Belum lama ini saya membaca soal perbandingan wirausaha vs karyawan dalam The Cashflow Quadrant.

Ternyata keduanya memiliki suka dukanya masing-masing. Mari kita simak beberapa perbedaan antara menjadi wirausaha dan karyawan disini.

 

Wirausaha vs Karyawan,Lebih Baik Menjadi yang Mana?

Dewasa ini, banyak individu yang mencari rasa aman secara finansial dengan bekerja. Mengapa demikian? Karena biasanya itulah yang diajarkan oleh orang tuanya.

Prinsip keamanan finansial ditanamkan lebih dalam daripada kebebasan finansial.

Dengan pendidikan tinggi, banyak yang merasa pendidikannya lebih bermanfaat jika digunakan untuk bekerja daripada berbisnis atau berinvestasi.

Namun tidak sedikit juga yang gerah dan memilih untuk berbisnis dengan harapan bisa memperoleh kebebasan finansial.

Mereka memikirkan masa depannya dan berharap bisa keluar dari keamanan finansial menjadi bebas finansial.

Namun rasa takut untuk menjadi wirausaha pasti ada, karena tidak semua bisnis bisa berhasil. Alih-alih menjadi bebas finansial, bisa saja kita malah kehilangan keamanan finansial yang sudah ada selama ini.

Jadi, sebenarnya lebih baik menjadi wirausaha atau karyawan sih?

Sebenarnya keduanya sah-sah saja dilakukan, karena banyak cara untuk menghasilkan uang.

Mengapa Para Pebisnis Pelu Membuat SIUP Ketahui Prosedur dan Syaratnya! 02 - Finansialku

[Baca Juga: 10 Kisah Inspirasi Usaha Para Pengusaha Sukses di Indonesia Mampu Memanfaatkan Peluang Usaha]

 

Hal ini tercermin dalam The Cashflow Quadrant, dimana ada 4 cara untuk menghasilkan pendapatan, 2 diantaranya adalah sebagai B (pemilik usaha/ wirausaha) atau jenis E (karyawan).

Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing dan tidak ada yang dapat dinilai lebih baik daripada yang lain. Setiap orang memiliki preferensinya sendiri dan bebas memilih.

Sekedar intermezzo, apakah Anda suka membaca buku-buku tentang keuangan seperti The Cashflow Quadrant dari Robert T. Kiyosaki?

Jika iya, yuk perbanyak pengetahuan keuangan Anda dengan membaca ebook keuangan dari Finansialku.

Selain isinya yang pastinya padat dan menarik, ebook Finansialku bisa Anda dapatkan secara GRATIS. Jadi tunggu apa lagi, segera unduh ebook-nya dengan klik tautan berikut ini:

Gratis Download Ebook Pentingnya Mengelola Keuangan Pribadi dan Bisnis

Ebook Pentingnya Mengelola Keuangan Pribadi dan Bisnis - Mock Up - Finansialku Jurnal

 

Kembali ke dalam inti pembahasan. Melalui artikel ini, Finansialku akan menjelaskan beberapa perbedaan antara bisnis jenis B dan jenis E untuk melihat mana yang lebih sesuai dengan preferensi Anda.

Yuk simak ulasannya di bawah ini!

 

Wirausaha vs Karyawan Suka dan Dukanya

Saya ingin memulai dengan mengatakan bahwa keduanya merupakan alternatif yang dapat Anda pilih. Saya paham bahwa jalan setiap orang berbeda dan tidak ada salahnya memilih yang berbeda dari orang lain.

Semuanya kembali pada preferensi Anda, dan disini saya hanya menjabarkan bagaimana keduanya berbeda dari segi suka dan dukanya. Jadi, yuk mari mulai pembahasannya:

 

#1 Perbedaan Sistem

Salah satu perbedaan signifikan antara menjadi wirausaha dan karyawan adalah pada sistemnya.

Seorang wirausaha yang sukses sudah menciptakan sebuah sistem dimana dirinya dapat meninggalkan bisnis mereka selama setahun dan mungkin menemukan bisnisnya telah berkembang pesat saat ia kembali.

Namun tidak demikian bagi seorang karyawan. Karyawan justru merupakan bagian dari sistem itu sendiri, sehingga jika ia meninggalkan pekerjaannya selama setahun, kemungkinan besar karirnya hancur tak bersisa.

Jadi bisa dibilang seorang karyawan akan sulit meluangkan waktu, karena bekerja sebagai sebuah sistem yang bertanggung jawab dengan kemampuannya.

Dengan demikian secara otomatis penghasilannya juga terhenti jika ia mengambil libur panjang.

Berbeda halnya dengan wirausaha yang perusahaannya masih berjalan seperti biasanya dengan keberadaan staff dan seluruh karyawannya sehingga saat ia berlibur, penghasilannya tetap mengalir masuk.

Namun penting bagi wirausaha untuk bisa mengendalikan sebuah sistem dan mendelegasikan pekerjaan kepada orang lain.

