pasti akan terjadi dengan besaran minimal 25 basis poin atau 0,25% namun jika The Fed menaikkan dengan agresif lebih dari 25 basis poin maka akan membuat pasar bergejolak tinggi.
[Baca IHSG Hari Ini]
Dari sisi Domestik Indonesia fokus berita pada dilantiknya Otorita Ibu Kota Baru (IKN) dengan 2 sosok yang berpengalaman sebagai kepala IKN yaitu Bapak Bambang Susantono dan Wakil kepala Dhony Rahajoe serta Jokowi dengan Gubernur seindonesia melakukan camping di Ibu Kota baru.
Hal ini menyebabkan sentiman positif pada sektor Kontruksi (WIKA, PTPP, WSKT, ADHI) di akhir minggu kemarin.
Kinerja Sektoral IHSG Minggu Kemarin (7 – 11 Maret 2022)
IHSG pada minggu kemarin (11-14 Maret 2022) selama satu minggu kemarin mengalami turun atau koreksi tipis sebesar 5,71 poin (-0,08%) ke level penutupan 6.922.
11 sektor penyusun IHSG 6 sektor mengalami kenaikan dan 5 sektor mengalami penurunan.
Sektor yang mengalami kenaikan tinggi adalah sektor properti yang naik 5,40% dan sektor transportasi logistik yang naik 5,27%.
Sedangkan sektor yang mengalami penurunan terbesar dialami oleh sektor energi sebesar 4,72% dan sektor teknologi yang turun sebesar 4,13%.
Indeks LQ45 dan IDX30 mengalami kenaikan tipis yaitu LQ45 di 0,37% dan IDX30 di 0,38%.
Investor Asing
Pola Pergerakan Investor Asing pada IHSG
Berdasarkan Data RTI, investor asing (foreign) pada hari Jumat (11/3) melakukan aksi penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 73 miliar dengan perincian sebagai berikut di pasar reguler mengalami net sell sebesar Rp 49 miliar dan di pasar negosiasi tunai Rp 24 miliar.
Dalam satu minggu kemarin terjadi net sell yang cukup besar yaitu Rp 10,67 triliun yang disebabkan pembelian bersih (net buy) pasar reguler Rp 1,30 triliun dan di pasar negosiasi tunai sebesar Rp -11,97 triliun.
Sejak awal tahun (year to date/YTD) investor asing masih cukup deras masuk ke indonesia dengan inflow YTD sebesar Rp 17,44 triliun di semua pasar (all market) dengan perincian di pasar reguler net buy Rp 28,88 triliun dan di pasar negosiasi tunai net sell di Rp -11 triliun.
5 Saham yang Diakumulasi Asing Terbesar Dalam Mingguan (Dibeli Asing)
Pergerakan dari 5 saham yang menjadi akumulasi pembelian asing yang dipimpin oleh Astra Internasional (efek semakin longgarnya prokes dan mobilitas warga), saham Telkom Indonesia, saham Adaro Energy, saham Elang Mahkota Teknologi dan saham Merdeka Copper Gold.
5 Saham yang Distribusi Asing Terbesar Dalam Mingguan (Dijual Asing)
Saham yang dijual/distribusi oleh investor asing terbanyak adalah bigbank dengan penjualan saham BCA, saham BRI, saham ICBP (imbas kenaikan harga bahan baku), saham Sarana Menara Nusantara dan saham Medikaloka Hermina.
IHSG Outlook
IHSG minggu ini masih menguji 7.000 sebagai batas psikologis resistennya, namun kenaikan suku bunga AS minggu ini akan membuat pasar dominan untuk menahan posisi atau menguranginya sehingga akan membuat tekanan jual membesar dengan target support di 6.850 dan 6.720 (support terkuat minggu ini).
Secara outlook akan koreksi, Senin – Selasa masih akan didominasi kenaikan sektor kontruksi.
Data dan Sentimen Kuat Penggerak Market
Data Global:
- Data yang menjadi fokus minggu ini adalah FOMC Meeting dengan keputusan The Fed menaikkan suku bunga acuan.
- Situasi geopolitik masih akan dinamis tergantung dari perkembangan perang Rusia – Ukraina jika makin memanas dengan peningkatan sanksi dan perang maka akan menjadi sentimen negatif, namun jika diplomasi perundingan berhasil mencapai titik temu maka akan mengurangi tensi perang yang tinggi.
