Bagaimana perkembangan MBSS di sepanjang tahun 2018 ini? Bagaimana prospek ke depannya?

Mungkin beberapa dari Anda sudah mengetahui bahwa pada tahun ini, MBSS masih berupaya untuk mencetak kembali profit-nya.

Meskipun belum mencetak profit, namun Lo Kheng Hong baru-baru ini kembali menambah saham di MBSS.

Simak informasi selanjutnya pada artikel ini!

 

Artikel ini dipersembahkan oleh:

Logo Rivan Kurniawan

 

Lo Kheng Hong Kembali Menambah Saham MBSS

Tahun 2016 menjadi tahun pertama kali bagi Lo Kheng Hong muncul pada Laporan Keuangan MBSS dan masuk dalam urutan tabel pemegang saham terbesar di MBSS.

Saat tahun 2016 lalu, Lo Kheng Hong berada di urutan ketiga sebagai pemegang saham terbesar setelah induk usaha-nya INDY dan UBS Singapore, dengan jumlah saham 48,0 juta lembar atau sebesar 2,74% dari total saham beredar, di bawah INDY yang menjadi holding company dan UBS AG Singapore.

Lo Kheng Hong Menambah Saham di MBSS, Berikut Perkembangan MBSS Di Tahun 2018 02 - Finansialku

Lo Kheng Hong masuk 3 besar Pemegang Saham MBSS

 

Di tahun 2017, Lo Kheng Hong kembali menambah kepemilikan di MBSS sebanyak 30,3 juta lembar saham, sehingga kepemilikan-nya mencapai 78,4 juta lembar saham atau setara 4,5% dari total saham beredar.

Berikut adalah screenshot untuk komposisi pemegang saham MBSS per 31 Desember 2017.

Lo Kheng Hong Menambah Saham di MBSS, Berikut Perkembangan MBSS Di Tahun 2018 03 - Finansialku

Lo Kheng Hong Menambah Kepemilikan di MBSS di Tahun 2017

 

Dan menjelang akhir tahun 2018 ini, atau tepatnya pada bulan September kemarin, Lo Kheng Hong kembali menambahkan 9,28 juta saham di MBSS.

Dengan demikian, pada Laporan Kepemilikan Efek pada Oktober 2018 ini yang dirilis oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), kepemilikan Lo Kheng Hong di MBSS telah mencapai 87,55 juta saham atau setara dengan di atas 5% total saham MBSS.

Gratis Download Ebook Panduan Investasi Saham Untuk Pemula

Ebook Panduan Investasi Saham untuk Pemula Finansialku.jpg

 

Update Analisis Fundamental MBSS

MBSS sebagai salah satu emiten yang bergerak di bidang jasa transportasi dan logistik batu bara, dalam kurun waktu 3 tahun berturut-turut mencatatkan kondisi keuangan yang kurang baik sepanjang tahun 2015 – 2017.

Demikian pula, hingga tahun 2018 berjalan ini MBSS masih mengalami kerugian yang cukup besar.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kerugian pada MBSS adalah pelemahan harga batu bara yang terjadi di sepanjang tahun 2013 hingga 2016, di mana pelemahan harga batu bara memberikan dampak pada menurunnya jumlah kontrak MBSS dalam waktu jangka panjang.

Demikian pula, kerugian MBSS juga disertai adanya jumlah perbaikan kapal yang meningkat di setiap 5 tahunnya.

Lo Kheng Hong Menambah Saham di MBSS, Berikut Perkembangan MBSS Di Tahun 2018 04 - Finansialku

[Baca Juga: Kenali Apa itu Analisis Fundamental, Beserta Rasio Keuangan Penting Yang Dipakai Dalam Berinvestasi Saham]

 

Jika kita lihat pada Laporan Keuangan MBSS yang terakhir pada Kuartal II 2018, kita akan menemukan bahwa Laba Kotor atau Gross Profit MBSS pun sudah mencatatkan kerugian sebesar US$669 ribu (Rp10,17 miliar).

Hal ini mengindikasikan bahwa problem MBSS ini sebenarnya terpusat pada direct cost-nya yang sangat besar.

Sebagai perbandingan, di Kuartal II 2014 (ketika MBSS ini masih mencatatkan Laba Bersih) MBSS ini membukukan Laba Kotor atau Gross Profit sebesar US$27,23 juta (Rp413,9 miliar) dan membukukan Gross Profit Margin sebesar 36,5%.

Sehingga kendala yang dialami MBSS ini, selain terletak pada pencapaian pendapatannya yang menurun, namun juga terkendala direct cost MBSS juga masih sangat besar, yaitu sebesar US$33,03 juta (Rp502 miliar) di Kuartal II tahun 2018 ini.

