Apa saja kesalahan investasi yang harus dihindari? Banyak investor baik pemula maupun yang sudah lama berkecimpung dalam dunia investasi sering melakukan kesalahan-kesalahan ini. Mari kita bahas apa saja kesalahan yang harus dihindari agar Anda sukses berinvestasi.  

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Finansialku Watch

 

Kesalahan Investasi yang Menghalangi Kesuksesan

Setiap orang harus berinvestasi untuk mendapatkan kebebasan keuangan. Tanpa investasi, Anda selamanya hanya akan menukarkan waktu dengan uang sampai pensiun nanti. Setiap orang mengharapkan kesuksesan dan keuntungan dari investasi. Tetapi nyatanya banyak orang yang tidak kunjung sukses dalam investasi, baik yang pemula maupun yang sudah lama berkecimpung dalam dunia investasi.

Jika Anda adalah salah satu dari para investor yang selalu merasa belum sukses tersebut, Anda perlu mengintrospeksi kebiasaan berinvestasi Anda selama ini. Bisa jadi selama ini Anda telah melakukan kesalahan-kesalahan yang dapat menghalangi kesuksesan. Karena itu kali ini Finansialku akan membahas beberapa kesalahan yang sering dilakukan investor dalam berinvestasi.

Berikut adalah 4 kesalahan investasi yang harus Anda hindari agar tidak terhalang menuju kesuksesan:

Para Investor, Hindari 5 Kesalahan Investasi Ini Jika Ingin Sukses 02 - Finansialku

[Baca Juga: Dengan Cara Ini, Dana Darurat dan Investasi Bisa Dipersiapkan Secara Bersamaan]

 

#1 Tidak Memiliki Perencanaan Keuangan

Banyak orang berpikir “yang penting berinvestasi dulu, uangnya untuk apa kita lihat nanti saja”. Pemikiran seperti ini sebenarnya tidak efektif. Berinvestasi adalah jalan menuju pencapaian tujuan keuangan. Artinya investasi adalah sebuah jalan menuju suatu tujuan. Namanya saja sudah tujuan, bagaimana mungkin Anda dapat menemukan jalan yang tepat jika Anda bahkan tidak tahu kemana tujuannya. Jika tidak memiliki perencanaan keuangan, biasanya Anda tidak disiplin berinvestasi. Padahal sebaiknya investasi dilakukan secara berkala. Jangan berharap Anda dapat mencapai kebebasan keuangan hanya dengan menginvestasikan uang sebesar Rp100.000 sebanyak satu kali. Tentu dibutuhkan kedisiplinan untuk berinvestasi secara berkala, misalnya setiap bulan.

Dengan memiliki perencanaan keuangan Anda dapat menghitung berapa dana yang harus diinvestasikan setiap bulan agar tujuan keuangan yang dimaksud dapat tercapai tepat pada waktunya. Jika hanya menginvestasikan uang tanpa perencanaan, ujung-ujungnya Anda akan terus menarik dana yang sudah diinvestasikan ketika membutuhkan uang dan tidak jelas alurnya pengeluarannya. Akhirnya tujuan keuangan yang sebenarnya dibutuhkan justru tidak akan tercapai.

Punya Uang Rp1,5 Juta, Sebaiknya Diinvestasikan Kemana 01 - Fiansialku

  [Baca Juga: Punya Uang Rp1,5 Juta, Sebaiknya Diinvestasikan Kemana?]

 

#2 Salah Mengalokasikan Aset

Bagi investor pemula, kata ‘portofolio’ mungkin masih terdengar asing. Portofolio investasi adalah gabungan dari seluruh investasi yang Anda miliki. Untuk mendapatkan portofolio investasi, Anda harus mendiversifikasi aset dengan baik. Misalnya sebagian dana investasi disimpan pada deposito, saham dan reksa dana, kemudian Anda juga membeli sebuah properti yang dapat menghasilkan keuntungan cash flow. Dengan begitu risiko investasi dapat tersebar.

Tidak jarang ada investor yang hanya mengalokasikan investasinya pada satu jenis aset. Akibatnya jika terjadi kerugian pada aset tersebut, seluruh portofolio investasinya merugi. Padahal seharusnya seorang investor mendistribusikan dana investasinya pada aset yang berbeda-beda. Dengan begitu diharapkan ketika terjadi kerugian pada satu aset, aset lainnya dapat menyokong kerugian tersebut. Sehingga investor tidak akan langsung merugi secara keseluruhan.

