Bitcoin mengalami penurunan nilai sebesar 7.000 dollar AS atau hampir Rp 100 juta. Ketahui selengkapnya dalam artikel berikut ini!

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku and News

 

Harga Bitcoin Merosot Tajam

Belakangan ini harga Bitcoin cukup menggairahkan dengan ditandai lonjakan harga, namun kondisi itu tak bertahan lama.

Pada perdagangan Selasa (23/02) kemarin, harga Bitcoin tercatat merosot tajam ke angka sekitar 45.000 dollar AS (sekitar Rp 632 juta).

Dengan kata lain, Bitcoin mengalami penurunan nilai sebesar 7.000 dollar AS atau hampir Rp 100 juta di hari yang sama.

Padahal sebelumnya harga Bitcoin sempat menyentuh angka 52.000 dollar AS atau sekitar Rp 731 juta (kurs Rp 14.135), sebagaimana mengutip dari laman kompas.com, Rabu (24/02).

 

Lonjakan harga Bitcoin juga kadang-kadang dipicu oleh Bos Tesla, Elon Musk yang biasanya mencuit di akun Twitter pribadinya.

Selain Bitcoin, beberapa mata uang kripto dengan nilai yang lebih kecil, seperti XRT dan Ether pun mengalami penurunan harga.

Ether merosot 11 persen menjadi 1.573 dollar AS per keping, sementara XRP tergelincir 17 persen.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen sempat menyinggung harga Bitcoin yang meroket dengan sangat pesat.

Yellen mengatakan, Bitcoin merupakan alat yang sangat tidak efisien untuk melakukan transaksi. Ia pun memberikan peringatan terhadap dampak Bitcoin terhadap lingkungan.

Lonjakan harga Bitcoin menimbulkan kritik terhadap kebutuhan listrik yang diperlukan oleh mata uang digital tersebut untuk dapat memproduksi koin baru.

Sempat Melonjak, Kini Harga Bitcoin Merosot Tajam 02

[Baca Juga: Apakah Investasi Bitcoin Cocok untuk Mengejar Kebebasan Keuangan?]

 

Untuk diketahui, mata uang Bitcoin diproduksi melalui ‘tambang’ yang menggunakan mesin berdaya tinggi untuk menyelesaikan teka-teki matematika rumit sehingga proses transaksi bisa tercipta.

Berdasarkan hasil riset yang dilakukan Cambridge University, jaringan Bitcoin membutuhkan kapasitas listrik yang lebih besar dibanding Pakistan. Yellen pun juga memberi peringatkan kepada investor ritel yang membeli Bitcoin.

“Bitcoin adalah aset yang sangat spekulatif dan Anda tahu saya pikir orang-orang harus lebih berhati-hati karena (harganya) yang sangat bergejolak. Saya khawatir mengenai risiko kerugian yang bisa dialami oleh para investor,” ujar Yellen yang juga merupakan mantan Gubernur Bank Sentral AS, The Federal Reserve.

 

Meski mengalami nilai yang merosot, harga Bitcoin masih naik lebih dari 360 persen dalam 12 bulan terakhir dan naik 60 persen sejak awal tahun.

Namun demikian, harganya yang memang terus bergejolak di kisaran 10 persen bukanlah hal langka di pasar kripto.

Valuasi Bitcoin pun sebelumnya sempat menyentuh level 1 triliun dollar AS pekan lalu, meski saat ini tergelincir di kisaran 900 miliar dollar AS.

 

Bagaimana menurutmu, Sobat Finansialku tentang harga Bitcoin yang cenderung naik-turun ini? Kamu bisa tulis pendapat pada kolom komentar di bawah ini.

Artikel ini bisa Kamu sebarluaskan lewat berbagai platform yang tersedia, agar kawan atau sanak-saudaramu tahu apa yang kamu ketahui.

 

banner -kupas tuntas mengenai riba

 

 

Sumber Referensi:

  • Hendra Kusuma. 23 Febuari 2021. Fakta-fakta di Balik Anjloknya HargaBitcoin. Finance.detik.com – https://bit.ly/3kjmR8y
  • Soraya Novika. 23 Febuari 2021. Wanti-wanti Yellen Guncang Bitcoin, Harganya Merosot Lagi. Finance.detik.com – https://bit.ly/3bO6ugz
  • Wahyunanda Kusuma Pertiwi. 24 Febuari 2021. HargaBitcoin Turun Drastis, Berkurang Hampir Rp 100 Juta dalam Sehari. Tekno.kompas.com – https://bit.ly/2Mmv3Za
  • Mutia Fauzia. 24 Febuari 2021. Sempat Melambung, Kini HargaBitcoin Terus Merosot. Kompas.com – https://bit.ly/3uumQ6a

 

Sumber Gambar:

  • 01 – http://bit.ly/3dL7pAL
  • 02 – http://bit.ly/3dHGwxu