Untuk mengetahui kontribusi direct cost yang terbesar ini kita bisa menelusuri Catatan Kaki 20 pada Laporan Keuangan MBSS Kuartal II 2018, sebagai berikut:

Lo Kheng Hong Menambah Saham di MBSS, Berikut Perkembangan MBSS Di Tahun 2018 05 - Finansialku

Jumlah penyusutan yang meningkat terhadap direct cost

 

Dari keterangan di atas kita dapatkan bahwa faktor depresiasi masih menjadi momok bagi MBSS, di mana depresiasi tersebut berkontribusi sekitar 37% dari jumlah direct cost MBSS yang sebesar US$33,03 juta tadi.

Penyusutan yang terjadi pada MBSS ini tidak terlepas dari nilai aset kapalnya yang telah berkurang sekitar 50%.

Sebagai gambaran, biaya perolehan kapal yang hingga saat ini mencapai US$346,0 juta (Rp5,26 triliun), nilainya telah menyusut US$167,2 juta (Rp2,54 triliun).

Di sepanjang tahun 2018 ini sendiri, MBSS juga belum terlalu agresif dalam pembelian kapal. Hal ini terlihat pada jumlah penambahan kapal yang hanya sebesar US$7,5 juta (Rp114 miliar) di tahun 2018 ini.

Sebagai informasi, MBSS pada tahun 2017 juga tercatat tidak melakukan transaksi pembelian kapal, dan justru menjual 5 Tug Boats-nya.

Lantas, mengapa MBSS hingga saat ini belum terlalu agresif dalam membeli kapal? Salah satu hal yang menyebabkan MBSS belum terlalu agresif adalah karena Arus Kas Operasi MBSS yang belum mampu mencatatkan pertumbuhan yang signifikan.

Sebagai gambaran, total Arus Kas Operasi di Kuartal II tahun 2018 MBSS baru bisa mencatatkan Arus Kas Operasi sebesar US$2,5 juta).

Jumlah Arus Kas Operasi MBSS di Kuartal II 2018 tersebut berada jauh di bawah jumlah Kas Bersih MBSS pada periode yang sama di tahun 2017 lalu, di mana total Arus Kas Operasi MBSS mampu mencapai angka US$7,9 juta. Bahkan di tahun 2014 silam, MBSS mampu mencatatkan arus kas operasi sebesar US$20,2 juta sampai tengah tahun.

Jadi, jelas bahwa MBSS sendiri masih belum mampu meningkatkan nilai tunai operasi, setidaknya menyamai pencapaian di tahun 2014 lalu.

728x90 hitung sekarang Investasi Saham
300x250 - Hitung Sekarang Investasi Saham

 

Bagaimana Prospek MBSS ke Depan?

MBSS sendiri di sepanjang Semester II tahun 2018 berjalan ini, sedang berupaya memperbaiki kinerja Pendapatan dan profitabilitasnya. Hal tersebut bisa diperlihatkan oleh MBSS melalui perolehan kontrak baru di tahun 2018 dan menambah aset kapalnya.

Dalam hal menetapkan kontrak barunya, MBSS lebih dominan pada kontrak yang bersifat penyediaan jasa pengangkutan dalam jangka panjang sebanyak 80% dengan perhitungan risiko yang lebih kecil.

MBSS di tahun 2018 ini sudah berhasil mendapatkan dua kontrak jangka panjang dengan nilai sebesar US$80 juta. Berikut kontrak jangka panjang yang sudah diperoleh MBSS:

Apakah Saat Ini Harga Saham Sudah Murah 2 Finansialku

[Baca Juga: Inilah 8 Mindset Investasi Saham Yang Perlu Kamu Miliki!]

 

Pertama, kontrak Pengangkutan Batu Bara senilai US$78 juta dari PT Muji Line, dengan jangka waktu pengerjaan selama 5 tahun. Coal Barging Agreement ditandatangani pada 17 Januari 2018.

MBSS dengan PT Muji Line juga tidak mempunyai hubungan afiliasi.

Dalam kerja sama MBSS dengan PT Muji Line tersebut, MBSS turut menyediakan fasilitas jasa tug and barge sekaligus dengan pemeliharannya, dan juga MBSS menyediakan awak kapal dan jasa terkait lainnya selama kontrak dengan PT Muji Line berlangsung.

Kedua, kontrak pengangkutan bijih nikel dan batu bara di Kendari senilai US$2 juta dalam jangka waktu 1 tahun dengan opsional penambahan waktu hanya 1 tahun.

Ketiga, kerja sama MBSS dengan PT Kideco Jaya Agung (KJA). Dalam kerja sama ini, MBSS memperpanjang jangka waktu kerja sama hingga 31 Maret 2023 mendatang, dalam hal penyediaan jasa pemindah muatan batu bara.

Kerja sama yang disepakati melalui penandatanganan Amandemen Perjanjian Nomor 18-01 ini adalah perjanjian perubahan kontrak pada 7 September 2018.