Hati-Hati Penipuan Investasi Berkedok Harta Karun Soekarno 01 - Finansialku

[Baca Juga: Hati-Hati Penipuan Investasi Berkedok Harta Karun Soekarno]

 

#3 Investasi Tanpa Mempertimbangkan Pajak

Seseorang dengan profil risiko konservatif mungkin berpikir untuk hanya menggunakan deposito sebagai tempat untuk menyimpan investasinya. Alasannya ingin mendapatkan kepastian dan keamanan. Memang pemikiran tersebut tidak salah, tetapi akan menjadi salah jika Anda tidak mempertimbangkan pajak yang dikenakan dalam deposito tersebut. Deposito memang memberikan keuntungan yang pasti dan risiko yang sangat rendah. Sesuai dengan risikonya maka return deposito pun relatif rendah. Belum lagi jika keuntungan tersebut harus dipotong pajak sebesar 20%. Jika hanya mengandalkan deposito maka Anda harus mengumpulkan dana investasi yang lebih banyak lagi agar tujuan-tujuan keuangan dapat terpenuhi.

Padahal ada produk investasi lain yang hanya dikenakan pajak kecil, misalnya seperti investasi saham maupun reksa dana. Pada investasi saham Anda hanya dikenakan pajak sebesar 0,1% dari transaksi yang dilakukan. Sementara dalam reksa dana tidak ada pajak yang harus dibayarkan secara langsung, hanya saja sebenarnya Anda sudah membayar pajak dari produk-produk investasi yang ada di dalamnya secara tidak langsung.

Para Mahasiswa, Enggan Berinvestasi karena Takut Judi Ketahui Dulu Fakta-Fakta Ini! 1 - Finansialku

[Baca Juga: Para Mahasiswa, Enggan Berinvestasi karena Takut Judi? Ketahui Dulu Fakta-Fakta Ini!]

 

Nyatanya pajak bukanlah hal yang sepele, karena itu sebelum memilih produk investasi yang akan digunakan, seorang investor yang baik seharusnya mempertimbangkan pajak investasinya. Jangan sampai Anda membangun portofolio investasi dengan pajak yang sebenarnya terlalu besar dan kurang efektif bagi keuangan Anda.

 

#4 Membayar Biaya Administrasi yang Terlalu Besar

Dalam dunia investasi terdapat beragam instrumen investasi yang dapat Anda gunakan. Masing-masing penyedia produk investasi pasti akan mengenakan biaya administrasi. Misalnya saja broker saham atau Manajer Investasi untuk reksa dana. Seringkali seorang investor sembarangan memilih produk investasi dan perusahaan penyedianya tanpa mempertimbangkan biaya administrasi untuk setiap transaksinya. Padahal jika Anda tidak mempertimbangkan biaya ini, bisa-bisa keuntungan investasi Anda tergerus olehnya.

 

#5 Tidak Menyeimbangkan Portofolio Secara Berkala

Dalam praktek investasi, selalu terjadi fluktuasi dalam pasar. Karena itu keuntungan dari satu produk investasi yang Anda miliki belum tentu sama dengan produk lainnya. Misalnya investasi reksa dana yang Anda miliki memberikan keuntungan yang sangat besar, sementara investasi saham sedang kurang optimal. Akibatnya persentase alokasi aset yang telah Anda buat dalam portofolio pun bisa berubah.

Banyak investor yang sudah merasa puas dengan membuat portofolio investasi di awal saja tanpa merasa perlu mengevaluasinya secara berkala. Padahal jika portofolio berubah, mungkin saja risiko yang tadinya sudah terdiversifikasi dengan baik justru menjadi meningkat. Karena itu pastikan Anda mengevaluasi portofolio investasi secara berkala, misalnya setiap tahun. Dengan begitu risiko investasi Anda akan tetap bertahan seperti yang telah direncanakan pada pembuatan portofolio di awal investasi.

Inilah 10 Alasan Mengapa Anda Harus Berinvestasi Saham 04 - Finansialku

[Baca Juga: Inilah 10 Alasan Mengapa Anda Harus Berinvestasi Saham]

 

Kesalahan yang Tidak Disadari

Banyak investor yang tidak menyadari kesalahan-kesalahan yang terlihat sepele dalam berinvestasi. Padahal kesalahan tersebut bisa saja membuat Anda terhalang dari kesuksesan. Akan sangat baik jika Anda telah mempersiapkan langkah-langkah investasi yang matang sejak awal berinvestasi. Tetapi menetapkannya di awal saja tidak cukup untuk membuat Anda mendapatkan keuntungan yang optimal. Pastikan Anda terus mengevaluasi kinerja investasi Anda secara berkala agar tidak ada perubahan yang merugikan.

 

Kesalahan apa yang umumnya dilakukan oleh investor dalam menginvestasikan modalnya? Ceritakan pengalaman Anda pada kolom di bawah ini, terima kasih.

 

Sumber Referensi:

  • Team Tony. 5 Costly Investing Mistakes. Tonyrobbins.com – https://goo.gl/mmB7cX

 

Sumber Gambar:

  • Investing – https://goo.gl/W1CIrj
  • Invest – https://goo.gl/Xwp1ih

 

Download E-Book Perencanaan Keuangan untuk Umur 20 an (GRATIS)

Ebook Perencanaan Keuangan untuk Usia 20 an Perencana Keuangan Independen Finansialku