Berita duka datang dari kalangan sains dunia yang kehilangan salah satu fisikawan terbaiknya, Stephen Hawking.

Hawking menghembuskan napas terakhirnya pada 14 Maret 2018, kabar ini telah dibenarkan oleh pihak keluarga.

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku and News

 

Stephen Hawking Meninggal di Usia 76

Siapa yang tidak kenal dengan Stephen Hawking? Ia adalah salah satu fisikawan besar dunia.

Kisah hidupnya bahkan sempat diangkat dalam sebuah film berjudul ‘The Theory of Everything’.

Hawking meninggal tak lama setelah ia merayakan ulang tahunnya yang ke-76 pada 8 Januari lalu.

Seperi yang dilansir oleh Sky News, Rabu (14/3/18), Lucy, Robert, dan Tim, anak-anak Hawking mengonfirmasi kabar wafatnya sang ayahanda:

 “Kami sangat sedih karena ayah tercinta kami telah meninggal dunia hari ini.”

 

Kepergian Stephen Hawking menjadi kesedihan yang mendalam bagi seluruh keluarga, khususnya anak-anak Stephen Hawking yang sangat menghormati mendiang fisikawan ini.

Walaupun mereka tidak menyampaikan penyebab kematian sang ayah, namun selama ini Hawking memang diketahui mengalami penyakit pada motor neuron, sel yang terletak pada motor cortex, batang otak atau sumsum tulang belakang yang berfungsi untuk mengendalikan organ efektor, terutama otot dan kelenjar.

Stephen Hawking divonis menderita penyakit ini saat ia masih berusia 21 tahun. Dan dokter menyatakan bahwa Hawking tidak akan bertahan hidup lebih dari dua tahun.

Namun nasib berkata lain, tubuh Hawking mampu menahan penyakit ini selama 55 tahun hingga akhirnya ia menghembuskan napas terakhirnya di awal tahun 2018 ini.

 

Ramalan Stephen Hawking Sebelum Meninggal

Sebelum meninggal dunia, Stephen Hawking sempat memprediksi beberapa teknologi dan peradaban dunia di masa depan.

Termasuk teknologi kecerdasan buatan atau yang umum disebut AI (artificial intelligence) yang merupakan salah satu teknologi paling mutahkhir dalam satu dekade belakang.

Di tahun 2017, Stephen Hawking terbilang vokal dalam menyoroti robot dan AI.

Ia meyakini, akan tiba waktu di mana AI akan sepenuhnya menjadi “makhluk” yang mengungguli bahkan menggantikan manusia.

Berikut ini adalah salah satu pernyataan Hawking terkait kekhawatirannya terhadap perkembangan AI, dilansir oleh Kompas Tekno, Rabu (14/3/2018):

“Saya khawatir jika AI akan menggantikan umat manusia. Jika manusia membuat virus komputer, seseorang akan merancang AI untuk memperbaiki dan mereplikasi dirinya.”

 

Ahli-Fisika-Stephen-Hawking-2-Finansialku

[Baca Juga: Kisah Sukses JK Rowling, Penulis Novel Harry Potter]

 

Dalam konferensi Web Summit Technology yang diadakan di Lisbon, Portugal pada 2017 lalu, Hawking tak menampik jika AI memiliki potensi untuk membantu mencegah kerusakan yang terjadi pada alam atau memberantas kemiskinan dan penyakit dalam setiap aspek masyarakat yang berubah.

Namun fisikawan asal Inggris ini juga menyadari jika masa depan tidak dapat dipastikan arahnya:

“Keberhasilan menciptakan teknologi AI yang efektif, bisa jadi sebuah pencapaian besar dalam sejarah peradaban kita. Buruknya kita tak tau pasti. Jadi kita tak tau apakah nantinya AI akan membantu kita atau justru menolaknya, dan mengesampingkannya atau menghancurkannya.”

 

Menurutnya, ketakutan tersebut bisa direduksi jika para ilmuwan menemukan cara untuk mengontrol perkembangannya:

“Hal itu (AI) membawa bahaya, layaknya senjata otonom yang dahsyat, atau sebagai cara baru bagi sedikit orang untuk menindas banyak orang. Hal itu bisa berdampak buruk bagi perekonomian kita.”

 

Sekilas Perjalanan Hidup Stephen Hawking

Stephen William Hawking, CH, CBE, FRS adalah seorang ilmuwan fisika teoretis. Dia adalah seorang profesor Lucasian dalam bidang matematika di Universitas Cambridge dan anggota dari Gonville and Caius College, Cambridge.

