Pernyataan Umi Pipik yang mendukung nikah muda sempat menuai pro dan kontra. Banyak yang menilai, jika hal tersebut dilakukan tanpa memperhitungkan kesiapan finansial hanya akan membawa malapetaka. 

Benarkah demikian? Yuk, simak pandangan Financial Planner Finansialku berikut ini!

 

Summary:

  • Saat memutuskan nikah muda, setiap pasangan perlu membangun kesiapan dari berbagai aspek. Mulai dari psikologis, emosional, dan finansial.
  • Keputusan menikah muda memberikan dampak positif dan negatif, sehingga perlu dipertimbangkan dengan matang untuk meminimalisasi konflik rumah tangga.

 

Umi Pipik Dukung Menikah Muda, Ini Alasannya

Beberapa waktu lalu, dunia maya sempat ramai memperbincangkan pernyataan Umi Pipik mengenai dukungan menikah muda.

Pernyataan ini tentu bukan tanpa alasan, mengingat nikah muda sendiri merupakan salah satu ajaran agama.

Terlebih jika sudah ada kesiapan, terlepas dari segi kesiapan materi, maka siapapun bisa melangsungkan pernikahan.

Anak-anak saya, Adiba, Abidzar ya saya mengajarkan itu (pernikahan di usia muda yang disarankan rasul). Kalau memang sudah siap ya nggak usah lihat materi dulu deh gitu. Kalau sudah nikah rezeki bakalan ada kok,” ucap Umi Pipik melansir laman Instagram cuap_cuan. 

 

Meski demikian, hal ini menuai pro dan kontra di kalangan warganet. Bahkan ada yang menilai, jika menikah muda tanpa kesiapan finansial, bisa menjadi malapetaka.

Untuk lebih yakin dalam mengambil keputusan, yuk, simak pandangan ahli keuangan berikut ini!

[Baca Juga: Menikah karena Uang, Kenapa Pasanganmu Gak Mau Diajak Menikah?]

 

Pro dan Kontra Menikah Muda, Begini Kata Ahli Keuangan

Sobat Finansialku, jika kamu tengah menghadapi kegalauan soal menikah muda. Yuk, simak penjelasan salah satu Perencana Keuangan Finansialku, Fennicia Auliantika Rossianti, S.E., M.M., CFP®.

 

#1 Apa Dampak Ekonomi dari Pernikahan Usia Muda?

Ketika pasangan memutuskan nikah muda, dampak secara finansial yang bisa dirasakan adalah ketidaksiapan keuangan secara mandiri. 

Beberapa alasan yang membuat kondisi finansial belum siap, di antaranya:

 

#1 Penghasilan Rendah atau Bahkan Tidak Berpenghasilan

Misalnya kehidupan sehari-hari ditopang hanya dari pekerjaan suami/istri yang berpenghasilan rendah.

Ada pula yang hidupnya mengandalkan orang tua atau hidup serumah dengan orang tua. Padahal, pasangan muda sebaiknya mandiri secara finansial agar tidak menjadi sandwich generation.

 

#2 Belum Adanya Tabungan dan Dana Darurat

Jika menikah tanpa memikirkan tabungan/investasi akan berakibat pada masa depan yang tidak tertata. Terlebih jika tujuan keuangan belum terbentuk.

Sehingga jika ada hal mendesak tidak dapat ter-cover saat itu juga. Belum lagi, kebutuhan jangka panjang seperti dana pendidikan, dana hari tua, bisa dipastikan sulit terwujud.

 

#3 Belum Memikirkan Proteksi

Pasangan muda sering abai untuk proteksi penghasilan dan kesehatan yang dapat mengganggu stabilitas keuangan keluarga

Dengan kondisi finansial yang belum siap dan matang tersebut, kemungkinan besar kebutuhan rumah tangga dan lainnya tidak akan dapat ter-cover dengan baik.