- Domestik Indonesia masih menjadi fokus adalah Ibukota Baru (IKN) dengan segala ceritanya (UU IKN, terpilihnya kepala Otoritas IKN dan camping Jokowi dengan para gubernur di IKN).
Rekomendasi Saham
Untuk minggu ini lebih konservatif menunggu hasil keputusan The Fed terkait dengan kenaikan suku bunga acuannya.
Sebaiknya masuk setelah ada keputusan The Fed untuk saham bigbank, namun untuk minggu ini sektor energi dan infrastruktur konstruksi masih menarik.
#1 PGAS (Basis Gas)
Pembelian bertahap di 1.405 dan 1.350.
Target take profit 1.600.
#2 ANTM (Emas dan Nikel)
Pembelian bertahap di level 2.520 dan 2.400.
Target take profit di 2.700 dan 2.800.
#3 WIKA (Konstruksi)
WIKA pembelian secara bertahap di 1.110 dan 1.000 dengan take profit di 1.250 dan 1.350.
Jika Sobat Finansialku memiliki tujuan keuangan khusus atau butuh bantuan dalam merencanakan investasi dan jual beli saham, kalian bisa ngobrol dengan saya, Gembong S., CSA, CFP®, QWP®, AEPP, QFE, dengan cara klik banner berikut untuk langsung terhubung dengan admin whatsapp dan buat janji ketemu.
Reksa Dana
Reksa Dana Indeks Basis LQ45 dan ETF LQ45
Indeks LQ45: Reksa dana berbasis indeks dan ETF berbasis LQ45 minggu akan bergerak cenderung koreksi dengan resisten di 1.020 dan support di 980 dan 965.
Reksa Dana Indeks Basis IDX30 dan ETF IDX30
Indeks IDX30 outlook minggu ini akan cenderung koreksi dengan resisten di 545 dengan support di 525 dan 515.
Indeks Syariah/Jakarta Islamic Indeks (JII)
Secara teknikal, JII juga akan naik minggu ini akan test naik ke resisten 600 namun secara global akan membuat turun dengan target batas support di 570.
Reksa Dana Saham YTD Kinerja Lebih Baik (Aktif) Dibandingkan Dengan Market
Kriteria seleksi berdasarkan parameter:
- Return 2021: Year To Date (YTD) di atas IHSG
- Asset Under Management (AUM): di atas 200 M
- Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
- DrawDown (DD): 9-15%
- Top 20 Manajer Investasi (MI) sisi Dana Kelolaan
Reksa Dana Saham
Sektoral dan Top Holding Sahamnya Per Data FFS
- BNI-AM IDX30: Jenis reksa dana pasif yang pengelolaannya mengikuti bobot saham di IDX30.
- Eastpring Investment Value Discovery: Alokasi penempatan Investasinya di 97,4% disaham sisanya kas dengan top sahamnya di BBCA, ARTO, HRUM, MDKA, ASII, BBRI, BMRI.
- HPAM Ultima Ekuitas: Alokasinya sekarang adalah 83% saham, time deposit 3% dan cash sebesar 14%. Sedangkan untuk top holding sahamnya adalah BBRI, BRPT, TPIA, MPMX, MSIN, SMGR, WSKT.
Reksa Dana Campuran YTD Kinerja Lebih Baik Dibandingkan Dengan Market
Kriteria seleksi berdasarkan parameter:
- Return 2021: Year To Date (YTD) di atas Infovesta Balance Fund Indeks
- Asset Under Management (AUM): di atas 100 M
- Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
- DrawDown (DD): 7-12%
Sektoral dan Top Holding Saham dan Obligasinya Per Data FFS
- Batavia Dana Dinamis: Alokasi kebijakan investasinya di pasar uang 11%, Obligasi perusahaan sebesar 8%, obligasi pemerintah di 19,94% dan saham sebesar 61,03%. Tops holding sahamnya: BBCA, ARTO, BMRI, BBRI, BTN, BBNI, TLKM.
- Jarvis Balance Fund: Portofolio investasi di saham 73,1%, obligasi 1,3% dan pasar uang sebanyak 25,6%. Sedangkan top holding sahamnya adalah: ASSA, ARTO, ERAA, HRUM, LINK, MDKA, FREN, EXCL.
