SCMA akuisisi saham Benson Media, akankah akuisisi perusahaan media digital ini akan mengangkat kinerja SCMA?

Simak penjelasannya di artikel Finansialku berikut ini.

 

Artikel ini dipersembahkan oleh:

Logo Rivan Kurniawan

 

Sekilas Tentang SCMA

SCMA memulai perjalanan bisnisnya dalam industri media sejak tahun 1999, dengan nama pertama kali PT Cipta Aneka Selaras. Pada tahun 2001, perusahaan mengubah nama perusahaan menjadi PT Surya Citra Media.

Kemudian di tahun 2002, melakukan pengambilalihan saham PT Surya Citra Televisi (SCTV) sebesar 99,99%.

Kemudian dilanjutkan dengan melakukan IPO untuk pertama kalinya dan akhirnya resmi mendapatkan kode perdagangan saham SCMA.

SCMA Akuisisi Saham Benson Media Kreasi, Apa Benefitnya_ 2

[Baca Juga: Cara MUDAH Belajar Analisa Harga Wajar Saham Buat Pemula!]

 

Sejak saat itu, SCMA berkembang dengan cukup pesat, melalui dua saluran TV nasional terbesar di Indonesia yaitu Surya Citra Televisi (SCTV) dan Indosiar Visual Mandiri (Indosiar).

Adapun dalam kiprah bisnisnya, SCMA ini menjalani tiga lini bidang usaha antara lain: Bidang Penyiaran, Bidang Konten, serta Pendukung dan Lainnya. Gambaran umumnya adalah sebagai berikut…

SCMA Akuisisi Saham Benson Media Kreasi, Apa Benefitnya?

Bidang Usaha SCMA. Source: Public Expose SCMA Tahun 2019

 

Adapun hingga per tahun 2018 kemarin kinerja SCMA sebagai salah satu perusahaan di industri media di Indonesia, terbilang menguasai pangsa pasarnya dengan jumlah pemirsa sekitar 32,8% untuk pasar free to air nasional dibandingkan dengan stasiun televisi lainnya.

Market Share SCMA per Tahun 2018. Source: Public Expose SCMA Tahun 2019

Market Share SCMA per Tahun 2018. Source: Public Expose SCMA Tahun 2019

 

SCMA Akuisisi PT Benson Media Kreasi

Baru-baru ini mencuat rumor bahwa SCMA akan melancarkan aksi korporasi, dengan mengakuisisi sekitar 50% saham PT Benson Media Kreasi yang juga merupakan perusahaan entertainment dengan nilai sebesar Rp 44 miliar.

Rencana akuisisi tersebut sudah sampai di tahap final dalam perjanjian pengambilan bagian saham bersyarat yang diwujudkan dengan penandatanganan Perjanjian Jual Beli saham (PJB) pada 9 Agustus 2019 kemarin.

Pihak yang terkait dalam perjanjian jual beli itu adalah PT Benson Kapital Indonesia (BKI) dan BMK yang menyetujui SCMA untuk mengambil bagian saham baru di BMKA.

SCMA Akuisisi Saham Benson Media Kreasi, Apa Benefitnya_ 01

[Baca Juga: Meski Harga Batu Bara Turun 40%, Tapi Laba ADRO Meningkat 52%]

 

Dalam Perjanjian Jual Beli (PJB) itu, SCMA akan mengambil bagian saham baru di BMK yang diperoleh berdasarkan ketentuan dalam PJB.

Sehingga nantinya SCMA akan merealisasikan pembelian saham BMK dari PT Benson Kapital Indonesia (KBI) sekitar 19.99% atau sebanyak 1.999 lembar dengan nilai Rp 774,31 juta, dan Liliane Even Harris Christian sekitar 0,01% atau senilai Rp 378.350, sedangkan untuk sisanya dari PT Benson Media Kreasi senilai Rp 43,22 miliar.