“Jika hal tersebut tidak dimitigasi, pada akhirnya banyak pasangan yang menikah muda akan mengalami kegagalan finansial, dan berujung perceraian bahkan dapat mengakibatkan gangguan mental,” ujar Fenni.

 

#2 Bagaimana Tanggapan CFP Terkait Dukungan Nikah Muda Tapi di Sisi Lain Banyak Gugatan Cerai Akibat Faktor Ekonomi?

Ketika memutuskan menikah maka seharusnya kita sudah mempersiapkan segala hal.

Setidaknya sebelum menikah, setiap pasangan harus mempunyai kematangan dalam tiga hal, yaitu psikologis, emosional, dan pengelola keuangan.

Sebab, dengan kondisi pengelolaan keuangan yang buruk dapat menyebabkan perceraian. 

Fenomena di masyarakat mengenai nikah muda dan berujung pada perceraian yang disebabkan faktor ekonomi dapat disebabkan oleh ketidakmatangan pengetahuan akan pengelolaan keuangan,” jelas Fenni.

 

Fenni juga menambahkan bahwa sebelum menikah, alangkah baiknya diperlukan persiapan manajemen keuangan yang baik.

Dengan begitu, kita bisa meminimalisasi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti konflik hingga perceraian. 

Menikah memang ada kalanya tidaklah perlu menunggu mapan dahulu asalkan keuangan keluarga ke depannya sudah dibicarakan, direncanakan, dan disepakati oleh kedua belah pihak pasangan. Jika hal tersebut tidak dapat dilakukan oleh pasangan, wajar saja akan banyak konflik dan tingkat perceraian akan tinggi akibat faktor ekonomi. Beberapa contoh hal negatif secara finansial dari nikah muda yang tidak dipersiapkan dengan matang adalah pengeluaran yang lebih besar daripada pendapatan, dana darurat belum terkumpul, tujuan keuangan yang belumm jelas, dan tidak adanya proteksi keluarga,” tambah Fenni.

 

Atas dasar itulah, Fenni memberikan beberapa tips sebelum kamu memutuskan untuk menikah muda, yaitu: 

  1. Lakukan financial check-up;
  1. Tetapkan tujuan dan prioritas keuangan keluarga;
  1. Membuat anggaran keuangan dan perencanaan pendapatan;
  1. Kerjasama dalam mewujudkan tujuan keuangan keluarga.

[Baca Juga: Cara Mengatur Keuangan Untuk Pasangan Baru Menikah]

 

#3 Bagaimana Menikah Muda Dapat Memengaruhi Perencanaan Keuangan Jangka Panjang, Terutama dalam Hal Investasi dan Tabungan?

Salah satu manfaat menikah muda dalam perencanaan keuangan jangka panjang adalah bertumbuh bersama-sama.

Pasangan muda biasanya mempunyai waktu yang lebih lapang sehingga dapat mewujudkan rencana keungan jangka panjang. 

Pasangan muda akan lebih mudah mewujudkan rencana jangka panjang karena memiliki waktu yang lebih leluasa meskipun terkadang pendapatan saat masih muda masih minim. Menikah saat muda tidak akan merasa dikejar-kejar oleh waktu.

Misalkan saja dalam investasi hari tua, saat menikah muda dan dana hari tua sudah ditetapkan sebagai tujuan keuangan, maka pencapaiannya akan terasa lebih ringan. Waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan dana hari tua masih lama sehingga jumlah yang perlu disisihkan untuk menabung menjadi lebih sedikit,” jelas Fenni.

 

Meskipun begitu, terdapat juga sisi buruk yang bisa dialami oleh pasangan muda, salah satunya memunculkan sifat foya-foya. 

Namun, ada hal buruk yang akan terjadi pada keuangan keluarga untuk pasangan yang menikah muda tanpa adanya kematangan perencanaan keuangan. Misalnya saja, pasangan muda cenderung ingin bersenang-senang di masa mudanya sehingga melupakan masa depan. Mereka cenderung menghabiskan pendapatannya dengan kebiasaan hidup YOLO ataupun FOMO sehingga tanpa menyisakan untuk menabung atau investasi. Bad habit ini yang biasanya terbawa hingga masa tua yang berakibat tidak adanya investasi atau tabungan di masa depan,” tambah Fenni. 

