Rukotel: Rumah Toko Hotel Peluang Usaha Di 2018

Melihat peluang usaha di tahun 2018 ada satu yang menarik yaitu Rukotel (Rumah Toko Hotel).

Layaknya seperti ruko, bisa dijadikan tempat tinggal dan tempat usaha. Bedanya, ada tambahan hotel yang bisa kita sewakan.

Rubrik Finansialku

Daftar Isi

Peluang Bisnis Rukotel di 2018

Saat ini memang belum banyak pengembang properti yang melirik pembangunan rumah, toko dan hotel (rukotel).

Kendati demikian, percaya atau tidak bisnis ini akan naik daun dan berpeluang pesat.

Jika mengutip pernyataan Presiden Jokowi, sekarang merupakan era digital, dimana kebiasaan orang berubah. Dari kebiasaan berbelanja barang mewah sekarang mereka lebih tertarik untuk belanja pengalaman dengan traveling.

Konsep rukotel di kota besar ataupun kecil akan sangat memfasilitasi para pelancong, terlebih jika harga kamar yang ditawarkan bersahabat dengan budget para pelancong.

Percaya atau tidak, pelancong akan terus mengeksplor tiap daerah termasuk kota-kota kecil yang akan berdampak pada bisnis penginapan (rukotel).

Sementara itu, Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Jhonnie Sugiarto mengatakan, bisnis ini memang sedang marak, lantaran ada pasarnya. Rukotel sejatinya sudah ada sejak tiga hingga lima tahun yang lalu, di mulai dari daerah-daerah seperti di Banjarmasin, Bali, Palembang, dan daerah-daerah lain.

Seperti dilansir oleh Koran Kontan, Rabu (3/1/18), Jhonnie berkata:

“Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, jadinya banyak traveler pemula dan traveler yang sangat memperhatikan masalah biaya. Dengan Rp100.000 sampai Rp200.000, mereka sudah bisa mendapatkan tempat menginap.”

Rukotel pada dasarnya hanya sebuah ruko yang dipoles sedemikian rupa menjadi hotel.

Sekretaris Perusahaan PT Intiland Development Tbk, Theresia Rustandi menjelaskan, belum ada pengembang properti yang secara khusus membuat konsep rukotel.

Theresia mengatakan:

“Kalaupun ada, itu karena rukonya diubah menjadi hotel. Konsep awalnya memang ruko, namun diubah menjadi hotel.”

Lebih lanjut dia bilang, konsep rukotel biasanya dibuat untuk hotel bisnis bintang dua ke bawah.

Sama halnya dengan Theresia, Jhonnie pun beranggapan, beberapa pemilik ruko mengembangkan bangunan yang dimilikinya menjadi hotel.

Terciptalah bentuk hotel di bagian atas, sementara di bawah hotel merupakan toko ritel modern seperti minimarket atau kafe.

Menurut Jhonnie, rukotel lebih banyak dikembangkan oleh kelompok individu, sementara secara korporasi, baru Alfamart yang mulai menjurus ke arah sana.

Sebenarnya konsep tersebut dikembangkan oleh pengembang daerah yang membangun komplek ruko sekitar 100 unit dan kemudian mengambil sekitar lima sampai enam unitnya untuk dijadikan hotel di lantai 2 atau lantai 3. Sementara itu, di lantai 1 dijadikan kafe atau minimarket.

Perizinan rukotel sendiri sudah diatur dalam aturan yang mengatur kelompok hotel non bintang. Jhonnie mencontohkan, di Jakarta ada beberapa ruko yang akhirnya berubah menjadi hotel, seperti di kawasan Daan Mogot dan Grogol.

Aleviery Akbar, Associate Director Residential Sales & Leasing Colliers Indonesia menambahkan, bisnis ini akan berkembang ketika pengembang mendapat lokasi yang cukup strategis.

Melihat kebiasaan para pelancong di Indonesia yang sudah mulai gemar menggunakan kendaraan umum, akan sangat cocok mendirikan rukotel di seputar wilayah stasiun, terminal dan dekat dengan pusat bisnis.

Senior Associate Director Colliers International Indonesia, Steve Sudjianto mengatakan: