Menag tetapkan Ramadan 2018: Hilal tak terlihat pada 15 Mei 2018 sore, Kementerian Agama menggelar sidang isbat dan tetapkan 1 Ramadan tepat pada Kamis, 17 Mei 2018.

Sebelumnya, Pengurus Pusat Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadan pada tanggal yang sama.

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku and News

 

Hilal Tak Terlihat, Menag Tetapkan Ramadan 2018 Tepat 17 Mei 2018

Kementerian Agama (Kemenag) mengumumkan secara resmi melalui konferensi pers hasil sidang isbat di Gedung Kemenag, Jalan M.H. Thamrin Jakarta Pusat, Selasa (15/5/2018).

Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin menetapkan 1 Ramadan tepat pada Kamis (17/5/2018) esok.

Saat konferensi pers di gedung Kemenag, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (15/5/2018) malam, Menteri Lukman mengungkapkan:

“Dengan demikian, tanggal 1 Ramadhan jatuh pada hari Kamis 17 Mei 2018. Itulah kesimpulan rapat sidang isbat yang diikuti pimpinan ormas-ormas Islam dan MUI dan perwakilan dari negara-negara sahabat.”

 

Dikutip dari Republika.co.id, ketetapan ini didasarkan pada hasil perhitungan tim hisab rukyat Kemenag dan laporan tim pemantau hilal yang telah dilakukan di 95 titik. Ia memandang, posisi hilal di seluruh Indonesia masih di bawah ufuk.

Dari 32 pelaku rukyatul hilal, tidak ada satu pun yang melihat hilal. Berdasarkan laporan itu maka bulan Sya’ban disempurnakan dengan cara istikmal menjadi 30 hari sehingga Selasa (15/5/2018) malam ditetapkan 30 Sya’ban.

“Mudah-mudahan keputusan ini memberikan berkah. Saya selaku pimpinan sidang isbat menegaskan bahwa Ramadhan tahun ini jatuh pada Kamis.”

 

Keputusan ini disampaikan Lukman bersama perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Abdulllah Jaidi, Ketua Komisi VIII Ali Taher, dan Dirjen Bimas Islam Kemenag Muhammadiyah Amin.

Ketetapan tersebut diambil setelah Kemenag mempertimbangkan sejumlah pendapat dalam sidang isbat yang dihadiri oleh perwakilan dari 74 ormas Islam, Komisi VIII, MUI, LAPAN, dan perwakilan negara-negara sahabat tersebut.

“Maka atas nama pemerintah menyampaikan kepada seluruh umat Islam selamat memasuki bulan Ramadhan. Mudah-mudahan kualitas puasa kita tahun ini semakin meningkat, tidak hanya ibadah mahdhoh-nya, tapi juga ibadah sosialnya.”

 

Gratis Download Ebook Panduan Investasi Emas untuk Pemula

Download Ebook Panduan Berinvestasi Emas untuk Pemula - Harga Emas Hari Ini - Finansialku

 

Muhammadiyah Tetapkan Lebih Dulu

Sebelumnya, Muhammadiyah melalui Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadan 1439 H tepat pada Kamis (17/5/2018). Sedangkan untuk Idul Fitri, Muhammadiyah menetapkan tepat pada Jumat (15/6/2018) mendatang.

Hal ini disampaikan pada Senin (14/5/2018) lalu di Yogyakarta.

Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Oman Faturrahman menerangkan ada tiga syarat dalam menetapkan bulan baru.

Pertama, adalah apabila sudah terjadi ijtimak atau konjungsi bulan dan matahari. Kedua, ijtimak terjadi sebelum terbenam matahari. Ketiga, saat terbenam matahari posisi bulan belum terbenam atau masih di atas horison.

Daftar Aplikasi Finansialku

Download Aplikasi Finansialku di Google Play Store

 

Di Gedung PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Senin (14/5), Oman mengatakan:

“Hari Selasa besok itu ditemukan bahwa terbenam matahari di Yogyakarta terjadi pukul 17:28:58 WIB. Setelah itu, ijtimak terjadi setelah terbenam matahari. Ada dua syarat tidak terpenuhi. Tanggal 17 Mei sebagai awal Ramadan sudah kuat berdasarkan ijtimak yang dilakukan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.”

 

Seperti dilansir dari Merdeka.com, terkait pelaksanaan Bulan Ramadan, Ketua PP Muhammadiyah Yunahar Ilyas meminta kepada umat muslim untuk menjalankan ibadah dan puasa di Bulan Ramadan tidak hanya formalitas semata.