 

#4 Bagaimana Menggabungkan Rencana Keuangan Ketika Pasangan Memiliki Gaya Pengeluaran Berbeda dan Pendapatan yang Tidak Seimbang?

Kunci untuk menyelaraskan rencana keuangan pasangan muda, adalah komunikasi. Sebab, dapat memberikan keterbukaan antara satu sama lain, khususnya terkait dengan kondisi keuangan.

Hal yang paling penting adalah komunikasi. Keterbukaan keuangan diantara pasangan akan berpengaruh terhadap kesuksesan keuangan keluarga karena adanya kesepakatan antara keduanya,” ujar Fenni. 

 

Berikut adalah beberapa saran dari perencana keuangan untuk mewujudkan keuangan keluarga yang sukes, di antaranya: 

  1. Samakan visi dan misi untuk mewujudkan tujuan keuangan keluarga.
  1. Visi dan misi keuangan keluarga harus dibicarakan. Jika ada hal-hal yang berbeda, baik itu dari segi pengeluaran ataupun pendapatan yang tidak seimbang, kedua belah pihak diharapkan dapat memaklumi dan mencari jalan keluarnya.
  1. Keterbukaan antara pasangan agar terhindar dari perselisihan. Dengan adanya keterbukaan, perbedaan-perbedaan dalam keuangan keluarga dapat dibicarakan.

 

Keterbukaan finansial akan menuntun pasangan menuju kesepakatan rencana keuangan.

Pasangan dapat dengan mudah menentukan tugas dalam mencapai tujuan keuangan, misalnya suami fokus mencari nafkah dan istri fokus mengetatkan anggaran keuangan keluarga dalam berbelanja. Dengan demikian, tujuan keuangan akan lebih mudah dicapai.

“Menikah tidak perlu menunggu mapan tapi harus mantap dalam mempersiapkan finansial keluarga”, pungkas Fenni.

[Baca Juga: 5 Tips Bangun Kesiapan Finansial Sebelum Menikah]

 

Pentingnya Merencanakan Keuangan Sebelum Menikah

Sobat Finansialku, itulah pandangan Perencana Keuangan Finansialku mengenai menikah muda. Apakah Sobat Finansialku berencana untuk nikah muda?

Pastikan untuk membangun kesiapan dari berbagai hal, sebagai referensi kamu bisa baca ebook Finansialku berikut ini Rahasia Bangun Pernikahan Penuh Berkah.

Jika kamu memerlukan advice dalam membuat rencana keuangan yang matang, yuk, konsultasi bersama Fenni atau Perencana Keuangan Finansialku lainnya.

Hubungi WhatsApp 0851 5866 2940 untuk buat janji. Konsultasi sekarang!

 

Disclaimer: Finansialku adalah perusahaan perencana keuangan di Indonesia yang melayani konsultasi keuangan bersama Certified Financial Planner (CFP) seputar perencanaan keuangan, rencana pensiun, dana pendidikan, review asuransi dan investasi.

Finansialku bukan platform pinjaman online dan tidak menerima layanan konsultasi di luar hal-hal yang disebutkan sebelumnya. Artikel ini dibuat hanya sebagai sarana edukasi dan informasi.

 

Sobat Finansialku punya tanggapan mengenai menikah muda? Silakan share di kolom komentar, ya.

Jangan lupa bagikan artikelnya kepada teman dan kerabat lainnya, terima kasih.

 

Editor: Ismyuli Tri Retno

Sumber Referensi:

  • Admin. 13 Juli 2023. Umi Pipik Dukung Anak Nikah Muda, Ini Risiko Finansialnya. Cuap_cuan – https://bit.ly/3rsYSLF.