Bagi seorang investor mungkin istilah bullish pasti sering dijumpai dalam pasar saham atau aset keuangan lainnya. Tapi, untuk investor baru apakah sudah tau apa maksud dari bullish?
Investor wajib tahu! Informasi selengkapnya bisa Anda pelajari di artikel ini. Selamat membaca!
Summary:
- Penting bagi investor untuk mengetahui istilah bullish dan bearish dalam pasar saham
- Bullish biasanya terjadi karena dua hal, faktor fundamental dan euforia
Pengertian Bullish
Sobat Finansialku, pernah dengar istilah bullish? Jika Anda adalah investor yang terjun di dunia saham pasti tidak asing dengan istilah ini.
Bullish sering digunakan untuk menggambarkan kondisi pasar saham. Tapi beberapa aset keuangan lainnya seperti mata uang, obligasi, dan properti juga kerap menggunakan istilah ini.
Melansir laman money.kompas.com, bullish berasal dari bahasa Inggris yaitu Bull artinya banteng.
Seperti diketahui, seekor banteng biasanya akan menyerang dengan cara menyerbu cepat dan mengangkat tanduk di kepalanya ke atas untuk membidik target.
Begitu pula filosofi market bullish, dimana pasar mengalami tren naik atau diproyeksi mengalami kenaikan harga.
Masih dalam sumber yang sama, bullish juga diartikan sebagai kondisi pasar yang ditunjukkan dengan optimisme, kepercayaan investor, serta ekspektasi yang kuat mengenai hasil yang maksimal pada periode waktu tertentu.
[Baca Juga: Mengenal Candlestick: Senjata Menavigasi Pasar Saham yang Fluktuatif]
#1 Kategori Bullish
Tren kenaikan yang terjadi ketika market bullish, memiliki kategori tersendiri. Melansir laman obligasi.co.id, berdasarkan periode waktunya bullish bisa dikategorikan sebagai berikut:
Bullish Jangka Pendek
Terjadi ketika harga aset diprediksi akan meningkat dalam waktu beberapa jam, hari, atau minggu. Aset tersebut mungkin masih menurun, namun diprediksi akan terjadi bullish.
Sehingga, investor perlu melakukan analisis teknikal untuk mencari titik reversal atau pembalikan harga, yaitu sinyal untuk menjual maupun membeli aset tersebut.
Bullish Jangka Panjang
Sementara bullish jangka panjang terjadi saat aset diprediksi meningkat dalam kurun satu tahun atau lebih.
Kondisi ini dinilai sebagai sinyal beli aset yang sangat kuat bagi partisipan saham. Sebab, peluang profit dari dividen dan capital gain sudah terlihat.
Sumber: kompas.com – https://bit.ly/3dGx7W2
#2 Karakteristik Bullish
Bagi investor, mengetahui kondisi market bullish tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Apalagi tren pasar cenderung terus bergerak, sehingga kita terkadang sulit memprediksi sampai kapan tren naik turunnya akan berlangsung.
Namun, Anda bisa mempelajari market bullish ini dari karakteristiknya, supaya bisa lebih mewaspadai. Beberapa karakteristik tersebut, antara lain:
- Penawaran dan Permintaan Surat Berharga
Pertama, saat market bullish biasanya akan ada permintaan yang kuat dan penawaran yang lemah untuk sekuritas. Dimana daya beli investor meningkat, tapi jumlah yang menjualnya sedikit.
- Psikologi Investor
Kedua adalah psikologi investor.
Antara kinerja market dengan psikologi investor memang berkaitan, karena naik turunnya bisa dipengaruhi dari bagaimana individu memandang dan bereaksi terhadap perilakunya, psikologi dan sentimen investor.
- Perubahan Kegiatan Ekonomi
Ketiga adalah perubahan kegiatan ekonomi yang menguat karena bisnis yang sahamnya diperdagangkan di bursa terdiri dari beberapa pelaku ekonomi yang lebih besar.
Selain itu untuk memprediksi market bullish, Anda bisa melihat dari kenaikan harga saham yakni sebesar 20%.
Hal itu terjadi setelah harga saham sempat melemah sebesar 20% serta sebelum kembali melemah 20%.
[Baca Juga: Mayoritas Trader Komoditas Merugi! Mitos atau Fakta?]
Faktor Penyebab Bullish
Dibalik naik turunnya market saham, tentu ada alasan yang mendasari. Termasuk saat terjadi bullish yang berarti kenaikan atau uptrend.
Penyebabnya antara lain karena faktor fundamental dan faktor euforia pasar.
#1 Faktor Fundamental
Merupakan suatu kondisi pasar saham yang menguat (bullish) dan menurun (bearish) dalam waktu yang lama. Keduanya sangat berkaitan dengan dengan pasangan mata uang dalam keadaan base currency.
Jadi, saat base currency naik, nilai mata uang pun menguat. Kondisi inilah yang dikenal dengan istilah uptrend atau bullish.
Sebaliknya, bearish terjadi saat base currency menurun, sehingga nilai mata uang pun melemah.