“Jadikan puasa dan ibadah Ramadan sebagai proses perubahan perilaku menuju perilaku ihsan atau kebajikan utama yang membentuk keshalehan individual dalam ranah pribadi dan keshalehan sosial dalam kehidupan kolektif. Bulan Ramadan hendaknya dijadikan momentum membentuk dan memperkuat karakter diri setiap muslim dan warga bangsa yang uswah hasanah atau bersuri-teladan yang baik. Utamakan uswatun hasanah dalam bertutur kata dan menyampaikan ujaran-ujaran serta tindakan-tindakan yang membawa ketenangan, kedamaian, persaudaraan, kerukunan, kebersamaan, kasih sayang, toleransi, kesabaran, saling memuliakan, dan menjunjung tinggi keadaban utama.”

 

Mengacu hasil sidang isbat Kemenag tersebut, Organisasi Masyarakat (Ormas) NU, Muhammadiyah, Persis, serta Ormas Islam lainnya akan menjalani ibadah puasa secara bersamaan pada Kamis (17/5/2018).

Umat Islam diimbau untuk mulai mempersiapkan diri menyambut datangnya Ramadan yang suci ini.

Menag Tetapkan Ramadan 2018 02 Pemantauan Hilal - Finansialku

[Baca Juga: Menuju Ramadan Industri Busana Muslim Alami Lonjakan]

 

Ekonomi Menengah Kebawah akan Meningkat

Ramadan kerap mendatangkan rezeki bagi beberapa golongan orang. Ya, banyak yang melihat peluang usaha yang dapat digeluti selama berjalannya bulan Ramadan.

Sama halnya dengan kota Bandung, yang pertumbuhan ekonomi kelas menengah ke bawah akan mengalami peningkatan di dalam bulan Ramadan.

Pengamat Ekonomi dari Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Acuviarta Kartabi mengatakan, keberlanjutan perekonomian di kota Bandung karena iklim kota kembang ini merupakan entitas dunia wirausaha.

Acuviarta berkata kepada Tribun Jabar saat dihubungi via telepon, Selasa (15/5/2018):

“Saya kira akan terus berlanjut tumbuhnya usaha-usaha pada bulan Ramadan kali ini, terutama usaha di bidang fashion atau juga kuliner.”

 

Dikutip dari Tribunnews.com, tingkat konsumsi masyarakat di bulan Ramadan biasanya meningkat dibandingkan bulan-bulan lainnya. Hal ini yang mendorong wajarnya keberlanjutan tumbuhnya usaha pada Ramadan di tahun ini.

Namun, Acuviarta mengatakan, para pelaku usaha harus betul-betul merencanakan peluang usahanya terlebih dahulu. Seperti tempat usaha, kualitas, volume bisnis, hingga promosi.

Pasalnya, biasanya pelaku usaha saat Ramadan masih berkutat pada pola dagang yang mainstream.

“Artinya, pelaku usaha ini tidak benar-benar merencanakan planning usahanya. Tidak memperhatikan modal, tempat, bahkan kualitas produk usahanya. Karena cenderung hanya punya mindset pasti akan laku karena bulan Ramadan. Apalagi tahun ini. Setelah lebaran, kan, akan ada tahun ajaran baru. Jadi masyarakat tentu akan menjaga pola belanja dengan waktu yang cukup panjang. Meski memang ada potensi dan ruang, tapi pelaku usaha harus tetap memperhatikan skala bisnisnya.”

 

Memperhatikan secara saksama beberapa faktor yang akan mempengaruhi bisnis, pelaku usaha justru akan mendapatkan keuntungan.

Keuntungan yang paling penting adalah mempertahankan bisnisnya untuk waktu yang cukup panjang. Ya, peluang ini dapat diambil agar tidak hanya aji mumpung saat Ramadan.

 

Apa tanggapan Anda setelah membaca artikel mengenai Penetapan Ramadan dan Peningkatan Ekonomi kelas menengah kebawah?

Silakan berikan pendapat Anda di kolom komentar di bawah ini.

 

Sumber Referensi:

  • Purnomo Edi. 14 Mei 2018. Muhammadiyah tetapkan 17 Mei awal Puasa Ramadan. Merdeka.com – https://goo.gl/qSJmd2
  • Ragil Wisnu Saputra. 15 Mei 2018. Perekonomian Skala Menengah ke Bawah Akan terus Tumbuh di Ramadan Kali Ini. Tribunnews.com – https://goo.gl/5zrTrX
  • Muhyiddin. 15 Mei 2018. Menteri Agama: Awal Ramadhan Jatuh pada 17 Mei. Republika.co.id – https://goo.gl/BzTvVs

 

Sumber Gambar:

  • Menag Tetapkan Ramadan – https://goo.gl/BQDYFv
  • Pemantauan Hilal – https://goo.gl/8oAQPB