Investasi dan bisnis apapun pasti memiliki risikonya tersendiri. Apa saja sih risiko trading komoditas yang perlu diketahui oleh para calon trader?
Dunia trading identik dengan risiko tinggi nan horor. Terlebih lagi pada instrumen komoditas, banyak orang yang takut bahkan sebelum mencobanya.
Mari kita simak selengkapnya faktor-faktor yang menjadi risiko pada trading komoditas!
Rubrik Finansialku
Risiko Tak Terpisahkan
Instrumen komoditas menyimpan begitu banyak peluang yang berlimpah. Namun, sama halnya dengan investasi dan bisnis apapun, peluang tentu diikuti dengan risiko. Keberadaan risiko tidak mungkin dihapuskan namun bisa dikendalikan.
Pribadi yang optimis bahkan bisa melihat risiko sebagai peluang untuk meraih lebih dalam kehidupan.
Risiko memang terasa menakutkan ketika belum dipahami, namun untuk mencapai sukses menghadapi risiko adalah satu-satunya jalan yang harus dilalui.
Selain itu, bukankah risiko membuat seseorang trader menjadi lebih terampil? Ada kalimat bijak yang berkata:
“Pelaut unggul tidak dihasilkan dari lautan tenang.”
Semua trader tangguh yang dapat menghasilkan profit konsisten serta langgeng juga dihasilkan dari pergolakan market yang tak menentu.
Trading sama halnya dengan berbisnis, untuk menghasilkan profit kita perlu mampu mengelola risiko.
Berikut ini berbagai risiko umum yang dapat terjadi pada transaksi komoditas Anda baik dari sektor energi, pertambangan, dan agrikultur di berbagai pilihan kendaraan trading (kontrak berjangka, opsi, maupun pasar fisik).
Tapi sebelum itu, miliki panduan yang jelas dalam berinvestasi saham dengan men-download ebook panduan berinvestasi bagi pemula dari Finansialku berikut ini:
Free Download Ebook Panduan Investasi Saham Untuk Pemula
#1 Geopolitik
Salah satu karakter utama risiko instrumen komoditas adalah ketersediaan yang terbatas pada lokasi-lokasi tertentu.
Masalahnya, lokasi-lokasi tersebut merupakan suatu negara yang mana memiliki peraturan dan kebijakan pemerintah yang berbeda.
Contohnya, untuk mengakses suatu negara penghasil komoditas minyak, sebuah perusahaan harus bernegosiasi dalam waktu panjang. Negara tersebut akan mempertimbangkan lisensi, struktur pajak, dampak lingkungan yang dihasilkan, jumlah minimal tenaga kerja lokal, dan berbagai masalah kompleks lainnya.
Pihak perusahaan juga mempertimbangkan apakah dengan persyaratan dari pemerintah tersebut bisnis masih bisa menguntungkan. Sehingga ketidaksepakatan dalam alih sumber daya alam menjadi masalah yang sering terjadi.
[Baca Juga: Apakah Bisa Investasi di Komoditas Agrikultur Indonesia? Pahami Caranya!]
Kesepakatan yang terjadi pun dapat berubah seiring berjalannya waktu karena perubahan kepemimpinan dan kondisi politik, sehingga iklim politik harus selalu dipantau.
Pada kasus ekstrem, negara yang tidak stabil dapat berisiko kerusuhan. Komoditas dari sektor energi sangat rentan terhadap risiko geopolitik, misalnya ancaman perang antar negara penghasil minyak.
Untuk mengendalikan produksi minyak bumi di dunia, terbentuklah organisasi yang berisi negara eksportir minyak yaitu “OPEC” Organization of Petroleum Exporting Countries yang terdiri dari Arab Saudi, Iran, Irak, Kuwait, Uni Emirat Arab, dan Qatar.
Namun, selain negara-negara tersebut, ada pula Amerika Serikat dan Rusia sebagai eksportir minyak terbesar di dunia yang tidak tergabung pada OPEC.
Peperangan di antara negara eksportir minyak mentah biasanya memicu kenaikan harga komoditas.
Investor khawatir perang yang terjadi mengganggu produksi minyak di negara tersebut. Sebagai contoh saat perang antara Iran dan Irak, ancaman nuklir Korea Utara, ketegangan perang dagang Amerika Serikat dengan Cina, dan sebagainya.
Memang tidak ada yang bisa dilakukan kita sebagai trader dalam mencegah ketidakpastian geopolitik. Setidaknya jika kita dapat meminimalisasinya dengan memilih perusahaan yang berpengalaman dan skala ekonomi besar untuk diinvestasikan.
Untuk mengkaji sepak terjang perusahaan energi yang hendak diinvestasikan sahamnya dapat ditinjau dari laporan keuangan dan reputasinya.
