Panic attack merupakan bentuk respons tubuh terhadap suatu keadaan secara mendadak. Mari kita ketahui selengkapnya dalam artikel berikut.

 

Summary:

  • Panic attack merupakan gangguan psikologis yang harus mendapat penanganan cepat supaya tidak menjadi lebih parah.
  • Terdapat perbedaan antara panic attack dengan anxiety disorder dalam hal definisi, pemicu dan gejalanya.

 

Pentingnya Kesehatan Tubuh untuk Hidup Produktif

Seiring perkembangan kehidupan, orang-orang mulai sadar bahwa beban psikologis tiap orang makin berat. Beberapa kondisi membuat mereka kewalahan dan pada akhirnya memengaruhi kesehatan mental.

Beberapa dekade lalu, orang-orang belum memerhatikan bahwa kesehatan mental dan fisik sama-sama penting. 

Bahkan ada anggapan orang-orang cenderung sehat jika bisa mengatasi masalahnya sendiri. Padahal, bisa jadi mereka mengalami kelelahan psikis.

Kelelahan psikis kerap luput dari perhatian kita karena abstrak. Padahal, aspek ini sangat penting untuk menunjang kesehatan fisik.

Salah satu gangguan mental adalah panic attack. Setiap orang bisa jadi mengalami gangguan ini jika tidak dapat mengelola stres dengan baik.

Lantas, apa sebenarnya panic attack? Agar kamu memahaminya, kali ini kita akan membahasnya dalam ulasan berikut. Tapi ingat, jika kamu merasa ada yang aneh, segera konsultasi ke profesional.

 

Penyebab Panic Attack

Panic attack merupakan salah satu gangguan psikis yang kerap menjangkit manusia. Dalam buku Overcoming Panic attack, gangguan ini diartikan sebagai berikut:

“A panic attack is a sudden rush of physical and psychological  symptoms. It can be experienced as a period of intense anxiety accompanied by highly uncomfortable bodily symptoms. Panic can change what you do and how you think.”

“Serangan panik adalah serangan tiba-tiba dari gejala fisik dan psikologis. Ini dapat dialami sebagai periode kecemasan yang intens dengan gejala tubuh yang sangat tidak nyaman. Kepanikan dapat mengubah perilaku dan cara berpikirmu.”

 

Kepanikan yang timbul pada otak akan berpengaruh juga ke tubuh. Sebagai respons akan rasa panik yang besar, tubuh akan melakukan mekanisme perlindungan diri yang justru membuat penderitanya makin panik.

Berikut adalah penyebab panic attack yang mungkin terjadi pada seseorang:

 

#1 Warisan Gen

Panic attack memang belum diketahui secara pasti dari mana datangnya. Tetapi, ada sebuah studi yang memperkirakan salah satu penyebabnya adalah dari gen.

Gangguan panik bisa jadi terjadi dalam suatu keluarga. Namun, karena kesadaran mengenai hal tersebut masih rendah, masalah ini tidak teridentifikasi.

 

#2 Transisi Kehidupan

Kondisi kehidupan juga berpengaruh terhadap terjadinya panic attack. Fase pertumbuhan, fluktuasi karier, sampai masalah rumah bisa menyebabkan seseorang mengalaminya. 

Dalam studi National Health Service, menyimpulkan bahwa panic attack terpengaruh dari bagian otak dan proses biologis.

 

#3 Trauma

Dalam banyak kasus, trauma menyumbang banyak hal untuk pengidapnya termasuk gangguan psikologis. Trauma yang terpendam dapat menimbulkan panic attack

Kondisi ini akan muncul jika seseorang berhadapan kembali dengan kejadian traumatik yang membuatnya takut.

 

#4 Gaya Hidup

Kebiasaan mengonsumsi minuman berkafein, alkohol, dan seringnya berselancar di dunia maya bisa menimbulkan gangguan panic attack

Aktivitas tersebut biasanya jadi pilihan manusia untuk meredakan beban pikiran. Namun sayangnya, dapat menimbulkan gangguan juga.

