Kapan waktu yang tepat untuk take profit saham? Yuk ketahui jawabannya. Di sini, di Finansialku! Kita akan bahas bersama.

 

Mengenal Istilah Take Profit dalam Saham

Take profit merupakan istilah aksi ambil untung yang dilakukan oleh para trader atau investor. Tujuan utama dari berinvestasi ataupun trading saham tentunya untuk take profit.

Oleh karena itu, investasi saham bukan hanya soal kapan Anda membeli saham tersebut tapi juga kapan waktunya untuk take profit.

Namun, sebelum memulai trading atau investasi saham sebaiknya Anda sudah memiliki tujuan keuangan terlebih dahulu ya.

Pastikan Anda membuat tujuan keuangan yang SMART (Specific, Measurable, Attainable, Relevant, Timely).

Dengan memiliki tujuan keuangan yang jelas, maka dapat memudahkan Anda untuk mengambil keputusan investasi.

Untuk investasi saham, biasanya lebih cocok untuk tujuan keuangan jangka panjang.

 

Waktu yang Tepat Untuk Take Profit Saham

Kali ini rubrik Finansialku akan berbagi tentang kapan waktu yang tepat untuk take profit saham.

Berikut waktu yang tepat untuk take profit saham.

 

#1 Ketika Target Keuntungan Sudah Tercapai

Sebelum berinvestasi atau trading saham, sebaiknya Anda membuat trading plan terlebih dahulu. Salah satu bagian penting dari trading plan adalah menentukan harga jual atau target harga.

Misalnya Anda membeli saham ASII di harga Rp 5.000 per lembar dan Anda memiliki target mau dijual di harga Rp 5.400.

Jadi, ketika harga saham ASII mencapai Rp 5.400 per lembar, maka Anda seharusnya mengeksekusi sesuai yang sudah Anda targetkan.

Kapan pun waktunya, baik 1 bulan kemudian, atau pun 3 bulan kemudian, kalau sudah menyentuh target yang dicapai maka Anda seharusnya tetap jual.

Namun sayangnya hal ini sering kali diabaikan oleh sebagian trader. Banyak trader yang masih belum tahu apa yang harus dilakukan setelah membeli saham.

Padahal, Anda sudah harus menentukan target jual setelah membeli saham. Apabila Anda tidak tahu target jual Anda maka nantinya Anda akan menjual dengan harga yang salah.

Trading-Saham-Investasi-Saham-5

[Baca Juga: Produk Investasi Apa yang Cocok untuk Saya?]

 

Bahkan, Anda bisa saja menjadi mudah terpengaruh dari saran-saran orang lain yang belum tentu benar. Lalu, apakah boleh jika kita mau mengubah target take profit kita?

Sebenarnya boleh saja apabila Anda ingin mengubah target profit yang sudah Anda tetapkan. Namun, tentunya Anda harus memiliki pertimbangan yang benar-benar matang.

Selain itu, Anda juga harus melakukan analisa untuk mendasari keputusan untuk mengubah target take profit Anda.

Baik menaikkan ataupun menurunkan target profit yang sudah Anda tentukan, pastikan Anda tetap melakukan analisa.

Jangan sampai Anda mengubah target profit Anda hanya karena faktor emosi saja ya.

 

#2 Ketika Saham Sudah Berada di Harga Puncak atau Membentuk Pola-pola Koreksi di Harga Puncak

Apabila saham yang Anda miliki sedang naik, dan Anda melihat bahwa saham Anda memiliki potensi untuk koreksi atau turun maka saham Anda sudah di harga puncak.

Sebaiknya, Anda bisa memutuskan untuk take profit dahulu. Kemudian, Anda beli lagi sahamnya ketika sudah koreksi.

Untuk melihat saham-saham yang memiliki potensi koreksi atau turun di ujung tren naik, ada banyak pola yang bisa Anda gunakan.

Anda bisa pelajari pola-pola tersebut dalam analisa teknik. Oleh karena itu, sebagai trader, Anda perlu melihat serta mempelajari momentum dari trading saham tersebut.

Sebaiknya, Anda jangan hold saham secara terus menerus jika saham Anda sudah naik terlalu tinggi. Anda bisa mempertimbangkan untuk jual saham, ketika saham Anda sudah di harga bawah.

Trading Saham Menurut Jesse Livermore Reading Market, Stock Behaviour Dan Analyzing Leading Sector 03 Trading Saham 2 - Finansialku

[Baca Juga: 5 Tips JITU Memulai Investasi Saham Saat Pandemi]

 

#3 Ketika IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) Sudah Naik Tinggi

Ketika IHSG sudah naik atau sedang ada banyak sentimen negatif maka ada kemungkinan IHSG mengalami koreksi.