PT Benson Media Kreasi (BMK) atau yang dikenal melalui platform Samara Media Entertainment merupakan perusahaan media yang didirikan oleh Bernhard Agus Subiakto. Selain menjadi pendiri, Bernhard Agus Subiakto juga sekaligus menjadi pemegang saham di BASE Film Studio, Allstars.id, IDEAFest, Wonderfest, Jakarta Halal Things, dan event E-Sports.

BMK ini juga memiliki beragam jenis kegiatan bisnis dan penyertaan di studio film, marketing influencer, promotor acara dan e-sports. Namun secara lebih khusus SCMA ini merupakan perusahaan hiburan dan periklanan.

Adapun langkah akuisisi yang sedang dilakukan oleh SCMA saat ini, tidak lain adalah untuk membantu meningkatkan, memperkuat posisi, dan menjaga pertumbuhan kinerja SCMA yang merupakan perusahaan media terintegrasi.

Bahkan SCMA saat ini sudah sangat terhubung dan relevan dengan para pemirsa televisi SCTV dan Indosiar, termasuk juga untuk para pengguna media online di tanah air.

Sehingga dengan SCMA mengakuisisi perusahaan media digital, disinyalir akan semakin mempermudah SCMA untuk memberikan multiplatform kepada pengiklan.

Apalagi melihat posisi Benson Media Kreasi yang juga bergerak di bidang entertainment.

Sementara untuk di tahun-tahun sebelumnya, SCMA juga terbilang masif dalam berinovasi terkait dengan hal produksinya, programmingnya, dan bahkan mungkin dengan marketingnya.

Salah satunya yang kini tengah dijalaninya adalah menjalin sejumlah sinergi dengan stasiun TV, digital online, dan juga dengan konten kreatif yang unggul di bidangnya masing-masing.

 

Ebook GRATIS, Panduan BERINVESTASI SAHAM Untuk PEMULA

Ebook Panduan Investasi Saham untuk Pemula Finansialku.jpg

 

Kinerja Fundamental SCMA

Jika kita lihat kinerja SCMA secara garis besar terbilang positif dari sisi Pencapaian Pendapatan, di mana jika dilihat secara historikal dari tahun 2012 hingga menutup tahun 2018 kemarin Pendapatan SCMA selalu bertumbuh.

Historikal Pendapatan SCMA 2012 – 2018.

Historikal Pendapatan SCMA 2012 – 2018. Source: Cheat Sheet

 

Dan bahkan pada Kuartal II-2019 pun, SCMA kembali berhasil menjaga pertumbuhan pendapatannya yang naik sekitar 6,97% YoY dari Rp 2,58 triliun per Kuartal II-2018 menjadi sebesar Rp 2,76 triliun di Kuartal II-2019.

Adapun kenaikan tersebut berasal dari kontribusi tiga bidang usahanya yang juga menunjukkan peningkatan.

  • Bidang Televisi naik sekitar 48% YoY dari Rp 2,37 triliun per Kuartal II-2018 menjadi Rp 2,50 triliun di Kuartal II-2019
  • Bidang Konten Digital dan Iklan naik sekitar 44% YoY dari Rp 108,3 miliar per Kuartal II-2018 menjadi Rp 152,1 miliar di Kuartal II-2019,
  • Bidang Pendukung dan Lainnya yang naik sekitar 31% YoY dari 99,1 miliar per Kuartal II-2018 menjadi Rp 112,3 miliar di Kuartal II-2019.

 

Sayangnya meskipun SCMA bisa meraih kenaikan pada Pendapatannya, namun SCMA justru tidak mencatatkan pertumbuhan yang positif pada Laba Bersihnya.

Di mana Laba Bersih SCMA justru harus tertekan sekitar -7,34% YoY dari Rp 844,4 miliar per Kuartal II-2018 turun menjadi Rp 782,4 miliar di Kuartal II-2019.

Laba Bersih yang tertekan itu lantaran SCMA tidak mampu menekan sejumlah tanggungan beban selama Kuartal II-2019.