[Baca juga: Bipolar Adalah Gangguan Psikologis, Kenali Seluk-beluknya!]

 

Gejala Panic Attack

Panic attack merupakan respons palsu dari ketakutan yang muncul dari diri sendiri. Gangguan ini muncul mendadak meski tanpa ancaman nyata. Sebab, pikiran seseorang hanya sibuk membuat skenario yang merugikan diri sendiri. 

Berikut adalah gejala yang timbul ketika seseorang mengalaminya:

 

#1 Jantung Berdetak Kencang

Ketika terkena panic attack, jantung akan memompa darah lebih cepat dan dorongan untuk pergi dari lokasi seseorang berada makin tinggi. Pada fase ini, tekanan darah juga akan mengalami peningkatan.

 

#2 Tubuh Mengalami Peningkatan Suhu pada Satu Sisi, Tapi Dingin pada Bagian Lain

Panic attack akan membuat penderitanya mengalami kesemutan atau kebas. Selain itu, kulit juga bisa berubah pucat. 

Gejala lain yang dapat muncul adalah peningkatan suhu tubuh pada bagian dada dan kepala. Namun, kaki, tangan, dan telinga akan dingin.

 

#3 Pernapasan Cepat dan Dangkal

Ketika jantung memompa darah lebih keras, otot akan bekerja lebih keras, dan sistem di dalam tubuh sibuk menahan diri, otak akan merespons dengan memerintahkan organ pernapasan untuk menghirup sebanyak mungkin oksigen.

Akibatnya, oksigen yang masuk lebih banyak daripada yang tubuh butuhkan. Kondisi ini menyebabkan sesak dan nyeri pada dada dan timbulnya sensasi tersedak.

 

#4 Pusing

Napas yang cepat membuat suplai oksigen ke otak menjadi sedikit. Meski secara umum tidak berbahaya, seseorang akan merasa pusing.

 

#5 Otot Tegang

Ketika panic attack terjadi, otot akan menegang karena bersiap-siap untuk lari, melawan, atau menghindar. Kondisi ini akan mengakibatkan timbulnya nyeri, gemetar, dan perasaan tidak nyaman.

 

#6 Mual serta Mulut Kering

Panic attack bisa menimbulkan pasifnya organ pencernaan. Akibatnya, perut akan memberikan respons mual. Pada bagian mulut, produksi air liur akan terhambat. Akibatnya, kedua keluhan tersebut muncul.

 

#7 Berkeringat

Kerja tubuh yang keras dan otot yang menegang akan membuat seseorang berkeringat. Kondisi ini adalah respons lain tubuh untuk menstabilkan suhu.

 

Cara Mengobatinya Panic Attack

Panic attack merupakan gangguan psikologis, maka harus ditangani agar tidak menjadi lebih parah. 

Ketika mengobati panic attack, seseorang harus fokus pada pernapasan, mengontrol diri, fokus dengan bagian yang mengalami perubahan, dan mencoba grounding.

Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengobatinya:

 

#1 Mengonsumsi Obat-obatan

Ketika panic attack terjadi secara berulang, maka seseorang lebih baik mengunjungi psikiater. Nantinya, psikiater akan meresepkan obat harus diminum.

Obat umumnya adalah Selective Serotonin Reuptake Inhibitor.  Ada juga obat lain untuk penenang dan antidepresan, seperti Fluoxetine, Sertraline, Venlavaxine, Alprazolam, dan Clonazepam.

Penggunaan obat dalam masa penyembuhan tidak dapat berhenti mendadak. Pasien hanya bisa berhenti dengan mengurangi dosisnya dalam pengawasan dokter.

 

#2 Melakukan Terapi

Terapi untuk pengobatan panic attack adalah terapi perilaku kognitif. Terapi ini untuk memperoleh pemahaman bahwa panic attack bukanlah hal berbahaya.

Selanjutnya, penyintas akan mempelajari mengubah respons perasaan terhadap pola pikir. Akhirnya, akan mampu mengatasi kepanikannya dengan normal.

