Menjelang usia 30 tentu ada rasa takut jika belum memiliki aset apapun. Inilah salah satu masalah keuangan generasi milenial saat ini. Lalu, bagaimana cara mengatasinya?

Yuk, simak ulasannya di bawah ini!

 

Permasalahan Milenial: Kerja Bagai Kuda, Tapi Aset Tidak Punya

Saat ini milenial sedang bersusah payah bekerja demi mencapai tujuan keuangan dan menjalani kehidupan sehari-hari.

Tak sedikit yang harus bersusah payah dalam mengatur perencanaan keuangan pribadi bahkan merasakan sulitnya mencari pekerjaan. 

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa tingkat pengangguran di Indonesia menurun sebesar 0,6% dari Februari 2023 menjadi 4,82% pada akhir Februari 2024. 

Meskipun tingkat pengangguran menurun, Indonesia masih menjadi negara dengan persentase pengangguran paling tinggi di ASEAN. 

Masalah keuangan generasi milenial

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan (persen), Februari 2022–Februari 2024. Sumber: BPS

 

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa tamatan perguruan tinggi pun masih banyak yang menganggur. Hal ini terjadi karena keahlian yang mereka tekuni di bangku perkuliahan tidak sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

Di samping itu, milenial juga rela bekerja paruh waktu karena menjadi sandwich generation yang harus membiayai orang tua dan adik-adiknya.

Mereka berusaha keras untuk mencari pekerjaan dan uang agar dapat keluar dari jeratan sandwich generation.

Namun, terlepas dari menjadi tulang punggung keluarga, setidaknya mereka yang memiliki penghasilan tidak meminta dan menjadi beban orangtua untuk menyediakan dana.

Sangat disayangkan bagi milenial yang telah menyelesaikan kuliah dan bertahan di dunia kerja ini jika kehilangan tujuan keuangan yang ingin dicapai disebabkan oleh faktor lingkungan pergaulan.

Sebab dengan kondisi media sosial yang bisa diakses oleh siapapun mampu mempengaruhi pemikiran milenial untuk tampil eksis di media sosial dan mengikuti tren gaya hidup.

Alhasil, mulai dari gaji bulanan hingga tabungan pun raib hingga terlilit utang yang awalnya kelihatan kecil.

Nah, berikut beberapa permasalahan milenial yang umum terjadi saat ini:

 

#1 Tren Gaya Hidup

Milenial yang memiliki rasa gengsi dan harga diri yang tinggi rela menghabiskan dana untuk membeli barang yang tidak mempertimbangkan dengan baik dan benar apakah dikategorikan kebutuhan atau keinginan.

Membeli barang bermerek dirasa akan meningkatkan sikap percaya diri dan mampu berteman serta diterima di pergaulan kelas atas.

 

#2 Tidak Menetapkan Tujuan Keuangan yang Tepat

Apa yang terpampang di sosial media, yang merasuki pikiran untuk mengikutinya, sehingga kita kehilangan arah ingin mencapai tujuan keuangan yang seperti apa.

Sebab kondisi keuangan dan budaya setiap orang berbeda tentu juga memiliki preferensi yang berbeda.

Misalnya milenial ingin merayakan pernikahan perak kepada orang tua dengan membawa mereka jalan-jalan. Namun keinginan tersebut seketika dapat dihilangkan dan menurun tingkat prioritasnya.

Dengan memiliki berbagai macam keinginan tanpa meningkatkan prioritas, akan membuat milenial kehilangan tujuan keuangan dan membuat masalah keuangan generasi milenial semakin bertambah.

 

#3 Mindset Investasi Agar Cepat Kaya

Milenial wajib sabar dan menikmati proses demi hasil yang sesuai. Ya benar! Kerap, milenial yang memiliki mindset ingin kaya ini terjebak dalam investasi bodong.

Tak jarang baru saja mendapatkan sedikit tabungan sudah raib aja sebab hanya mempercayakan apa yang diajak oleh teman tanpa belajar dan mengenal terlebih dahulu seluk beluk cara kerja investasi tapi tergiur dengan pengembalian yang besar.

[Baca juga: Ekonomi Kelas Menengah Menurun, Beban Hidup Meningkat!]

 

#4 Latte Factor

Tingkat gaya hidup kini sudah mulai berubah dengan kehadiran banyak coffee shop di Indonesia. Seakan-akan pekerja harus minum kopi sebelum melakukan aktifitas sehari-hari.