Karena meski berbisnis sendiri, namun semuanya dipegang sendiri, ya sama saja dengan bekerja sebagai karyawan.

Anda harus bisa belajar mendelegasikan pekerjaan dan membentuk sebuah sistem yang baik. Bayangkan berapa banyak waktu yang dapat Anda gunakan untuk melakukan hal yang jauh lebih penting jika berhasil.

 

#2 Perbedaan Risiko

Suka duka kedua ini umumnya menjadi penentu keputusan untuk menjadi wirausaha atau karyawan.

Saat Anda bertanya kepada seseorang apakah Anda rela melepas pendapatan tetap dari pekerjaan untuk mencoba menjadi wirausaha, biasanya risikolah yang pertama kali dipikirkan.

Tentunya, menjadi seorang wirausaha memiliki risiko yang tinggi. Anda tidak akan lagi memperoleh pendapatan tetap layaknya karyawan, pendapatan Anda berubah dari waktu ke waktu.

banner -cara sukses atur gaji ala karyawan

[Baca Juga: Cari Tahu! Apakah Anda Termasuk dalam Orang Sukses Menang yang Siap Mengambil Risiko atau Maunya Main Aman]

 

Banyak orang yang akan berpikir, “Bagaimana jika bisnis gagal dan saya bangkrut?”

Namun pernahkan Anda berpikir, “Bagaimana jika bisnis sukses dan saya menjadi miliarder?”

Jadi, bisa disimpulkan bahwa disini Anda perlu melihat toleransi risiko Anda.

Saat Anda siap merisikokan pendapatan tetap Anda untuk peluang lebih besar (namun bisa juga lebih kecil loh ya), maka Anda boleh menjadi wirausaha. Namun jika Anda lebih memilih aman, maka Anda bisa tetap menanjak karir.

 

#3 Perbedaan Pola Pikir

Poin ketiga ini mungkin bukan suka duka, namun ini bisa dijadikan pertimbangan apakah Anda lebih sesuai bekerja atau berbisnis.

Pertama-tama, cobalah jawab pertanyaan ini dalam hati, “Apakah Anda dapat membuat hamburger yang lebih baik daripada McDonald’s?”

Jika saya bertanya demikian, kemungkinan besar hampir seluruhnya akan menjawab bisa.

Namun saat Anda menanyakan hal berikutnya, “Apakah Anda dapat membangun sistem yang lebih baik daripada McDonald’s?”, maka disitulah muncul perbedaan karakteristik.

Seorang karyawan umumnya berpikir untuk menghasilkan burger yang lebih baik, sedangkan seorang wirausaha menginginkan sistem bisnis yang lebih baik.

Karyawan cenderung mementingkan kualitas, ia berpikir bahwa dirinya mampu menghasilkan burger yang jauh lebih baik dari McDonald’s tanpa memikirkan bahwa ia takkan mampu menghasilkan ratusan burger per hari jika ia mengerjakan semuanya sendiri.

Sedangkan wirausaha lebih memikirkan bagaimana sistem yang sebaiknya diterapkan agar bisnis tersebut dapat berjalan sendirinya tanpa kehadirannya dan memperoleh kesuksesan lebih daripada McDonald’s.

 

#4 Perbedaan Ancaman

Jujur saja, sebagai seorang karyawan kita akan selalu takut tersingkir oleh sistem atau seseorang yang lebih baik. Hal ini disebabkan bahwa selamanya karyawan adalah karyawan, yang bisa digantikan atau diberhentikan kapan saja.

Sementara itu, seorang wirausaha tidak perlu takut dirinya dipecat atau digantikan, karena dia adalah bos atas dirinya sendiri. Namun bukan berarti menjadi wirausaha tidak ada ketakutan.

Seorang wirausaha juga akan selalu takut bisnisnya hancur. Dengan demikian, keduanya sama-sama memiliki ancaman. Hanya saja ancamannya berbeda.

Namun jelas bahwa keduanya perlu terus mengembangkan diri agar bisa memberikan yang lebih baik dan meminimalkan ancaman yang menghantuinya.

 

#5 Perbedaan Tanggung Jawab

Pernahkah Anda sebagai seorang karyawan berpikir, “Duh jenuh kerja terus seperti ini. Kalau jadi wirausaha enak ya bisa santai-santai uang mengalir terus.”?

Tapi tahukah Anda, bahwa di saat seorang karyawan memikirkan tanggung jawabnya sebagai pekerja, seorang wirausaha juga memiliki tanggung jawab atas bisnis dan seluruh karyawannya?

Apakah Anda Pebisnis 7 Keterampilan Bisnis yang Wajib Anda Miliki 03 Bisnis 3 - Finansialku

[Baca Juga: Menelusuri Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Performa Karyawan]

 

Jadi sebenarnya keduanya punya tanggung jawab, hanya saja tanggung jawabnya berbeda. Memang betul wirausaha bisa berlibur dan tetap memperoleh uang, seperti telah diungkapkan pada poin pertama tadi.