 

#3 Cara Mandiri

Selain dengan bantuan profesional, penderita panic attack juga bisa mengobatinya sendiri. Misalnya dengan tidur cukup, olahraga rutin, mengonsumsi makanan sehat, dan menghindari stimulan seperti kafein.

[Baca juga: Spirit Doll Berharga Jutaan dalam Kacamata Psikologi dan Agama]

 

Cara Mencegah Panic Attack

Berikut adalah cara-cara untuk mencegah panic attack:

 

#1 Latihan Pernapasan

Kamu perlu untuk mempelajari cara relaksasi dengan melatih pernapasan. Terapkan cara ini saat kamu mulai merasakan gejala awal. 

Karena biasanya, saat ada gejala seseorang akan mengambil napas berlebih hingga menyebabkan hiperventilasi. Kondisi ini menimbulkan kondisi tidak nyaman.

Kamu bisa menjawab pertanyaan berikut untuk memastikan mengalami hiperventilasi atau tidak:

  • Apakah kamu sesak napas?
  • Apakah napasmu dangkal?
  • Apakah napasmu cepat?
  • Apakah kamu jadi sering menguap, mendesah, atau menelan udara?
  • Apakah kamu pusing?
  • Apakah kamu merasa akan pingsan?
  • Apakah dadamu nyeri?

 

Jika ada pertanyaan terjawab ‘ya’ maka kamu mengalami hiperventilasi. Kamu bisa belajar relaksasi untuk menguranginya. Berikut adalah langkah relaksasi untuk mencegah:

  1. Silakan duduk di kursi yang nyaman.
  1. Tarik napas dari hidung dengan hitungan satu sampai tiga. Kemudian rasakan tarikan napasmu melambat.
  1. Kemudian, buang napas dari hidung dalam hitungan yang sama. Agar fokus dengan teknik ini, bayangkan angka-angka ini di pikiran.
  1. Ulangi langkah di atas minimal lima menit. Latihan ini bisa dilakukan dua kali sehari.

 

#2 Relaksasi Otot Progresif

Relaksasi otot progresif dapat membantumu mencegah panic attack, membuatmu santi dan mudah mengontrol diri. 

Cara ini bisa kamu lakukan sambil duduk atau berbaring. Untuk hasil yang baik, kamu bisa praktikkan setiap hari. Berikut adalah cara-cara latihan otot progresif:

  1. Silakan ambil posisi yang nyaman. Istirahatkan bahumu dengan benar.
  1. Pertama, tarik alis setinggi mungkin dan tahan posisi tersebut 5 detik. Istirahatkan alis setelahnya.
  1. Kemudian, tutup mata serapat dan sekencang yang kamu bisa. Tahan beberapa saat dan rasakan sensasinya. Kemudian biarkan mata kembali bersantai.
  1. Selanjutnya, bukalah rahang selebar mungkin. Tahan beberapa detik. Kemudian istirahatkan.
  1. Lalu, dekatkan bahu ke telinga. Mulailah dari bahu kanan, tahan sebentar, dan biarkan istirahat kembali. Ulangi langkah yang sama pada bahu kiri.
  1. Kepalkan dua tanganmu sekencang mungkin beberapa detik. Kemudian istirahatkan.
  1. Kencangkan otot bagian atas beberapa saat. Rasakan sensasinya, kemudian istirahatkan.
  1. Silakan cekungkan perutmu ke dalam selama beberapa detik. Rasakan sensasinya, kemudian relaksasikan.
  1. Kencangkan otot bokong dengan menariknya ke dalam. Rasakan ketegangannya. Kemudian istirahatkan.
  1. Dorong pahamu satu sama lain selama beberapa detik. Kemudian, istirahatkan.
  1. Gerakkan jari-jari kakimu ke atas ke bawah sehingga betis menegang beberapa saat. Setelah cukup, istirahatkan.
  1. Terakhir, silakan tekuk jari kakimu selama beberapa detik. Istirahatkan bisa dirasa cukup.

 

#3 Menghindari Situasi Traumatik

Salah satu cara mencegah panic attack adalah dengan menghindarkan diri dari situasi traumatik. Hal ini penting untuk mendukung proses pengobatan. Lakukan langkah sebagai rencana jangka pendek.

