Biaya hidup di Jepang termasuk salah satu yang tertinggi di dunia. Kira-kira berapa estimasinya? Simak di artikel Finansialku berikut ini!

 

Summary:

  • Biaya hidup di negeri Sakura sangat bergantung dengan lokasi tinggal dan gaya hidup setiap orang.
  • Meski biaya hidup relatif tinggi, masyarakat Jepang mengelola keuangan secara ketat termasuk untuk menabung dengan seni Kakebo.

 

Berapakah Biaya Hidup di Jepang, Ini Kisarannya

Sebagai salah satu negara maju di Asia, Jepang tentu menjadi incaran banyak orang untuk menuntut ilmu maupun mencari sumber penghasilan.

Namun, tahukah kamu kalau Jepang memiliki biaya hidup paling mahal ke-empat di Asia tahun 2019 dan akan terus naik dari tahun ke tahun?

Bahkan, barang kebutuhan sehari-hari untuk bertahan hidup di Jepang pun memiliki harga yang cenderung mahal.

Rata-rata orang Jepang membutuhkan biaya ¥547,493 atau sekitar Rp72,4 juta per bulan untuk yang sudah berkeluarga.

Sedangkan bagi mereka yang belum menikah, rata-rata memerlukan ¥309,245 atau Rp41 per bulan untuk biaya hidup di Jepang.

Biaya hidup di Jepang juga dapat bervariasi tergantung pada lokasi yang kamu pilih dan gaya hidup yang kamu jalani.

Sebut saja di Kota Tokyo, memiliki biaya hidup sangat mahal karena ruang lingkup yang minim, mahalnya tenaga kerja dan kendaraan.

Nah, jika kamu ingin mencoba mencari peruntungan di negeri Sakura tersebut, ketahui dulu kisaran biaya hidup di Jepang yang perlu kamu pertimbangkan.

Berikut adalah perkiraan biaya hidup bulanan untuk beberapa elemen penting:

 

#1 Biaya Tempat Tinggal

Tempat tinggal di Jepang kebanyakan berbentuk apartemen dengan ruang kecil yang tidak tersedia tempat untuk parkir.

Biaya tempat tinggal di kota besar seperti Tokyo, Osaka, atau Kyoto terbilang sangat mahal. Besarannya tergantung beberapa faktor seperti lokasi, jarak ke stasiun, dan usia bangunan.

Untuk apartemen satu kamar di pusat kota, biaya sewa bulanan bisa mencapai sekitar ¥80.000 hingga ¥150.000 atau lebih.

Berikut adalah kisaran harga sewa tempat tinggal di Tokyo selama satu bulan:

  • Ukuran 85 meter persegi di lokasi strategis: Â¥290 ribu atau Rp38 juta.
  • Ukuran 85 meter persegi di lokasi normal: Â¥166 ribu atau Rp22 juta.
  • Biaya pemanas, listrik, dan gas untuk rumah ukuran 85 meter persegi: Â¥23 ribu atau Rp3 juta.
  • Ukuran 45 meter persegi di lokasi strategis: Â¥145 ribu atau Rp19 juta.
  • Ukuran 45 meter persegi di lokasi normal: Â¥80 rbu atau Rp10,5 juta.
  • Biaya pemanas, listrik, dan gas untuk rumah ukuran 45 meter persegi: Â¥12 ribu atau Rp1,6 juta.
  • Internet 8 Mbps: Â¥4.300 atau Rp568 ribu.
  • Biaya jasa bersih-bersih per jam: Â¥2.500 atau Rp330 ribu.

[Baca Juga: Mau Cari Tempat Tinggal? Baca Dulu Cara Membeli Apartemen Bersubsidi]

 

#2 Biaya Makan dan Belanja Bulanan

Biaya makan di Jepang juga bervariasi. Jika kamu makan di restoran, biaya makan siang atau makan malam bisa berkisar antara ¥800 hingga ¥3.000 untuk sekali makan.

