Apa itu moving average? Bagaimana cara perhitungan dan cara menggunakannya dalam bertransaksi saham? 

Agar lebih paham, simak pembahasan lengkapnya dalam artikel berikut ini!

 

Summary:

  • Terdapat beberapa versi moving average yang umumnya digunakan sebagai indikator analisis teknikal, yakni SMA, WMA, dan EMA. 
  • Moving average memiliki beberapa penggunaan salah satunya untuk mengidentifikasi tren harga saham.

 

Moving Average Sebagai Indikator dalam Trading Saham

Moving Average (MA), yaitu garis yang kita dapat dari perhitungan harga sebelum hari ini, yang mana garis tersebut menampilkan pergerakan harga rata-rata dari suatu saham dalam suatu rentang waktu tertentu.

Misalnya dalam rentang 5 hari (1 minggu), 20 hari (1 bulan), 60 hari (3 bulan), maupun 120 hari (6 bulan). Oleh sebab itu dapat kita katakan moving average 60 berarti pergerakan harga 3 bulan ke belakang.

Menggunakan moving average merupakan cara ampuh untuk mengukur momentum serta memastikan tren, termasuk menentukan support area dan resistance area.

Moving average yaitu indikator lagging yang bereaksi terhadap peristiwa yang sudah terjadi.

Indikator ini tidak kita gunakan sebagai alat untuk memprediksi harga ke depan, melainkan kita gunakan untuk memastikan dan menganalisis tren harga saham.

 

Jenis-jenis Moving Average

Moving average yaitu indikator yang biasa kita pakai dalam analisis teknikal. Indikator ini cukup populer di antara para trader.

Ada banyak versi moving average yang biasa investor gunakan sebagai indikator analisis teknikal, contohnya:

  1. Simple Moving Average (SMA)
  2. Weighted Moving Average (WMA)
  3. Exponential Moving Average (EMA)

 

Cara menggunakan ketiga jenis moving average tersebut mirip satu sama lain.

Namun yang membedakan dari semua jenisnya adalah pola hitungan rata-ratanya yang memberatkan suatu nilai periode tertentu dengan bobot yang berbeda.

Misalnya apabila pada SMA hanya menggunakan rata-rata biasa, WMA dan EMA menggunakan sistem pembobotan, sehingga dari pembobotan ini dapat menghasilkan nilai rata-rata yang berbeda.

Jadi, bisa kita simpulkan perbedaannya ada pada tingkat sensitivitas yang masing-masing indikator tersebut berikan terhadap harga saham.

Sebenarnya masih banyak lagi jenis moving average dari metode perhitungan lainnya, namun pada kali ini kita akan membahas jenis moving average yang paling sering terpakai, yaitu SMA, WMA dan EMA.

moving average_perbandingan jenis MA

 

Gambar di atas menunjukkan perbandingan ketiga jenis MA dengan periode yang sama.

Berdasarkan ketiga jenis MA tersebut, yang paling sensitif dengan pergerakan harga adalah WMA, berikutnya EMA dan yang terakhir adalah SMA.

Karena sifatnya ini, WMA dan EMA sering trader pakai untuk trading dalam jangka pendek, sedangkan SMA investor gunakan untuk investasi jangka panjang.

 

#1 Simple Moving Average (SMA)

Simple Moving Average (SMA) yaitu aritmatika moving average yang hitungannya dengan menambahkan harga penutupan saham untuk sejumlah periode waktu dan kemudian dibagi sejumlah periode waktu tersebut.

Dalam SMA, data yang masuk memiliki pembobotan yang sama. Ini artinya yaitu bahwa setiap harga penutupan pada hari yang terhitung dalam kumpulan data tersebut, memiliki tingkat kepentingan dan bobot yang sama.

Karena setiap hari baru berakhir, titik data yang tertua dibuang dan yang terbaru ditambahkan.

SMA dapat dirumuskan sebagai berikut:

moving average_rumus SMA

 

Mari kita ambil contoh kasus, misalnya harga sebuah saham dalam 15 hari berturut-turut adalah: 20, 24, 22, 21, 20, 18, 17, 22, 26, 30, 31, 34, 33, 30 dan 28.