Contohnya, ketika pair mata uang Rupiah dan Yen mengalami bullish dan bearish, Yen akan menjadi base currency dan menguat (bullish). Sementara itu, mata uang IDR akan melemah (bearish).
#2 Faktor Euforia Pasar
Merupakan suatu kondisi pasar saham yang sifatnya hanya sementara dan cepat berlalu.
Dampak Bullish
Setelah mengetahui beberapa faktor penyebab market bullish, tentu hal itu akan memberikan dampak.
Umumnya, bullish akan mempengaruhi ekonomi yang semakin menguat.
Anda bisa melihat dari kinerja Produk Domestik Bruto (PDB) yang tumbuh, bersamaan angka pengangguran yang menurun dan peningkatan laba perusahaan-perusahaan.
Sementara bagi investor, beberapa dampak yang terjadi yaitu:
- Meningkatnya kepercayaan, sehingga permintaan atau transaksi pembelian saham tumbuh positif beriringan dengan tren pasar yang positif. Kaitannya, jumlah IPO pun akan mengalami peningkatan.
- Investor bersaing untuk mendapatkan ekuitas yang tersedia.
- Investor rela berpartisipasi dengan harapan memperoleh keuntungan.
Pola Grafik Bullish
Sobat Finansialku, saat mempelajari kondisi market bullish Anda juga perlu mengenal istilah-istilah lain yang harus diketahui. Melansir laman gicindonesia.com, berikut ini beberapa jenis pola grafik bullish:
#1 Bullish Pattern
Pola grafik bullish menunjukkan tren naik di pasar melalui tekanan beli oleh pedagang dan investor yang menciptakan nilai tertinggi dan terendah yang lebih tinggi serta penembusan nilai ke atas.
Bullish pattern merupakan catatan visual yang meningkatkan tingkat harga selama periode waktu tertentu. Ada juga candlestick bullish yang secara visual menunjukkan tekanan beli candle demi candle.
Pola candle bullish menunjukkan kemungkinan pembalikan harga selama tren turun atau kelanjutan tren yang sudah bergerak.
Candle ini bisa berupa bullish tunggal maupun pola candlestick bullish yang berisi beberapa candlestick berturut-turut.
[Baca Juga: Mengenal Moving Average, Pahami Sebelum Trading Saham!]
Sumber: alphaexcapital.com – https://bit.ly/3oK3z01
#2 Bullish Divergence
Divergence merupakan pola yang berguna untuk memberikan informasi mengenai potensi arah tren yang kuat.
Anda bisa mengidentifikasi kapan sebuah tren akan berlanjut serta kapan sebuah tren mulai melambat dan bahkan cenderung berbalik arah atau reversal.
Bullish devergence terjadi jika harga dalam posisi lower low tapi indikator dalam posisi higher low. Artinya ada pembalikan tren (reversal) dari tren turun ke tren naik.
Sementara ada juga hidden bullish divergence yaitu saar harga berada di posisi higher low, sedangkan indikator berada di dalam posisi lower low.
Kondisi ini menunjukkan adanya indikasi bullish akan terus berlanjut.
Sumber: pelatihanprofitinternasional.com – https://bit.ly/30eMFgz
#3 Bullish Reversal
Bullish reversal terjadi ketika pasar bearish mulai mengalir ke arah yang berlawanan dari tren turunnya.
Karakteristuk bullish reversal yaitu saham wajib didahului adanya penurunan harga hingga beberapa hari atau yang istilahnya downtrend.
Lalu ada beberapa pola bullish confirmation, makin presisi apabila ditunjang dengan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang mengalami rebound.
Sumber: bdo.com – https://bit.ly/3oQ7RTH
#4 Bullish Engulfing
Bullish engulfing adalah pola candlestick yang ditemukan pada akhir downtrend. Pola itu dibuat untuk menafsirkan data dari berakhirnya dua candle.
Candle pertama akan menggambarkan akhir dari pasangan mata uang. Sedangkan candle kedua adalah candle yang paling penting dari pola dan dianggap sebagai sinyal reversal yang aktual.
Candle ini terdiri dari candle biru panjang yang menciptakan momentum harga. Idealnya tinggi dari candle ini harus di atas tinggi dari candle sebelumnya.
Semakin tinggi candle tersebut, maka semakin kuat sinyalnya.
Mengenali pola candlestick bullish engulfing ini bisa dari karakteristiknya yaitu, candlestick hijau kuat yang ‘menelan’ badan candlestick merah sebelumnya, terjadi di bagian bawah tren menurun.
Sinyal yang lebih kuat diberikan saat candle merah adalah doji, atau saat candle berikutnya ditutup diatas tinggi candle bullish.
Sumber: howtotradeblog.com – https://bit.ly/3DCGVuJ
#5 Bullish Harami
Bullish harami adalah indikator grafik candlestick yang menunjukkan bahwa tren bearish mungkin akan segera berakhir.
Sementara candlestick chart adalah jenis bagan untuk melacak kinerja sekuritas.
Dinamai sesuai bentuk persegi panjang yang digambarkan dalam bagan, dengan garis menonjol dari atas dan bawah, juga yang menyerupai lilin dan sumbu.