Namun, jika kamu memasak sendiri di rumah, biaya belanja bulanan untuk makanan yakni sekitar ¥30.000 hingga ¥50.000 atau Rp3-5 juta per bulan.

Selain itu, kamu juga bisa menemukan makanan murah seperti onigiri, bento box, salad, roti kukus, dan berbagai camilan lainnya dengan harga ¥100-500/porsi.

Biasanya, toko serba ada seperti Lawson, Seven Eleven, atau Family Mart menyediakan berbagai camilan dengan harga murah tersebut. Adapun estimasi biaya makan di Tokyo, Jepang antara lain:

  • Menu makan siang, termasuk minum: Â¥965 atau Rp127 ribu.
  • Burger ukuran besar: Â¥690 atau Rp91 ribu.
  • Ayam tanpa tulang 500 gram: Â¥429 atau Rp57 ribu.
  • Daging 1 kg: Â¥2.400 atau Rp270.000
  • Susu 1 liter: Â¥205 atau Rp27 ribu.
  • Telur 12 butir: Â¥249 atau Rp33 ribu.
  • Tomat 1 kg: Â¥693 atau Rp90 ribu.
  • Keju lokal: Â¥988 atau Rp130 ribu.
  • Apel 1 kg: Â¥785 atau Rp104 ribu.
  • Kentang 1 kg: Â¥405 atau Rp53 ribu.
  • Coca Cola 2 liter: Â¥190 atau Rp25 ribu.
  • Roti untuk dua orang selama satu hari: Â¥241 atau Rp32 ribu.
  • Buah-buahan: Â¥400 sampai Â¥700 atau Rp45 ribu sampai Rp78 ribu.

 

#3 Biaya Transportasi

Biaya transportasi di Jepang juga terbilang cukup mahal, terutama jika kamu menggunakan transportasi umum setiap hari.

Transportasi umum yang paling sering masyarakat Jepang gunakan adalah kereta. Tarif satu kali jalan bisa mencapai ¥200 dan harga tiket bulanannya berkisar mulai dari ¥10.000 hingga ¥25.000.

Sementara itu, jika kamu tinggal di area pedesaan, akan lebih baik memiliki kendaraan pribadi seperti sepeda atau mobil.

Namun, kamu juga perlu menyiapkan anggaran untuk bensin dan asuransi jika ingin membeli mobil. Untuk harga bahan bakar 1 liter di Jepang mencapai ¥134 atau sekitar Rp18 ribu.

[Baca Juga: Tips Liburan Murah ke Jepang untuk Pemula]

 

#4 Biaya untuk Kebutuhan Hingga Entertainment

Selain kebutuhan seperti akomodasi, makanan, dan transportasi, kamu juga harus mengeluarkan biaya untuk hiburan atau entertainment.

Berikut adalah estimasi biayanya:

  • Menonton film di bioskop: Â¥1.500 sampai Â¥1.800 atau sekitar Rp165 ribu sampai Rp200 ribu.
  • Karaoke: Â¥500 sampai Â¥2.500 per orang atau sekitar Rp55 ribu sampai Rp280 ribu.
  • Konser dan festival: Â¥3.000 hingga Â¥6.000 atau sekitar Rp330 ribu sampai Rp660 ribu untuk artis indie. Sedangkan kamu perlu mengeluarkan biaya sebesar Â¥10.000 hingga Â¥20.000 atau Rp1,11 juta hingga Rp2,2 juta untuk artis terkenal.
  • Taman bermain (Tokyo Disneyland): Â¥6.900 hingga Â¥9.400 atau sekitar Rp760 ribu hingga Rp1 juta, tergantung tanggal berkunjung.

 

Meski begitu, kamu juga dapat berkunjung ke taman atau mengunjungi berbagai macam festival tahunan yang ada di Jepang. Biayanya pun jauh lebih murah, bahkan kamu tidak perlu membayar alias gratis, lho.