- Schroder Dana Campuran: Portofolio aset alokasi di saham 57%, obligasi 39,58% dan cash sebesar 3% sedangkan untuk top holding perusahaannya adalah BBCA, BBRI, BBNI, TLKM, ASII.
Reksa Dana Pendatapan Tetap
Kriteria seleksi berdasarkan parameter:
- Return 2021: Year To Date (YTD) di atas Infovesta Fix Income Indeks
- Asset Under Management (AUM): di atas 100 M
- Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
- DrawDown (DD): 4-6%
Reksa dana pendapatan tetap dengan kinerja di atas rata-rata pendapatan tetap yang ada di market karena strategi investasi mereka adalah di obligasi swasta yang dominan diambil.
Oleh karena itu kinerjanya lebih bagus dan stabil. Contoh pada FFS di Succor Invest Stable Fund dan Equity Dana Pasti.
Reksa Dana Pasar Uang
Kriteria seleksi berdasarkan parameter:
- Return 2021: Year To Date (YTD)
- Asset Under Management (AUM): di atas 500 M
- DrawDown (DD): 0 – 0,5%
Penempatan reksa dana pasar uang lebih dominan di obligasi jangka pendek dibandingkan dengan deposito dan penempatan deposito dengan rate bunga yang menarik yaitu ada di bank buku 1-2 dan porsi obligasi lebih banyak.
Reksa dana pasar uang juga bisa jadi opsi untuk menempatkan dana darurat. Simak penjelasannya melalui video berikut ini.
Obligasi
Obligasi negara tipe FR yang menjadi acuannya adalah FR tenor 10 tahun:
Jika melihat pergerakan yield obligasi selama seminggu ini mengalami kenaikan yang tinggi dengan yield di sempat menyentuh di 6,8% sebelum ditutup 6,731% dengan harga 97.41.
Minat di obligasi atau bond sedang tinggi karena adanya konflik Rusia – Ukraina dan rencana kenaikan suku bunga AS minggu ini.
Apabila sobat Finansialku ingin lebih paham mengenai investasi obligasi pemerintah supaya bisa bantu negara sambil dapat cuan, kalian bisa baca ebook Finansialku berikut ini secara gratis. Klik banner untuk download ebook-nya ya.
Ikuti juga online course-nya di aplikasi Finansialku agar semakin paham dan investasi semakin cuan.
Selain ebook investasi obligasi, Finansialku juga punya banyak ebook lainnya tentang keuangan yang bisa kalian download secara gratis. Kunjungi Perpustakaan Finansialku untuk baca lebih banyak ebook mengenai perencanaan keuangan, investasi, hingga trading.
SR016, Solusi Cash Flow Bulanan dengan Kupon 4,95% per Tahun
Jenis obligasi negara syariah (sukuk ritel SR016) yang sedang ditawarkan oleh pemerintah Indonesia akan ditutup penawarannya pada 17 Maret 2022.
Jika ingin mendapatkan cash flow secara bulanan rutin selama 3 tahun ke depan dengan net kupon sebesar 4,4% setahun maka bisa dipertimbangkan untuk membeli SR016 minimal 1 juta maksimal 2 Milyar untuk Nasabah Ritel (WNI).
[Baca Juga SR016, Begini Simulasi Investasi dan Keuntungannya!]
Peer-to-Peer (P2P) Lending
4 P2P Lending yang mempunyai TKB90 sebesar 99-100%.
*TKB90 adalah ukuran tingkat keberhasilan penyelenggara P2P dalam memfasilitasi Penyelesaian Kewajiban Pinjam meminjam dalam jangka waktu sampai 90 hari terhitung sejak jatuh tempo.
Disclaimer ON: Sifat dari Analisis ini adalah pandangan Pribadi penulis berdasarkan pemahaman dan pengalaman , segala instrumen Investasi ada sisi risiko dan potensinya. Do Your Own Riset (DYOR)
Bagaimana pendapat Anda mengenai Investment Outlook di atas? Yuk, tulis pandangan Anda dalam kolom komentar di bawah ini. Jangan lupa untuk membagikan informasi ini pada rekan-rekan investor lainnya. Terima kasih.
Editor: Eunice
Leave A Comment