MBSS dan KJA sendiri memiliki hubungan afiliasi, yakni MBSS dan KJA adalah anak perusahaan yang secara tidak langsung juga dikendalikan oleh PT Indika Energy (INDY).

Dengan memperpanjang kontrak kerja sama dengan KJA, MBSS akan merasakan berdampak positif bagi keberlangsungan perusahaan dan peningkatan pendapatan MBSS secara keseluruhan berkisar US$34,23 juta atau setara Rp509,5 miliar.

Tips Membeli Saham Kurang Likuid 01 Finansialku

[Baca Juga: Kiat Analisa Fundamental Saham Secara Sederhana Ala Lo Kheng Hong si ”Warren Buffet Indonesia”]

 

Dari ketiga kontrak baru yang diperoleh MBSS di atas, penulis sendiri melihat adanya upaya MBSS ini agar bisa kembali kepada masa kejayaannya.

So, kapan MBSS ini akan kembali mencatatkan Laba Bersih? Penulis sendiri menghitung setidaknya MBSS harus bisa mencapai Pendapatan sebesar US$135 juta, atau jumlah minimalnya sama dengan tahun 2014 silam.

Mengapa demikian? Karena seperti yang telah penulis kemukakan di atas, struktur biaya dari MBSS ini sebagian besar adalah dari Penyusutannya. Sehingga MBSS memang perlu mencapai kembali nilai Pendapatannya tersebut, agar bisa mendapatkan Gross Profit Margin (GPM) nya yang sebesar 36%.

Iklan Banner Online Course Yuk Buat Sendiri Rencana Keuangan Anda - Finansialku 728 x 90

Iklan Banner Online Course Yuk Buat Sendiri Rencana Keuangan Anda - Finansialku 336 x 280

Beruntung MBSS ini tidak memiliki utang dalam jumlah yang besar sehingga dalam memperbaiki kinerjanya MBSS tidak diberatkan pada permasalahan harus membayar beban bunga, seperti halnya AISA yang untuk membayar beban bunga saja kesulitan. Hal ini terlihat dari DER MBSS yang hanya sebesar 41,23%.

Saat ini sendiri, kondisi keuangan MBSS hanya menanggung utang, yaitu:

  • Bank sekitar US$40 juta (Utang Jangka Panjang Pihak Berelasi).
  • Utang Bank US$15 juta yang terdiri dari Utang Bank jangka Panjang yang sebesar US$3 juta dan Utang Bank Jangka Pendek yang sebesar US$12 juta.

 

Dengan demikian, MBSS saat ini “hanya” menanggung Beban Bunga sebesar US$1,9 juta per Kuartal II tahun 2018.

Apa Saja 5 Pantangan Dalam Investasi Saham Ketahui Sekarang 02 - Finansialku

[Baca Juga: Mau Belajar Investasi Saham Tapi Modal Terbatas dan Masih Awam? Begini Caranya!]

 

Penulis sendiri masih memiliki keyakinan bahwa seiring dengan MBSS bisa kembali meningkatkan omzet pendapatannya di Kuartal III tahun 2018 atau kuartal selanjutnya, maka MBSS berpeluang untuk back in business ke depannya.

 

Kesimpulan: Bagaimana Dengan Anda?

Kembali pada poin pertanyaan sebelumnya, apakah saat ini sudah boleh masuk ke dalam MBSS?

Penulis sendiri memiliki keyakinan MBSS ini perusahaan yang memiliki fundamental baik namun masih berjuang untuk bangkit.

Dengan kondisi Arus Kas Operasi MBSS yang saat ini masih jauh di bawah pencapaian tahun sebelumnya, penulis sendiri melihat MBSS masih butuh waktu lebih panjang untuk bisa kembali pulih dan recover kepada kinerja terbaiknya.

Tentunya, dengan kondisi MBSS tersebut akan lebih baik jika kita wait and see hingga MBSS bisa kembali mencetak profit pada Laporan Keuangan di Kuartal berikutnya.

Namun, bagaimana jika ternyata ke depannya MBBS masih mencatatkan Rugi Bersih pada Laporan Keuangan Kuartal III nya? Mungkin saja hal tersebut akan kembali berpengaruh pada terkoreksinya harga saham MBSS, seperti yang terjadi pasca MBSS merilis Laporan Keuangan Kuartal II 2018 nya kemarin.

 

Apakah Anda mendapatkan suatu informasi yang berguna dan bermanfaat dari artikel ini?

Silakan share kepada teman atau rekan investor Anda supaya mereka sama-sama mendapatkan informasi bermanfaat ini. Terima kasih!

 

Sumber Referensi:

 

Sumber Gambar:

  • Perkembangan MBSS – https://goo.gl/BhPtqp
  • Mitrabahtera Segara Sejati MBSS – https://goo.gl/iAayS5
  • Grafik dan Data-data MBSS – https://goo.gl/XhDrWx