[Baca juga: Catat! Gejala Anxiety, Jenis, dan Cara Mengatasinya dengan Tepat]

 

Perbedaan Anxiety Disorder dan Panic Attack

Berikut adalah perbedaan anxiety disorder dengan panic attack:

 

#1 Definisi

Istilah anxiety disorder dengan panic attack adalah dua hal berbeda. Anxiety disorder merupakan gangguan mental dengan ciri khas gejala kecemasan.

Sedangkan panic attack adalah gejala atau serangan, yang bisa terjadi kepada siapa pun.

 

#2 Pemicu

Anxiety disorder disebabkan oleh hal-hal yang jelas, misalnya ketinggian, ruangan sempit, dan sebagainya. Gejala anxiety bisa terjadi selama beberapa menit sampai berbulan-bulan. 

Sementara Panic attack muncul tiba-tiba tanpa alasan yang jelas. Durasinya adalah dalam hitungan menit.

 

#3 Variasi Gejala

Gejala yang timbul dari anxiety disorder bisa lebih parah, yakni meliputi kesulitan tidur, nyeri otot, dan keinginan untuk menjauh dari dunia. 

Sementara, penderita panic attack mengalami gejala khas, yakni rasa takut seperti akan mati, kehilangan kendali, serta depersonalisasi.

 

Pentingnya Menjaga Kondisi Mental Tetap Sehat

Demikian ulasan mengenai panic attack. Gangguan ini perlu perhatian khusus dengan benar agar kondisi tidak memburuk. 

Kesehatan tubuh, baik fisik maupun mental, sangat penting untuk mewujudkan hidup yang bahagia dan berdaya. Ketika sehat, kita akan nyaman beraktivitas dan menikmati waktu.

Agar kesehatan lebih terjamin, ada baiknya tiap orang terdaftar dalam perusahaan asuransi kesehatan. 

Layanan ini akan memberikan pertanggungan ketika seseorang membutuhkan pengobatan, termasuk kesehatan psikologis.

Jika kamu masih bingung memilih asuransi kesehatan atau sistemnya, kami merekomendasikan kamu untuk membaca ebook, Anti Pusing Mikirin Biaya Kalau Sakit. 

Ebook ini akan membahas mengenai hal-hal yang perlu kamu perhatikan ketika ingin memilih asuransi.

Selain itu, kamu akan mendapat informasi mengenai jenis penyakit yang ditanggung asuransi. Silakan download Ebook-nya dengan meng-klik banner.

Banner Iklan Ebook Anti Pusing Mikirin Biaya Kalau Sakit - HP
Banner Iklan Ebook Anti Pusing Mikirin Biaya Kalau Sakit - PC

 

Jangan lupa bagikan artikel ini ke kawan-kawan lain lewat berbagai platform yang tersedia, agar mereka tahu apa yang kamu ketahui. Semoga bermanfaat, Terima kasih.

 

Editor: Ari A. Santosa

Sumber Referensi: 

Buku dan Jurnal:

  • Joesetta Maria Remila Tupattinaja. 2003. CEMAS: Normal atau Tidak Normal. Medan: Universitas Sumatera Utara.
  • Wellbeing Team. Overcoming Panic Attacks. Florence St: United Kingdom.

 

Artikel Internet:

  • Defara Millenia. 13 Juni 2022. Panic Attack: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya. Orami.com – https://bit.ly/3Sb8uTg
  • Fadhli Rizal Makarim. 01 Desember 2021. Dianggap Mirip, Ini Bedanya Anxiety Disorder dan Panic Attack. Halodoc.com – https://bit.ly/3qFrZrw
  • Pittara. 21 Januari 2022. Serangan Panik. Alodokter.com – https://bit.ly/3xtAtpA
  • Satria Aji Purwoko. Juli 2022. Sekilas Mirip, Ini Beda Anxiety Disorder dan Panic Attack. Hellosehat.com – https://bit.ly/3BnMo9q