Terlihat dari Beban Program dan Siaran yang harus melebar dari Rp 1,12 triliun per Kuartal II-2018 menjadi Rp 1,26 triliun di Kuartal II-2019. Seperti berikut ini:

Catatan Kaki No. 26 Beban SCMA

Catatan Kaki No. 26 Beban SCMA. Source: Laporan Keuangan Kuartal II-2019

 

Demikian juga dengan Beban Usaha SCMA yang juga melebar dari Rp 514,7 miliar per Kuartal II-2018 menjadi Rp 604,4 miliar di Kuartal II-2019.

Dengan jumlah Beban yang meningkat itu, Laba Operasi SCMA juga menurun sekitar 8,21% dari Rp 966,1 miliar per Kuartal II-2018 menjadi Rp 886,7 miliar di Kuartal II-2019.

Kendati Laba Bersih SCMA tertekan, namun sebaliknya Arus Kas Operasi nya masih mampu tumbuh positif sekitar 22,4% YoY dari Rp 351,3 miliar per Kuartal II-2018 menjadi Rp 430,1 miliar di Kuartal II-2019.

Bahkan rencana akuisisi SCMA juga tercermin dalam Arus Kas Investasi nya yang mencatatkan negatif dari Rp 148,8 miliar per Kuartal II-2018 menjadi negatif sebesar Rp 544,2 miliar di Kuartal II-2019. Sebagai berikut:

Akuisisi yang sudah dilakukan SCMA

Akuisisi yang sudah dilakukan SCMA. Source: Laporan Keuangan Kuartal II-2019

 

Sementara di sisi lain, harga saham SCMA selama 3 tahun belakangan turun dari 3500 ke 1250 an. Atau terkoreksi 64% dalam 3 tahun terakhir. Seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Harga saham SCMA 2016 – 2019

Harga saham SCMA 2016 – 2019. Source: RTI Business

 

Penurunan harga sahamnya ini membuat valuasi SCMA yang tadinya berada pada valuasi yang sangat mahal menjadi lebih masuk akal.

Di tahun-tahun sebelumnya SCMA lebih banyak dihargai pada PE 27 – 30x dan PBV 9 – 12x. Saat ini dihargai pada PE 12.9x dan PBV 4.2x.

 

Kesimpulan

Di sepanjang Kuartal II-2019 ini SCMA mencatatkan pertumbuhan Pendapatan yang positif sebesar Rp 2,76 triliun di Kuartal II-2019. Bahkan Pendapatan SCMA cenderung konsisten meningkat dari tahun 2012.

Sayangnya, meskipun Pendapatan mengalami peningkatan, namun SCMA juga mengalami kenaikan pada Bebannya, di mana SCMA tidak mampu menekan tingginya jumlah tanggungan beban yang harus dikeluarkan.

Tak pelak hal itu membuat pencapaian Laba Bersihnya tertekan 7,34% YoY menjadi sebesar Rp 782,4 miliar di Kuartal II-2019.

Meski demikian, penurunan Laba Bersih itu tidak menghalangi niat perusahaan media nasional tersebut berhenti untuk ekspansi melalui sejumlah akuisisi yang telah dilakukannya.

Bahkan dalam waktu ini, SCMA akan segera menyelesaikan Perjanjian Jual Beli Bersyarat dengan PT Benson Media Kreasi.

Yang diklaim akan meningkatkan dan memperkuat posisi SCMA, termasuk untuk menopang pertumbuhan kinerja SCMA ke depannya.

Lantaran akuisisi perusahaan media digital itu dianggap memiliki prospek positif bagi SCMA untuk memberikan multiplatform kepada pengiklan. Apalagi melihat posisi Benson Media Kreasi yang juga bergerak di bidang entertainment.

 

Dengan mempertimbangkan semua faktor di atas, menurut Anda apakah SCMA ini layak untuk investasi?

Yuk bagikan pendapat Anda pada kolom di bawah ini!

 

Sumber Referensi:

 

Sumber Gambar:

  • SCTV – https://bit.ly/3kM6elx