Biasanya grafik candlestick mewakili data harga saham suatu hari, termasuk harga pembukaan, harga penutupan, harga tinggi, dan harga rendah.
Anda bisa mengidentifikasi pola ini, tapi lebih dulu cari kinerja pasar harian yang dilaporkan dalam grafik candlestick.
Pola yang biasanya muncul selama dua hari atau lebih perdagangan, bergantung pada candle awal untuk menunjukkan bahwa tren harga turun terus berlanjut.
Hal ini juga dikarenakan pasar bearish terlihat akan mendorong harga menjadi lebih rendah.
Nah, untuk identifikasi bullish harami pada chart melalui tren turun yang ada.
Cari sinyal bahwa momentum melambat/berbalik (osilator stokastik, perpotongan rata-rata bergerak bullish, atau formasi candle bullish berikutnya).
Pastikan juga body candle hijau kecil tidak lebih dari 25% dari candle bearish sebelumnya.
[Baca Juga: Stop! Inilah 10 Kesalahan Umum Yang Dilakukan Investor Saham]
Sumber: dn.net – https://bit.ly/3pR7Cae
Contoh Bullish
Sobat Finansialku, memang tidak mudah memprediksi kondisi market bullish, biasanya analis pun baru menyadari kondisi pasar bullish setelah fenomena itu terjadi.
Salah satu contohnya, di tahun 2020 Indonesia melalui OJK sempat mencatat kinerja market saham bearish dan bullish di waktu yang berdekatan.
Pada tanggal 4 sampai 24 Maret 2020, IHSG mengalami penurunan sebesar 30%. Namun kemudian dari 24 Maret sampai 24 Agustus 2020, IHSG kembali melesat sebesar 34%.
Contoh lainnya dari market bullish secara sederhana bisa ditunjukkan dengan grafik atau chart harga saham seperti di bawah ini:
Sumber: sahamonline.id – https://bit.ly/3yfMyxy
Berdasarkan grafik tersebut, Anda bisa melihat market bullish terjadi ketika harga selalu membuat higher high dan konsisten berada di atas Moving Average 20 selama waktu yang cukup panjang.
Sehingga, saat itulah terjadi bullish.
[Baca Juga: Awas! Hindari 4 Kesalahan Besar Trading Saham untuk Pemula]
Pahami Kondisi Market
Sobat Finansialku, itulah penjelasan mengenai market bullish yang sebaiknya dipelajari investor dalam berkecimpung di dunia trading saham.
Jangan sampai terjebak dan keliru saat memprediksi kondisi market bullish hingga berujung penyesalan.
Sobat Finasialku, ingat juga untuk selalu memahami seluk beluk investasi saham sebelum memulainya. Ada banyak hal-hal yang perlu Anda ketahui sebelum terjun ke dunia investasi saham.
Jika Anda ingin belajar lebih dalam mengenai investasi saham, ikuti Program Bookplan Investasi dengan Finansialku.
Tentu Anda akan dibimbing dalam mengelola saham, menyusun strategi, dan mendapatkan info saham update setiap hari. Tunggu apalagi, buat jadwal program melalui WhatsApp 0851 5866 2940 atau klik banner di bawah ya!
Disclaimer: Finansialku adalah perusahaan perencana keuangan di Indonesia yang melayani konsultasi keuangan bersama Certified Financial Planner (CFP) seputar perencanaan keuangan, rencana pensiun, dana pendidikan, review asuransi dan investasi.
Finansialku bukan platform pinjaman online dan tidak menerima layanan konsultasi di luar hal-hal yang disebutkan sebelumnya. Artikel ini dibuat hanya sebagai sarana edukasi dan informasi.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Sobat Finansialku, apakah ada pertanyaan mengenai market bullish ini? Anda bisa tulis pertanyaan tersebut di kolom komentar di bawah.
Jangan lupa bagikan artikel ini kepada rekan dan kerabat Anda supaya informasinya bisa diketahui oleh orang banyak. Terima kasih.
Editor: Maria Christianti
Sumber Referensi:
- Mutia Fauzia. 5 Oktober 2021. Bullish: Pengertian, Faktor Penyebab, dan Dampak ke Investor. Money.kompas.com- https://bit.ly/3xLsSlf
- Mutia Fauzia. 14 November 2021. Bullish: Pengertian, Karakteristik, dan Contoh. kompas.com- https://bit.ly/3oiP3fw
- 13 Juni 2021. Perbedaan Bullish dan Bearish, Cara Menentukan, Penyebab, dan Contohnya. Obligasi.co.id- https://bit.ly/3pkzFhY
- 25 Juli 2018. Pengertian Dan Contoh Bullish Dan Bearish Market. Sahamonline.id- https://bit.ly/3ofiYVB
- Wachda Mihmii. 4 November 2021. Bullish: Pengertian, Pattern, Flag, hingga Trend.com- https://bit.ly/3IgpOlO
Sumber Gambar:
- Cover – https://bit.ly/3pR7ebM
Leave A Comment