Dengan perhitungan rumus di atas, maka kita akan mendapatkan nilai SMA-nya sebagai berikut:

moving average_tabel SMA

 

Dengan mengetahui nilai SMA-nya, maka dapat kita buat grafik sebagai berikut:

moving average_grafik SMA

 

Setelah mengetahui perhitungan simple moving average, sebagai tambahan referensi seputar investasi saham agar bisa menghindari dividen trap, yuk, simak video YouTube berikut ini!

 

 

#2 Weighted Moving Average

Dalam perhitungannya, WMA memiliki kemiripan dengan SMA, namun yang membedakannya yaitu adanya pembobotan pada data yang terbaru.

Sama seperti SMA, WMA juga setiap harinya membuang harga penutupan yang tertua dan menambahkan yang terbaru.

WMA mengalikan faktor untuk memberikan bobot yang berbeda untuk data pada waktu yang berbeda. Dalam sejumlah (n) hari, WMA hari terbaru memiliki berat (n), (n) terbaru kedua – 1, dll, hingga bobotnya ke satu.

Rumus WMA dapat kita lihat sebagai berikut:

moving average_rumus WMA

 

Misalnya dengan contoh yang sama seperti simulasi SMA di atas, dengan perhitungan rumus WMA di atas, maka kita akan mendapatkan nilai WMA seperti tabel berikut:

moving average_tabel WMA

 

Dengan mengetahui nilai WMA-nya, maka dapat dibuat grafik sebagai berikut:

moving average_grafik WMA

 

#3 Exponential Moving Average

Exponential Moving Average (EMA) adalah jenis MA yang menyaring data secara infinite, dimana data-data lama tidak ada yang terbuang, melainkan hanya berkurang saja bobotnya secara eksponensial, namun bobotnya tidak sampai nol.

EMA memiliki kemiripan dengan WMA dalam hal membedakan bobot data antara data terdahulu dan yang terbaru, di mana dengan perhitungan ini, EMA dan WMA sama-sama lebih sensitif dengan pergerakan harga saham daripada dengan SMA.

Rumus EMA dapat kita lihat sebagai berikut:

moving average_rumus EMA

 

Misalnya dengan contoh yang sama seperti simulasi SMA di atas, dengan perhitungan rumus EMA di atas, maka kita akan mendapatkan nilai EMA seperti tabel berikut:

moving average_tabel EMA

 

Dengan mengetahui nilai EMA-nya, maka dapat kita buat grafik sebagai berikut:

moving average_grafik EMA

 

Dari ketiga indikator yang biasa trader gunakan, apakah Sobat Finansialku sudah memahaminya secara menyeluruh? 

Jika masih ragu dalam mengambil keputusan berinvestasi, Anda bisa diskusi secara 1 on 1 bersama Perencana Keuangan Finansialku. Klik banner di bawah ini, sekarang!

konsul- INVESTASI Q3 23

 

Penggunaan Moving Average

Penerapan yang paling umum dari MA yaitu untuk mengidentifikasi arah tren dan untuk menentukan support level dan resistance.

Melihat dari fungsinya sendiri, maka kita dapat membagi fungsi MA sebagai berikut:

  • Untuk mengidentifikasi tren harga saham.
  • Untuk mengetahui pembalikan arah tren.
  • Untuk menentukan support level dan resistance.

 

Dalam penggunaannya, Anda bisa saja menggunakan lebih dari 1 MA, baik secara jenis MA, maupun secara periodenya. Berikut penjelasan cara penggunaan MA.

 

#1 Mengidentifikasi Tren Harga Saham

Untuk mengetahui arah tren harga saham, sederhananya Anda dapat melihat posisi MA terhadap harga saham, apakah di atas atau di bawahnya.

Pada prinsipnya, jika harga saham berada di atas nilai MA, maka harga saham tersebut sedang dalam tren naik, sebaliknya bila harga berada di bawah MA, maka harga saham sedang dalam tren turun.

Cara lain untuk mengidentifikasi tren adalah dengan menggunakan dua atau lebih MA yang berbeda, misalnya MA 5, MA 20 dan MA 60.

Posisi MA yang periodenya lebih pendek terhadap MA yang periodenya panjang, apakah di atas atau di bawahnya.

Sama pula prinsipnya, apabila MA 5 (jangka pendek) di atas MA 20 (jangka panjang), maka harga saham tersebut sedang dalam tren naik, sebaliknya bila MA 5 berada di bawah MA 20, maka harga saham sedang dalam tren turun.

moving average_contoh penggunaan 1

 

Contoh di atas menunjukkan saham dengan harga berada di atas MA 5, dan MA 5 berada di atas MA 20, serta MA 20 berada di atas MA 60.