Namun bukan berarti ia melepaskan tanggung jawabnya. Dirinya tetap harus bertanggung jawab saat ada masalah dalam perusahaan.

Sementara sebagai karyawan, Anda tidak perlu peduli pada kesuksesan perusahaan dan sesama rekan kerja. Gaji akan tetap Anda terima dengan rutin setiap bulannya.

 

#6 Perbedaan Jalan

Sama seperti 5 poin sebelumnya, poin ini akan menjelaskan bagaimana sebenarnya wirausaha dan karyawan itu serupa namun tidak sama. Ini juga terlihat dari bagaimana mereka berjalan (berjalan dalam karirnya).

Seorang karyawan akan selalu mengikuti jalan yang sudah ada, dengan anggapan dia harus menjalankan kewajibannya sesuai yang ditentukan perusahaan.

Apakah Anda Pebisnis 7 Keterampilan Bisnis yang Wajib Anda Miliki 01 - Finansialku

[Baca Juga: Cara Karyawan Melek Keuangan, Penting atau Tidak Penting HARUS Dilakukan]

 

Mungkin terkadang ini membuat seorang karyawan jenuh dan haus akan kebebasan. Namun Anda juga harus tahu, jalan yang Anda tempuh saat ini adalah jalan yang diciptakan oleh wirausaha.

Disaat karyawan mengikuti jalan, seorang wirausaha harus mencari jalan. Dia harus berpikir bagaimana seharusnya perusahaannya berjalan, apa saja hak dan kewajiban setiap bagian dari perusahaan, dan demikian seterusnya.

Jadi sebenarnya keduanya sama-sama punya kewajibannya masing-masing, meski mungkin bagaimanapun rumput tetangga akan terlihat lebih hijau dan lebih menarik.

 

Mana yang Anda Pilih?

Di samping banyaknya perbedaan pada wirausaha dan karyawan, sebenarnya tampak bahwa keduanya sama-sama memiliki beban dan kewajiban masing-masing.

Jadi, Anda bisa lebih bijak sebelum memilih untuk bekerja atau berbisnis. Mana yang sesuai dengan preferensi Anda, apakah menjadi wirausaha vs karyawan?

Perlu Anda ketahui, dalam The Cashflow Quadrant dijelaskan bahwa terdapat kemungkinan untuk berpindah dari satu kuadran ke kuadran lain.

Umumnya seseorang ingin mengawali karirnya dengan menjadi individu E (pegawai) terlebih dahulu untuk memperoleh pengalaman sebagai dasar untuk membuka bisnis sendiri.

Ia kemudian akan berusaha untuk berpindah ke kuadran S (pekerja lepas) untuk melepaskan rutinitas bekerjanya dan mengharapkan peluang kesuksesan yang lebih besar.

Banyak yang memilih untuk berpindah ke kuadran S terlebih dahulu daripada ke kuadran B (pemilik usaha) karena banyak kasus perpindahan ke kuadran B yang macet dan ujung-ujungnya kembali ke kuadran S.

Setelah sukses di kuadran S, barulah biasanya seseorang berpikir untuk pindah ke kuadran B dan I (Investasi). Namun perpindahan ini tidaklah mudah.

Untuk dapat memulai kuadran B atau I, seseorang harus memahami gambaran luas dari sebuah bisnis, mulai dari kebutuhan bahan bakunya, sistem pemasarannya, sistem pengembangan sumber dayanya, lokasi dan dekorasinya, kualitas produknya, hingga sistem distribusinya.

Nyatanya banyak sekali gagasan bagus yang diusulkan, namun hanya sedikit yang mampu membangun usaha dengan produk dan sistem yang hebat.

Oh iya, jika Anda ingin membuka usaha tapi tidak mempunyai modal yang besar, Anda bisa tonton video Ide Usaha dengan Modal Kecil dari channel Youtube Finansialku berikut ini:

 

Bagaimana dengan Anda? Manakah yang menjadi pilihan Anda? Bagikan jawaban Anda pada kolom komentar di bawah ya..

Bagikan juga artikel ini kepada teman dan kerabat Anda ya.. terima kasih!

 

Sumber Referensi:

  • Robert T. Kiyosaki. 2001. The Cashflow Quadrant (Panduan Ayah Kaya Menuju Kebebasan Finansial)
  • Christantio Utama. 9 April 2019. 7 Perbedaan Karakter Antara Pengusaha Vs Pekerja, Kamu yang Mana?. Moneysmart.id – http://bit.ly/2lLgKiX
  • Evelyn Davsy. 30 September 2016. 13 Perbedaan antara Karyawan dan Pengusaha, Kalau Kamu Termasuk yang Mana?. Idntimes.com – http://bit.ly/2k4qDI8

 

Sumber Gambar:

  • Wirausaha vs Karyawan – http://bit.ly/2m7KPtt