Oleh sebab itu, Anda dapat mempertimbangkan untuk menjual saham-saham Anda yang sudah naik sebelumnya.

Bagi Anda yang memiliki saham-saham LQ45 tentunya ini akan sangat berguna. Mengapa demikian? Karena sebagian besar saham LQ45 mengikuti pergerakan IHSG.

Teruslah belajar dan memahami pasar saham, semakin banyak pengalaman Anda dan mengamati pasar saham, maka Anda akan mengetahui kondisi di mana IHSG dikatakan sudah naik tinggi.

Salah satu kondisinya adalah ketika IHSG sudah naik berhari-hari.

Kemudian, mulai ada sentimen negatif, maka biasanya IHSG akan rawan untuk terkoreksi, walaupun mungkin sentimennya bukan merupakan sentimen yang dampaknya terlalu besar terhadap saham.

 

Pentingnya Stop Loss

Dalam pasar saham cenderung fluktuatif di mana harga saham bisa berubah-ubah dalam waktu yang relatif singkat.

Oleh karena itu, tidak jarang kalau harga saham yang Anda miliki harganya malah turun atau tidak sesuai target Anda.

Namun, sering kali para trader terburu-buru mengambil keputusan untuk stop loss karena terbawa emosi.

Padahal, ada kemungkinan saham tersebut bisa naik kembali atau biasa disebut rebound. Khususnya untuk saham-saham yang memiliki fundamental yang baik.

Anda hanya perlu menunggu beberapa waktu agar harga sahamnya naik kembali.

Langkah Awal Memahami Transaksi Saham Dengan Software Online Trading 5 - Finansialku

[Baca Juga: Mana yang Lebih Menguntungkan: Yuk Nabung Saham VS Yuk Investasi Reksa Dana]

 

Jadi, prinsipnya selama Anda membeli saham yang fundamental-nya baik, likuid, dan Anda menggunakan analisa teknik dengan benar maka Anda hanya perlu menunggu waktu agar sahamnya naik kembali.

Tapi, di sisi lain, jika saham yang Anda beli fundamentalnya kurang baik atau bahkan bermasalah dan tidak likuid maka, Anda perlu mempertimbangkan untuk stop loss.

Stop loss bertujuan untuk proteksi modal sehingga Anda tidak mengalami kerugian yang semakin besar.

Sayangnya, ada sebagian trader yang tidak berani stop loss dan tetap berpegang teguh pada saham yang mereka miliki walaupun fundamentalnya kurang baik.

Alhasil, para trader tersebut mengalami kerugian yang lebih besar karena sahamnya nyangkut dan akhirnya tidak bisa balik modal.


 

Kesimpulan

Pada kenyataannya tidak ada satu orang pun yang benar-benar bisa memprediksi market. Oleh karena itu, Anda perlu memiliki target yang jelas sebelum berinvestasi di pasar saham.

Namun bukan berarti Anda tidak bisa untuk take profit pada saham Anda, namun sepertinya Anda perlu belajar lebih lagi untuk benar-benar mahir dalam hal trading saham.

Finansialku sarankan untuk Anda belajar dari e-book berikut ini di mana Anda belajar lebih mantap dalam melakukan take profit.

Untuk mengunduh e-book-nya silakan klik link berikut ini.

9 Ebook Panduan Investasi Saham Untuk Pemula

 

Jangan sampai Anda hanya mengandalkan emosi dan spekulasi dalam investasi. Pastikan saham yang Anda beli memiliki fundamental yang baik dan likuid.

 

Jadi, apakah Anda sudah pernah melakukan take profit saham? Yuk bagikan pengalaman Anda di kolom yang telah tersedia.

Semoga artikel ini bermanfaat. Anda juga dapat membagikan artikel ini kepada rekan-rekan Anda yang membutuhkan. Terima kasih.

 

 

Sumber Referensi:

  • El Heze. 3 Waktu yang Tepat untuk Take Profit Saham. Sahamgain.com – https://bit.ly/3p7v95i
  • Portal Reksadana. Kapan Sebaiknya Profit Taking?. Portalreksadana.com – https://bit.ly/3p6j3cM
  • Martin. 25 Juli 2012. Cara Menentukan Take Profit. Seputarforex.com – https://bit.ly/3n2psDX
  • El Heze. Saham Turun: Pilih Cut Loss atau Hold?. Sahamgain.com – https://bit.ly/3kbh7Mm