Pembeli franchise (Franchisee) sering melakukan kesalahan-kesalahan fatal. Kali ini Finansialku akan membahas 10 kesalahan pembeli franchise dan solusinya!

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Learn Franchise

 

Membeli Franchise

Salah satu alasan seseorang membeli franchise adalah mudah dan kesiapan sistem. Tetapi ada satu hal yang harus Anda ingat, ketika Anda membeli franchise, bisnis tersebut tidak benar-benar milik Anda. Sebelum Anda melangkah lebih lanjut untuk membeli franchise, perhatikan 10 kesalahan berikut dan solusinya:

 

1. Jangan beli Franchise hanya karena sedang KEKINIAN

Beberapa waktu belakangan ini ada banyak franchise yang ditawarkan, mulai dari makanan, jasa laundry, jasa pembersih helm, biro perjalanan (travel agent), jasa salon mobil dan lain sebagainya. Calon entrepreneur biasanya terdorong untuk menjalankan bisnis-bisnis yang sedang kekinian di masyarakat.

 

 10 Kesalahan Pembeli Franchise dan Cara Menghindarinya - Perencana Keuangan Independen Finansialku

 [Baca Juga: Jangan Asal Memilih Franchise]

 

Salah satu pakar waralaba, bernama Sean Kelly mengatakan: “Keuntungan membeli franchise adalah membeli bisnis yang sudah terbukti selama beberapa tahun dan mampu bertahan melewati kondisi ekonomi yang sulit.”

 

#1. Pilih franchise yang sudah memiliki rekam jejak (track record) lebih dari 5 tahun.

 

2. Jangan mengubah SISTEM Bisnis franchise

Bisnis franchise didasarkan pada  kesusaian dan keseragaman, bukan pada kebebasan.  Sebagai franchisee, Anda tidak benar-benar memegang kendali atas sistem bisnis. Secara teknis, Anda adalah pimpinan toko Anda, tetapi Anda harus mengikuti aturan main dari pemilik franchise (franchisor).

 

#2. Jangan merasa lebih pandai dari pemilik franchise (franchisor) dan jangan mengubah sistem bisnis.

 

3. Bisnis franchise juga memiliki peluang gagal, sama besarnya seperti bisnis konvensional

Ada mitos yang mengatakan bahwa bisnis franchise memiliki peluang gagal yang lebih kecil dibanding bisnis konvensional. Pada kenyataan baik bisnis konvensional maupun franchise memiliki peluang gagal yang sama. Menurut Sean Kelly, “Beberapa franchise di Amerika memiliki tingkat kegagalan mencapai 80%.”

 

 [Baca Juga: Perbedaan Franchise yang Sehat dan Tidak Sehat]

 

Jangan berkecil hati dahulu melihat angka statistik tersebut. Di dunia juga masih banyak pemilik franchise yang berhasil dan tetap berjalan baik. Pastikan Anda membaca dan memahami benar seluruh peraturan dan kontrak (franchise agreements).

 

#3. Peluang kegagalan franchise juga sama besarnya seperti bisnis konvensional. Sebelum membeli franchise lakukan perhitungan yang matang.

 

4. Jangan 100% percaya pada liputan, rangking dan penghargaan

Menurut Sean Kelly, jangan mempercayai 100% liputan, rangking atau penghargaan yang  tertulis di website pemilik franchise atau liputan media. Beliau menemukan ada beberapa pemilik franchise yang menggunakan strategi public relation (pr) untuk mendapatkan perhatian publik melalui media.

 

 [Baca Juga: Membeli franchise untuk sumber pendapatan pasif]

 

Jika Anda tertarik membeli sebuah franchise, lakukan pengecekan mulai dari testimoni orang-orang yang sudah membeli franchise, membaca syarat dan ketentuan, melakukan perhitungan yang matang dan berkonsultasi dengan pakar franchise (jika diperlukan).

 

#4. Jangan beli franchise hanya karena sering diliput media.

 

5. Cari testimoni dan pendapat di website

Salah satu cara untuk melakukan riset franchise adalah mencari informasi melalui internet. Banyak sekali forum-forum di internet yang membahas mengenai franchise, terkadang juga ada beberapa kritik yang disampaikan dalam forum tersebut. Meskipun kritik tersebut tidak 100% benar, tidak ada salahnya Anda membaca dan melihat cara manajemen menanggapinya. Jika Anda mengetahui forum untuk membahas  franchise silakan berikan komentar Anda di bawah ini. Terima kasih.

