Jebakan utang China kini tengah menyergap Uganda. Bandara internasional Entebbe pun terancam keberadaannya.

Lantas, upaya apa saja yang tengah Uganda lakukan serta pelajaran apa yang harus Indonesia ambil? Simak informasi selengkapnya dalam artikel berita Finansialku berikut ini.

 

Summary:

  • Jebakan utang China kini menyergap Uganda. Bandara Internasional Entebbe pun kini terancam.
  • Utang Uganda senilai US$ 200 juta atau senilai Rp 2,8 triliun.
  • Pemerintah Indonesia diminta waspada terhadap utang China dan menjadi pelajaran atas apa yang terjadi di Uganda.

 

Jebakan Utang China Menyergap Uganda

Salah satu negara di Afrika yakni Uganda kini tengah berupaya untuk mengubah perjanjian utangnya dengan China. Hal tersebut mereka lakukan untuk menyelamatkan Bandara Internasional Entebbe, Uganda.

Tidak hanya bandara internasional saja, Uganda juga tengah berupaya untuk menyelamatkan aset-aset negara lainnya yang terancam akibat gagal bayar (default).

Pemerintah Uganda pun diketahui telah mengirimkan delegasinya untuk melakukan negosiasi kembali dengan pemerintah China. Berdasarkan laporan Gulf News oleh Bloomberg, perjanjian utang tersebut dibuat pada tahun 2015.

Pihak Uganda berutang sebesar US$ 200 juta atau setara dengan Rp 2,8 triliun kepada pihak Bank Export-Import (EXIM) China dengan tenor selama 20 tahun termasuk masa tenggang selama 7 tahun.

[Baca Juga: Utang Rp 54 T Bikin PT Wastika Karya Jual Semua Ruas Tol]

 

Utang tersebut digunakan untuk memperluas Bandara Internasional, Entebbe. Di sisi lain klausul utang yang kini tengah Uganda upayakan untuk diubah yakni:

  1. Perlunya Otoritas Penerbangan Sipil Uganda untuk meminta persetujuan dari pemberi pinjaman China untuk anggaran dan rencana strategisnya.
  2. Setiap perselisihan antara para pihak harus diselesaikan oleh Komisi Arbitrase Ekonomi dan Perdagangan Internasional China.

 

Pihak Uganda sendiri telah melakukan negosiasi terkait pengubahan klausul utang sejak Maret 2021 lalu. Akan tetapi hasilnya masih nihil.

Tampaknya, Uganda telah menyerahkan satu-satunya bandara internasional miliknya. Seperti yang diutarakan oleh salah satu media asal India, saharareporters.com.

Tetapi sekarang tampaknya transaksi yang ditandatangani dengan EXIM China berarti Uganda ‘menyerahkan’ satu-satunya bandara internasionalnya,” ujar mereka.

 

Pemerintah Indonesia Harus Waspada Terhadap Utang China

Melihat fenomena yang Uganda alami, tentu sudah sepantasnya menjadi alarm pengingat bagi Pemerintah Republik Indonesia.

Hal tersebut bukanlah tanpa alasan. Banyak sekali proyek infrastruktur strategis di Indonesia yang pembiayaannya mengandalkan pinjaman dari negara dengan jumlah penduduk terbesar ini. Salah satunya adalah proyek Kereta Cepat Jakarta – Bandung.

Jika itu gagal, ada potensi bahwa pihak China akan meminta kompensasi dari Proyek Kereta Cepat Jakarta – Surabaya dengan harga yang mahal. Jika itu gagal lagi, China akan meminta akuisisi serta proyek-proyek lainnya.

Kalau itu gagal maka dia akuisisi. Pada saat dia akuisisi maka dia menguasai betul. Kalau masih gagal bisa-bisa minta pelabuhan minta bandara, begitu caranya. Modus China selalu, itu perangkap adalah perangkap kerja sama ekonomi penjajahannya,” ujar Said Didu, mantan Sekretaris Kementrian BUMN yang dikutip detik.com.

 

Di samping itu, hal yang tak kalah pentingnya untuk menjadi perhatian yakni perihal klausul utang. Pasalnya, yang Uganda alami bisa jadi karena perjanjian yang sudah kedua belah pihak sepakati.

Pertama tentu klausul pinjaman tersebut, bisa saja klausul penyitaan memang termasuk di dalam pinjaman yang diberikan China di awal dan sudah disepakati kedua negara, asumsi saya seperti itu,” ujar Ekonom Center of Reform on Economics (CORE), Yusuf Rendy Manilet.

 

Yusuf juga menambahkan apa yang terjadi di Uganda sudah sepatutnya menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia.

Jebakan utang China sendiri tidak hanya dialami oleh Uganda. Sebelumnya, Sri Lanka juga bernasib serupa. Karena gagal dalam melunasi utangnya, negara tersebut harus memindahkan Angkatan Laut miliknya ke wilayah yang sudah dikuasai oleh otoritas Beijing.

Itu artinya kekuatan militer Angkatan Laut Sri Lanka mau tak mau harus mengalami intervensi dari pihak China.

[Baca Juga: Wow! Kereta Cepat Bandung-Jakarta Bakal Terus Ke Surabaya]

 

Jangan sampai utang membuat Anda susah. Yuk, mulai rencanakan keuangan Anda agar terbebas dari jeratan utang dengan aplikasi Finansialku. Coba gratis 30 hari untuk pengguna baru!

Download Aplikasi Finansialku Sekarang!!

Download Aplikasi Finansialku

 

Lalu, bagaimana tanggapan Anda mengenai informasi di atas. Tulis opini serta pendapat Anda di kolom komentar, ya. Share artikel ini supaya semakin banyak orang yang mendapatkan informasinya. Semoga bermanfaat.

 

Editor: Ratna SH

Sumber Referensi:

  • Achmad Dwi Afriyandi. 29 November 2021. Uganda Kena ‘Jebakan’ Utang Cina, RI Gimana? Finance.detik.com- https://bit.ly/31hLhdk
  • Thea Fathanah Arbrar. 30 November 2021. Jebakan Utang Cina Makan Korban, Negara Ini Hilang Bandara? Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/3pebdyI
  • Syahrul Anshari. 12 November 2021. Pemerintah Di minta Waspada Terhadap Jebakan Utang Cina. Viva.co.id – https://bit.ly/3o5YNcU