 

#5 Asuransi Kesehatan

Bagi orang asing yang tinggal di Jepang lebih dari 3 bulan wajib mendaftarkan diri dalam National Health Insurance (NHI) atau kokuho.

Kamu bisa mendaftarkan diri di kantor walikota dan setiap bulannya akan mendapatkan tagihan asuransi untuk kamu bayarkan.

Besaran tagihan asuransi tergantung masing-masing daerah serta jumlah pendapatan setiap orang. Rata-rata biaya iuran asuransi sekitar ¥2.000 atau sekitar Rp220 ribu per bulan.

Asuransi kesehatan tersebut dapat meng-cover hingga 70% biaya medis. Dengan demikian, kamu bisa membayar hanya sekitar 30% dari total biaya setiap kali berobat ke rumah sakit.

 

#6 Komunikasi

Jika kamu mulai tinggal di Jepang, tentu harus mempunyai nomor baru dan mengikuti sistem kontrak dengan biaya ¥11.000 per bulan untuk dapat berkomunikasi.

Selanjutnya, kamu hanya tinggal membeli paket data bulanan dengan kisaran harga ¥3.000 sampai ¥4.000 untuk paket internet dan telepon.

Agar lebih hemat, kamu bisa memanfaatkan fasilitas WiFi yang tersedia di tempat-tempat umum. Sedangkan jika ingin memasang WiFi pribadi, kamu memerlukan biaya tambahan sebesar ¥3.000 hingga ¥7.000 per bulan.

 

#7 Tagihan Utilitas

Terakhir, kamu juga harus mengeluarkan biaya utilitas seperti listrik, gas, dan internet jika ingin tinggal di Jepang. Rata-rata tagihan listrik dan gas di Jepang adalah sekitar ¥2.500 hingga ¥4.000 per bulan.

Namun, pada musim dingin tagihan listrik dapat meningkat hingga 2x lipat untuk penggunaan penghangat ruangan.

Sementara untuk tagihan air relatif konstan dalam setiap musimnya, yakni sekitar ¥2.000 per bulan atau Rp220 ribu.

 

Ikuti Cara Atur Keuangan Ala Orang Jepang dengan Seni Kakebo

Dengan tingginya biaya hidup di Jepang, banyak masyarakat Jepang yang menerapkan pengelolaan keuangan secara ketat, termasuk untuk menabung dengan seni Kakebo.

Kakebo adalah metode tradisional Jepang untuk mengatur keuangan pribadi dengan menggunakan buku catatan keuangan yang disebut “kakebo’.

Metode Kakebo sudah populer sejak tahun 1904 dan masih bertahan hingga saat ini. Tujuannya untuk mencatat pengeluaran dan pendapatan guna mengelola keuangan dengan lebih efektif.

Lantas, bagaimana cara menggunakan seni kakebo dalam mengatur keuangan ala orang Jepang?

Pertama-tama, tentukan tujuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang kamu. Misalnya, kamu mungkin ingin menabung untuk liburan, membayar utang, atau investasi jangka panjang.

Setelah itu, catat semua pendapatan yang kamu terima, termasuk gaji, penghasilan sampingan, atau uang yang kamu terima dari sumber lainnya.

Catat juga pengeluaran kamu sehari-hari dengan rinci, seperti pengeluaran untuk makanan, transportasi, belanja kebutuhan, tagihan, dan sebagainya.

Pada akhir bulan, analisis pengeluaran kamu menggunakan buku kakebo. Identifikasi pola pengeluaran dan temukan area yang memungkinkan kamu untuk berhemat.

Dalam praktik kakebo, biasanya orang Jepang membagi jenis pengeluaran ke dalam empat kategori, yakni:

  • Survival (biaya sekolah, makan, transportasi, kesehatan, dan kebutuhan pokok lainnya).
  • Kebutuhan opsional seperti belanja dan makan di luar.
  • Hiburan seperti internet, buku, langganan majalah, tamasya, dan sebagainya.
  • Pengeluaran ekstra yang merupakan pengeluaran tak terduga.