Oleh karena itu, hal ini menandakan bahwa harga saham tersebut sedang dalam trend naik yang kuat.

[Baca Juga: Sistem Auto Rejection dalam Perdagangan Saham di Indonesia]

 

#2 Mengetahui Pembalikan Arah Tren

Fungsi kedua penggunaan MA adalah untuk menentukan titik reversal (pembalikan arah) tren. Dengan kata lain, Anda dapat melihatnya saat harga saham menembus Moving Average.

Jika yang tertembus adalah garis MA periode jangka pendek, maka pembalikan aranya pun untuk jangka pendek. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut

moving average_contoh penggunaan 2

 

Bila harga menembus ke atas, mengindikasikan pembalikan arah menjadi tren bullish (naik) atau juga kita sebut sebagai sinyal Golden Cross, sebaliknya bila harga menembus ke bawah, maka hal itu mengindikasikan pembalikan arah menjadi tren bearish (turun) atau juga kita sebut sebagai sinyal Dead Cross.

Cara lain untuk mengidentifikasi pembalikan arah tren juga dapat dilihat dari perpotongan antara 2 jenis MA atau lebih.

Sama prinsipnya dengan saat harga menembus MA, bila MA 5 (jangka pendek) menembus ke atas MA 20 (jangka panjang), mengindikasikan pembalikan arah menjadi tren bullish (naik).

Sebaliknya bila MA 5 menembus ke bawah MA 20, mengindikasikan pembalikan arah menjadi tren bearish (turun).

moving average_contoh penggunaan 3

 

Contoh gambar di atas menunjukkan saham yang harganya menembus ke atas nilai MA 5 dan MA 20. Dalam hal ini, grafik tersebut menunjukkan bahwa saham tersebut sedang reversal menguat.

 

#3 Menentukan Support Level dan Resistance

Kegunaan lain dari MA adalah sebagai level psikologis untuk support dan resistance harga saham. Bila harga mendekati MA, seringkali harga akan mental kembali sehingga seolah-olah MA bertindak sebagai tembok penghalang pergerakan harga.

Dari hal ini pula bila harga menembus MA, maka dikatakan sebagai sinyal pembalikan arah.

moving average_contoh penggunaan 4

 

Contoh di atas, MA 20 berperan sebagai support yang menyanggah harga saham agar tidak jatuh dan kembali memantul.

Masih bingung bagaimana cara memulai berinvestasi saham? Anda bisa download ebook gratis Petunjuk Praktis Dapat Keuntungan di Saham.

Selain itu, Anda juga bisa dapatkan update informasi dan kegiatan seputar investasi saham dengan mengisi form di bawah ini!

1 Step 1
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

 

Tentukan Langkah Berinvestasi!

Pada prinsipnya, MA sangat membantu trader saham dalam mengambil kesimpulan dan menentukan keputusan dalam waktu yang cepat karena sifatnya yang sederhana dalam penggunaannya dan sangat cocok untuk digunakan dalam melakukan swing trading.

Untuk dapatkan advice lebih lanjut seputar investasi saham, Anda bisa konsultasi bersama Perencana Keuangan Finansialku.

Hubungi WhatsApp di nomor 0851 5866 2940 untuk buat janji konsultasi!

 

Disclaimer: Finansialku adalah perusahaan perencana keuangan di Indonesia yang melayani konsultasi keuangan bersama Certified Financial Planner (CFP) seputar perencanaan keuangan, rencana pensiun, dana pendidikan, review asuransi dan investasi.

Finansialku bukan platform pinjaman online dan tidak menerima layanan konsultasi di luar hal-hal yang disebutkan sebelumnya. Artikel ini dibuat hanya sebagai sarana edukasi dan informasi.

 

Apakah Anda punya pertanyaan terkait hal ini? Silakan tulis di kolom komentar dan jangan lupa bagikan informasinya kepada rekan-rekan sesama investor. Terima kasih.

 

Sumber Referensi:

  • Wijaya, Ryan Filbert (2014). Investasi Saham Ala Swing Trader Dunia. Jakarta: Kompas Gramedia
  • Wira, Desmond (2010). Analisis Teknikal Untuk Profit Maksimal. Jakarta: Exceed Books

 

Sumber Gambar:

  • Best Offer Stock Trading Overstock – https://goo.gl/16tn57/