 

#5. Cek reputasi franchise yang akan Anda beli di forum-forum online.

 

6. Gunakan jasa penasehat hukum untuk membahas kontrak Franchise

Berdasarkan temuan Sean Kelly, ternyata banyak pembeli franchise di Amerika, juga membeli franchise tanpa didampangi konsultan hukum atau pengacara. Jangan melakukan kesalahan yang sama, terlebih lagi jika Anda membeli franchise yang cukup mahal.

 

 [Baca Juga: Waralaba untuk sumber penghasilan saat pensiun]

 

Sikap acuh terhadap kontrak, akan menjadi mimpi buruk. Kontrak tersebut menjadi landasan dan aturan main dalam berbisnis. Jangan sampai Anda sudah mengeluarkan uang cukup besar untuk membeli franchise dan menyesal karena tidak membaca kontrak dengan teliti.

 

#6 Gunakan jasa pengacara atau konsultan hukum untuk membantu memberikan review terhadap kontrak franchise Anda.

 

7. Hati-hati dengan konsultan atau coaches yang gratis

Ternyata di Amerika ada konsultan-konsultan yang menawarkan pelatihan gratis untuk membeli franchise. Sean Kelly menyarankan agar Anda berhati-hati jika ada hal serupa, terlebih di Indonesia. Sebagian besar dari konsultan-konsultan gratis adalah tenaga penjual yang menghubungkan Anda dengan pemilik franchise. Mereka mendapatkan keuntungan dari pemilik franchise jika berhasil menjualkan bisnisnya.

 

#7 Hati-hati dengan penawaran konsultan gratis.

 

8. Pahami bahwa pemilik Franchise yang memiliki kendali

Franchisees bukanlah kerjasama kolaboratif atau satu tim dengan pemilik franchise. Pada umumnya kontrak franchise memiliki pasal-pasal yang memberikan wewenang dan kekuatan kepada pemilik franchise. Pemilik franchise boleh saja memotong jumlah lini produksi, meningkatkan biaya pemasaran atau meminta berinvestasi pada peralatan baru. Hati-hati Anda sebagai pembeli franchise dan pemilik franchise bisa jadi memiliki kepentingan yang berbeda.

 

#8 Pemilik franchise adalah orang yang memegang kendali.

 

9. Jangan berharap bantuan dari pemerintah

Pembeli franchise tidak dianggap sebagai konsumen oleh pemerintah. Walaupun pemerintah juga memiliki aturan-aturan terkait dengan franchise. Jika Anda membeli franchise, Anda dianggap sebagai entrepreneur atau investor yang akan menanamkan modalnya.

 

#9 Jangan berharap bantuan atau perlindungan dari pemerintah.

 

10. Pemilik franchise bisa saja mendapatkan untung, meskipun pembeli franchise buntung

Dalam industri franchise  ada beberapa hal yang memungkinkan pemilik franchise tetap untung, walaupun orang yang membeli franchise-nya buntung. Beberapa hal yang menyebabkannya adalah:

  • Franchisee harus membayar royalty dari omzet (bukan keuntungan), padahal omzet besar belum tentu untung.

  • Franchisee harus membeli perlatan awal dari pemilik franchise.

  • Franchise harus menyewa tempat yang telah disediakan pemilik franchise.

  • Franchise harus membeli bahan baku dari pemilik franchise.

 

#10 Jangan kaget kalau pemilik franchise bisa menghasilkan keuntungan, sedangkan pembeli franchise merugi.

 

Kesimpulan

Semoga Anda dapat memahami pentingnya merencanakan waris sejak dini. Jangan menunda untuk merencanakan distribusi keuangan, karena Anda bisa jadi membayar mahal atau keterlambatan tersebut. Biaya yang paling mahal adalah keretakan dan perselisihan keluarga.

 

Apakah Anda pernah berhasil menjalankan Franchise? Terima kasih untuk sharing Anda?

 

Sumber: 

  • Karsten Strauss. 27 Mei 2014. 13 Mistakes New Franchisees Make — And How To Avoid Them. Forbes Online – http://goo.gl/yUfFav

 

Download E-Book Perencanaan Keuangan untuk Umur 20 an (GRATIS)

Ebook Perencanaan Keuangan untuk Usia 20 an Perencana Keuangan Independen Finansialku