 

Kategori pengeluaran di atas akan memudahkan kamu dalam melihat dengan jelas bagaimana uang yang telah kamu gunakan.

Selanjutnya, kamu bisa menetapkan anggaran untuk bulan berikutnya berdasarkan analisis pengeluaran pada bulan sebelumnya.

Tentukan jumlah yang ingin dialokasikan untuk setiap kategori pengeluaran. Namun, perlu kamu ingat untuk selalu mengatur anggaran yang realistis dan sesuai pendapatan, ya.

Selain itu, lakukan evaluasi pencapaian kamu terhadap tujuan keuangan dan refleksikan keputusan keuangan yang telah kamu buat.

Jika ada kekurangan atau perbaikan yang perlu kamu lakukan, sesuaikan strategi yang lebih baik untuk bulan berikutnya.

Informasi lengkapnya mengenai cara ini, kamu bisa baca di artikel berikut Mengenal Apa Itu Kakeibo, Seni Menabung Dari Negeri Jepang.

 

Perhitungkan Biaya Hidup dengan Matang

Itulah perkiraan biaya hidup di Jepang yang jika dijumlahkan kurang lebih ¥98.500 sampai ¥183.000 atau sekitar Rp10.786.000 sampai Rp20.037.000. Cukup mahal, ya?

Tapi tenang saja, rata-rata gaji pekerja di Jepang pun termasuk tinggi sebanding dengan kebutuhan biaya hidupnya, lho.

Perlu kamu ketahui, bahwa biaya hidup di Jepang yang telah Finansialku gambarkan di atas hanyalah perkiraan dari berbagai sumber terpercaya.

Biaya-biaya tersebut dapat lebih tinggi atau bisa juga lebih rendah tergantung beberapa faktor, seperti daerah tempat tinggal serta gaya hidup yang kamu jalani.

Selain itu, fluktuasi nilai tukar mata uang juga dapat memengaruhi biaya hidup di Jepang bagi warga negara asing.

Untuk itu, penting bagi Sobat Finansialku mengelola keuangan dengan bijak agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari serta tujuan keuanganmu dapat tercapai.

Jika saat ini kamu masih kesulitan dalam mengatur keuangan, dapatkan advice dan strategi terbaik dari Perencana Keuangan Finansialku.

Konsultasikan sekarang dan buat janji melalui Customer Advisory via WhatsApp di nomor 0851 5866 2940.

 

Disclaimer: Finansialku adalah perusahaan perencana keuangan di Indonesia yang melayani konsultasi keuangan bersama Certified Financial Planner (CFP) seputar perencanaan keuangan, rencana pensiun, dana pendidikan, review asuransi dan investasi.

Finansialku bukan platform pinjaman online dan tidak menerima layanan konsultasi di luar hal-hal yang disebutkan sebelumnya. Artikel ini dibuat hanya sebagai sarana edukasi dan informasi.

 

Apakah kamu tertarik untuk mencoba peruntungan di Jepang? Tulis komentarmu lewat kolom komentar di bawah ini, ya!

Setelah itu, sebarkan informasinya kepada rekan-rekan kamu yang juga tertarik untuk merasakan kehidupan di Jepang. Semoga bermanfaat!

 

Editor: Omri Cristian

Sumber Referensi:

  • Puri Pintek. 09 November 2021. Kisaran Gaji dan Rincian Biaya Hidup di Jepang, Hingga Rp24 Juta Per bulan! Pintek.id – https://bit.ly/3pbH8DX
  • Jendela Dunia. 07 Juni 2022. Berapa Biaya Hidup di Jepang? Ini Estimasinya. Kumparan.com – https://bit.ly/3NeweW1
  • Faniditya Ramadhan. 28 Februari 2023. Mau Merantau ke Negeri Sakura? Ini Estimasi Biaya Hidup di Jepang yang Harus Kamu Tahu! Rukita.co – https://bit.ly/43R3iuj