Mengapa Kita Perlu Meningkatkan Edukasi dan Literasi Keuangan?

Ma, kemarin Papa diskusi dengan teman perencana keuangan. Dia mengatakan bahwa ternyata penting memberikan edukasi keuangan dan literasi keuangan kepada anak-anak.

Maksud papa, ngajarin anak untuk menabung, menggunakan mesin ATM?

Bukan, bukan. Itu bukan literasi keuangan namanya. Literasi keuangan dan edukasi keuangan yang papa maksud adalah: kita dan anak-anak perlu tahu mengenai uang, bahasa uang dan cara menggunakan uang.

Maksud papa gimana sih? Mama kurang paham.

Misal gini deh Pa, misal tiba-tiba ada rezeki nomplok, dapet warisan sebesar Rp 10 M. Terus uang tersebut mau dipakai untuk apa? Terus dengan penghasilan seperti ini, bagaimana caranya biar kita bisa meredeka secara keuangan?

Kalau seperti itu, mama juga belum tahu. Gimana bisa mengajarkan kepada anak-anak?

Kata teman papa, kita bisa mulai mengetahui tentang konsep-konsep keuangan dengan banyak cara. Salah satunya adalah dengan perencanaan keuangan, membaca buku dan informasi terkait dengan cara menuju kebebasan keuangan. Terakhir praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dulu mama diajarkan sama orang tua untuk hemat dan nabung. Pengetahuan keuangan lainnya adalah jangan utang, beli tanah, beli emas dan sekolah yang pintar biar gaji besar.

Hahahaha…Ow sama donk dengan aku. Sayangnya teman papa bilang nasehat keuangan yang dulu belum tentu pas jika kita terapkan sekarang. Apalagi jika diterapkan ke anak-anak. Menurut teman papa, banyak hal yang sudah berubah mengenai keuangan. Orang-orang zaman dahulu banyak yang berorientasi pada keamanan secara keuangan: gaji tetap, punya rumah, pensiun aman. Sekarang aturan main sudah berubah, tidak bisa seperti itu lagi.

Bagaimana kalau kita belajar konsep yang benar dari teman papa?

Papa setuju, mending kita diskusi dan konsultasi lagi sama dia. Kalau perlu kita ikut seminar dan pelatihannya. Kemudian kita ajarkan kepada anak-anak hal-hal penting mengenai keuangan.