Perusahaan besar dan berpengalaman kemungkinan besar mampu mengatasi masalah-masalah geopolitik yang akan terjadi. Hal ini dapat dilakukan jika Anda investasi komoditas dengan cara berinvestasi pada perusahaan yang bergerak di sektor energi, pertambangan, ataupun agrikultur.
Jika Anda trading kontrak berjangka, volatilitas yang tinggi diakibatkan gejolak geopolitik dapat disesuaikan dengan gaya trading.
Namun, jika Anda trading dengan strategi konvensional yang lebih santai, disarankan menghindari volatilitas ini atau menerapkan cutloss yang ketat mengingat pergerakan harga minyak dapat berubah hingga 5% dalam rentang harian pada volatilitas tersebut.
#2 Risiko Spekulatif
Trading dalam pasar komoditas akan selalu berinteraksi dengan risiko spekulasi, karena tidak ada jaminan bahwa investasi akan profit.
Terlebih lagi, tingkat spekulatif yang berbeda-beda pada berbagai sektor komoditi.
Produk komoditas yang tinggi volatilitasnya juga diikuti tingginya risiko karena harga bergerak secara signifikan dalam waktu singkat.
[Baca Juga: Bagaimana Bentuk Trading Plan untuk Komoditas? Cek Infonya di sini]
Positifnya, memang tidak perlu lama untuk mendapatkan profit besar, namun berlaku pula sebaliknya. Sehingga sebelum memulai trading, perlu diketahui dulu faktor-faktor yang mempengaruhi harga komoditas serta siapa saja pihak yang melakukan transaksinya.
Transaksi komoditas dapat digolongkan menjadi 2 tujuan yaitu, lindung nilai dan spekulasi. Dengan pendekatan inilah dapat diputuskan produk komoditas mana yang lebih menguntungkan dan meminimalisasi risiko yang dapat terjadi.
Eliminasi Risiko-risiko Dasar di Bursa Komoditas
Sebelum memulai investasi apapun di instrumen komoditas, Anda wajib mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan produk komoditas itu sendiri.
Baik kendaraan yang Anda pilih adalah kontrak berjangka, perusahaan berbasis komoditas, maupun pasar fisik.
Komoditas pilihan Anda jauh lebih penting daripada kendaraan investasi yang Anda pilih itu sendiri. Karena produk komoditas mempengaruhi performa kendaraan investasi tersebut.
Berikut ini beberapa hal yang menjadi pertimbangan untuk mengenal produk komoditas yang akan dipilih:
- Negara produsen utama.
- Stabilitas negara produsen tersebut.
- Banyaknya produksi dalam kondisi normal.
- Siapa konsumen/industri terbesar yang menggunakan.
- Fungsi utama komoditas dan produk substitusinya.
- Musim yang mempengaruhi produksi.
- Sejarah produksi dan penggunaannya di masa lalu.
Hal-hal ini sebaiknya dapat dijawab dengan baik sebelum trader memutuskan untuk memilih produk komoditasnya. Melalui pengenalan dasar tentang produk komoditas, risiko dan peluang akan semakin dipahami.
Jangan Menaruh Telur di Satu Keranjang!
Yup! Nasihat ini sering disampaikan oleh investor legendaris dunia, Warren Buffet mengenai investasi.
Strategi ini dikenal dengan sebutan “diversifikasi”, yang merupakan salah satu cara terbaik dalam membatasi risiko.
Diversifikasi berarti membagi investasi pada berbagai instrumen atau dalam konteks komoditas bisa juga dengan membeli produk komoditas yang berbeda-beda dari berbagai sektor.
Diversifikasi pada kendaraan komoditas dapat dilakukan melalui investasi pada perusahaan berbasis komoditas, komoditas fisik seperti logam mulia, dan trading pasar berjangka.
Diversifikasi pada berbagai komoditas dapat dilakukan dengan membaginya menjadi beberapa sektor seperti emas (dari sektor logam mulia dan bersifat sebagai “safe haven”), energi seperti minyak mentah, dan agrikultur seperti kopi, sebagai contoh.
Strategi ini bertujuan agar trader atau investor dapat senantiasa memperoleh keuntungan pada berbagai kondisi ekonomi.
Seperti yang telah diketahui, bursa saham umumnya bergerak berlawanan dengan bursa komoditi. Ketika bursa saham dalam trend penurunan, biasanya bursa komoditas memulai trend naik.
Risiko tidak menjadi penghalang untuk kita memperoleh profit. Pahamilah risiko dan peluang sebelum memulai investasi.
Sumber Referensi:
- Admin. 2018. Market Risks. Agiboo.com – https://bit.ly/2QcLTWE
Sumber Gambar:
- Risiko trading komoditas – https://goo.gl/iPkrCK
- Risiko trading komoditas 2 – https://goo.gl/5BfBjy
Leave A Comment