Membeli kopi memang kelihatan mengeluarkan uang kecil tapi kalau ditabung lama-lama menjadi bukit juga. Tak hanya kopi, minuman kecil hingga camilan sore juga membentuk kebiasaan yang diwajibkan.

Hal seperti ini yang mengeluarkan biaya kecil namun berulang-ulang merupakan latte factor dan bisa berdampak buruk terhadap keuangan.

Milenial yang perlahan sadar setelah mencoba mengevaluasi pengeluarannya namun belum juga melakukan pencatatan keuangan dianggap tidak efisien.

Jika Anda sudah sadar bahwa kesehatan keuangan Anda tidak sehat, ada baiknya Anda menggunakan Jasa Konsultasi Keuangan. 

Salah satunya adalah Konsultasi Keuangan Finansialku. Anda akan mendapatkan arahan dalam membuat perencanaan keuangan, mengatur budget, hingga strategi mengelola uang dan investasi agar mencapai financial freedom.

Tunggu apalagi, yuk buat jadwal booking konsultasi melalui WhatsApp 0851 5866 2940 atau klik banner di bawah, ya! 

konsul - PERENCANAAN KEUANGAN Q3 23

 

Tips Memiliki Aset Di Usia 30

Selain melakukan pencatatan keuangan, beberapa tips agar tujuan keuanganmu dapat tercapai:

 

#1 Kebiasaan Berbelanja

Kebiasaan berbelanja yang telah dibentuk dari faktor lingkungan pergaulan terdekat namun bukan berarti anda tidak mampu untuk mengendalikannya.

Lakukan evaluasi terhadap pengeluaran setiap bulannya dan menetapkan kebutuhan sehingga anda dapat kembali mengontrol diri dengan memporsikan pendapatan anda setiap bulannya.

 

#2 Tetapkan Tujuan Keuangan

Setiap orang dari kita sendiri khususnya memiliki berbagai macam keinginan yang belum terpenuhi dan mencoba untuk tidak ketinggalan keinginan tersebut.

Waktu terus berjalan jadi tetapkan skala prioritas terlebih dahulu dari yang terpenting.

Pastikan Anda akan sangat menyesal ketika tidak mencapainya sehingga akan mendorong anda untuk mencapai keinginan tersebut.

 

#3 Mulai Berinvestasi

Kepala Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Sondang Martha mengatakan tingkat literasi keuangan generasi milenial pun termasuk rendah.

Mereka yang berusia 18-25 tahun memiliki tingkat literasi 32,1 persen. Sedangkan, mereka yang berusia 25-35 memiliki tingkat literasi 33,5 persen. 

Ini adalah salah satu alasan masalah keuangan generasi milenial sangat sulit untuk mereka selesaikan.

Milenial diharapkan lebih bijak dalam mengatur keuangan sebab nilai mata uang akan berkurang nilainya seiring berjalannya waktu disebabkan oleh tingkat inflasi di indonesia rata-rata 3% (menurut Bank Indonesia).

Memulai investasi bukan berarti Anda harus menaruh seluruh tabungan dalam investasi tetapi mulailah dari dana yang kecil dan mulai belajar untuk mengerti sehingga tidak terjebak dalam investasi bodong.

Anda bisa membaca panduan berinvestasi bagi pemula dari Finansialku berikut yang bisa memandu Anda melakukan investasi pertama.

Ebook GRATIS, Panduan BERINVESTASI REKSA DANA untuk PEMULA

10 Panduan Investasi Reksadana Pemula

 

Mumpung masih produktif, tidak ada salahnya kita mengakui kesalahan dan sadar akan pola dalam mengatur keuangan.

Pengalaman akan menjadi guru yang sangat berharga dalam kehidupan. Demi masa depan yang lebih baik, yuk mulai menabung!

 

Selamat! Anda telah selesai membaca artikel ini, semoga artikel ini dapat mengedukasi lebih banyak milenial diluar sana yang memiliki mindset ingin cepat kaya.

Siapa tau, kamu dan kelompok temanmu termasuk salah satu dari kriteria masalah di atas? Yuk share informasi ini semoga bermanfaat!

 

Sumber Referensi:

  • Latief. 22 Mei 2017. Generasi Milenial Terancam Pengangguran. Kompas.com – https://bit.ly/3mY3enp
  • Sakina Rakhma Diah Setiawan. 29 Oktober 2019. Milenial, Latte Factor Bisa Bikin Kamu Susah Menabung dan Beli Rumah. Kompas.com – https://bit.ly/3kV2Cx3
  • Bi.go.id