Stephen Hawking dikenal akan sumbangsihnya di bidang fisika kuantum, terutama atas teori-teorinya mengenai teori kosmologi, gravitasi kuantum, lubang hitam, dan radiasi Hawking.

Salah satu karyanya yang paling populer berjudul A Brief History of Time, yang tercantum dalam daftar best seller di Sunday Times London selama 237 minggu berturut-turut, yang didaulat sebagai periode terpanjang dalam sejarah.

Sejak di usia muda, Hawking selalu tertarik pada ilmu pengetahuan.

Ia bercita-cita untuk mempelajari matematika di universitas setelah terinspirasi oleh guru matematikanya di bangku sekolah.

Namun, ayahnya ingin Hawking untuk mengambil ilmu kedokteran di universitas yang sama dengan tempat ayahnya dulu bersekolah, University College, Oxford.

Akhirnya, Hawking pun mengambil jurusan Fisika karena jurusan Matematika tidak ada di University College, Oxford.

Ahli-Fisika-Stephen-Hawking-3-Finansialku

[Baca Juga: Bersantai Sambil Membaca Kata Kata Bijak Carlos Slim]

 

Setelah menerima gelar B.A. di Oxford pada 1962, Hawking melanjutkan pendidikannya untuk mempelajari astronomi secara mendalam.

Namun, akhirnya Hawking memilih pergi setelah mengetahui bahwa mempelajari bintik matahari tidak sesuai untuknya. Ia juga merasa lebih tertarik pada teori daripada observasi.

Hawking lalu masuk ke Trinity Hall, Cambridge dan mempelajari astronomi teoretis dan kosmologi.

Saat Hawking tinggal di Cambridge, gejala sklerosis lateral amiotrofik (ALS) yang akhirnya membuatnya kehilangan hampir seluruh kendali neuromuskularnya mulai muncul. Pada tahun 1974, ia tidak mampu makan atau bangun tidur sendiri.

Suaranya menjadi tidak jelas sehingga hanya dapat dimengerti oleh orang yang mengenalnya dengan baik.

Pada tahun 1985, dia terkena penyakit pneumonia dan harus dilakukan trakeostomi sehingga ia tidak dapat berbicara sama sekali.

Seorang ilmuwan Cambridge membuat alat yang dapat membantu Hawking menuangkan apa yang ingin dia katakan pada sebuah komputer, dan nantinya akan dilafalkan lewat sebuah voice synthesizer.

Akibat dari penyakit lumpuhnya yang tak kunjung membaik, Hawking hanya bisa berbicara dengan bantuan alat pensintesa suara dan nyaris benar-benar lumpuh.

Ahli-Fisika-Stephen-Hawking-4-Finansialku

[Baca Juga: 68 Kata-kata Motivasi Einstein yang Menginspirasi Hidup]

 

Hawking diberitakan mengalami masalah serius pada 2009 manakala dilarikan ke rumah sakit setelah jatuh sakit usai mengajar di Amerika Serikat.

Namun setelah itu dia kembali ke Universitas Cambridge untuk menjadi direktur riset.

Meskipun mengalami cacat jasmani yang luar biasa dan mengalami tetraplegia (kelumpuhan) karena motor neuron disease, karier ilmiahnya terus berlanjut selama lebih dari empat puluh tahun.

Buku-buku dan penampilan publiknya yang memukau menjadikan Hawking sebagai seorang selebritas di ranah akademik dan teoretikus fisika yang termasyhur di dunia.

 

Apakah informasi ini berguna bagi Anda? Jangan lupa bagikan artikel ini kepada rekan-rekan dan kerabat Anda.

 

Sumber Referensi:

  • Wahyunanda Kusuma Pertiwi. 14 Maret 2018. Stephen Hawking Meninggal Dunia, Ini Ramalannya soal Teknologi AI. Tekno.kompas.com – https://goo.gl/ryxYoe
  • Resa Eka Ayu Sartika. 14 Maret 2018. Breaking News: Stephen Hawking Meninggal Dunia. Sains.kompas.com – https://goo.gl/V5RGU2
  • Redaksi. Stephen Hawking. Merdeka.com – https://goo.gl/12EmLj

 

Sumber Gambar:

  • Stephen Hawking – https://goo.gl/g615Fv
  • Stephen Hawking 2 – https://goo.gl/Jvc8Eu
  • Stephen Hawking 3 – https://goo.gl/B4t4Fk
  • Stephen Hawking 4 – https://goo.gl/2Pjuv6

 

Free Download Ebook Panduan Investasi Saham Untuk Pemula

Ebook Panduan Investasi Saham untuk Pemula Finansialku.jpg