Di 2023, PWON membidik marketing sales lebih rendah dari tahun sebelumnya. Apakah hal ini merupakan tanda sunrise or sunset property? Mari kita simak selengkapnya dalam artikel berikut ini.

 

Artikel ini dipersembahkan oleh

Logo Rivan Kurniawan

 

Approach PWON yang Beda dari Kompetitor Lain

Jika mendengar nama Pakuwon, pikiran kita langsung muncul kata property setelahnya. Rasanya, tidak ada yang tidak kenal dengan salah satu developer property terbesar di Indonesia ini.

Namun, PWON mematok target marketing sales Rp1,6 triliun di 2023 lebih rendah dari 2022, apakah ini tanda sunrise or sunset property?

PWON, merupakan salah satu perusahaan miliki orang terkaya RI ke-27, Alexander Tedja.

Sebagai salah satu pengembang properti, PWON memiliki approach yang berbeda dengan para kompetitornya.

Pada umumnya, perusahaan properti di Indonesia cukup rajin dalam membuat proyek–proyek properti baru, seperti rumah tapak, apartemen dan kondominium untuk kemudian dijual ke customer mereka.

Kalau istilah dalam emiten properti adalah non-recurring income.

[Baca Juga: Waran Terstruktur: Definisi, Cara Kerja, Keuntungan dan Risikonya]

 

Berbeda dengan approach yang PWON lakukan. Emiten ini lebih menekankan pada keseimbangan antara non-recurring income dan recurring income.

Jadi, selain mengembangkan proyek properti baru untuk dijual, PWON juga membangun properti untuk kemudian disewakan, seperti hotel, perkantoran dan mall.

Kalaupun kita melihat laporan keuangan PWON, maka kita akan melihat revenue antara non-recurring income dan recurring income cukup imbang, bisa mencapai 50% – 50%.

Namun karena faktor pandemi, di mana penjualan rumah atau apartemen berkurang, maka sudah tentu membuat revenue non-recurring income PWON turun. Sehingga, porsi recurring income meningkat ke angka 62%. 

Revenue non-PWON_recurring income dan recurring income PWON

Revenue non-recurring income dan recurring income PWON. Sumber: RK Team

 

Marketing Sales 2022

Tahun 2021-2022, sektor properti mulai bangkit. Salah satu katalisnya adalah suku bunga rendah dan insentif DP 0% yang diberlakukan oleh BI untuk mendongkrak kinerja sektor properti.

Hal ini pun juga mendongkrak peraihan marketing sales PWON.

Per Q3 2022, marketing sales PWON sebesar Rp1,17 triliun, naik 16% YoY dari marketing sales di Q3 2021 yang sebesar Rp1 triliun.

Pencapaian ini membuat PWON sudah memenuhi 69% dari target marketing sales di tahun 2022 yang sebesar Rp1,7 triliun.

PWON_Marketing Sales PWON

Marketing Sales PWON. Sumber: RK Team

 

Salah satu driver utama penjualan properti milik PWON adalah produk landed house Grand Pakuwon di Surabaya.

Meskipun begitu produk apartemen PWON juga masih besar penjualannya, terutama apartemen yang berada di kawasan superblock.

Sebagai tambahan informasi, superblock merupakan sebuah konsep penataan ruang lahan yang terbatas dan di kawasan itu dibangun sebuah pemukiman, bisnis (perkantoran), perdagangan (mall), dan lain sebagainya.

Dan konsep itulah yang menjadi ciri khas dari emiten PWON. Sehingga, kawasan superblock sangat diminati oleh konsumen yang tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta untuk menghindari kemacetan.

 

Target Marketing Sales 2023 Turun, Why?

Menariknya, target marketing sales PWON di tahun 2023 justru turun ke angka Rp1,6 triliun. Manajemen PWON tidak memberikan alasannya mengapa.

Namun, kami sendiri cukup maklum, karena melihat suku bunga BI yang saat ini terus naik untuk meredam inflasi dan stabilitas Rupiah. Sehingga, suku bunga KPR akan lebih mahal dari sebelumnya.

Akan tetapi, selama daya beli masyarakat tinggi dan ekonomi Indonesia masih tetap tumbuh, maka masyarakat biasanya masih akan mau mengambil pinjaman dengan suku bunga yang lebih tinggi.

 

PWON Masih Layak Koleksi?

Kami melihat, PWON masih akan tetap fokus dalam menjual produk-produk properti yang sudah berjalan saja. Sehingga, PWON tidak seagresif emiten properti lain yang fokus ke non-recurring income.

PWON masih fokus menjual proyek baru superblock mereka di Bekasi. Yang mana per Q3 2022, kondominium mereka baru laku terjual sebanyak 68%.

Di samping itu, emiten ini juga sedang menggenjot penjualan produk kondominium mereka di Surabaya.

Secara umum, kami sendiri melihat sektor properti masih berpotensi untuk membaik kinerjanya di tahun ini.

Terlebih, di Indonesia masih ada backlog perumahan bagi segmen keluarga. Sehingga, demand masih besar. Apalagi, BI sudah memperpanjang insentif DP 0% kepada sektor properti hingga akhir tahun 2023 ini.

Daya beli seharusnya juga akan terus membaik. Di mana kita masih menikmati pertumbuhan ekonomi yang baik didukung dengan naiknya harga komoditas.

Meskipun, kita tidak bisa pungkiri, terdapat beberapa risiko yang akan mempengaruhi sektor properti seperti suku bunga dan inflasi.

Supaya kita mampu mengurangi potensi risiko dan meningkatkan keuntungan terhadap investasi saham yang kita beli, yuk pahami tentang seluk beluk saham lewat ebook GRATIS berikut ini!

Banner Iklan Ebook Petunjuk Praktis Dapat Keuntungan di Saham - HP
Banner Iklan Ebook Petunjuk Praktis Dapat Keuntungan di Saham - PC

 

Disclaimer-on: Tulisan ini untuk EDUKASI, bukan SARAN INVESTASI. Penyebutan nama saham tidak bermaksud memberikan opsi buys/sell atau pun rekomendasi untuk saham tertentu. Artikel menunjukkan fakta dan analisis dari penulis. Berdasar laporan keuangan dan diambil dari sumber dianggap terpercaya. Data dapat berubah tergantung kondisi. Seluruh tulisan dan tanggapan adalah opini pribadi.

 

Akankah tahun 2023 ini akan menjadi masa kejayaan sektor properti? Apakah akan menjadi sunrise atau justru menjadi sunset?

Bagaimana pendapat Anda terhadap sektor ini? Mari kita diskusikan hal ini di kolom komentar.

 

Editor: Ratna Sri H.