Tahukah Anda bahwa ada 5 pantangan dalam investasi saham, baik untuk investasi maupun trading? Apa saja pantangan yang dimaksudkan?
Ibaratkan Anda membawa kendaraan kemudian melanggar lalu lintas. Hal ini akan mengakibatkan hal yang tidak baik terhadap diri Anda sendiri.
Simak pembahasan 5 pantangan dalam investasi saham pada rubrik ini!
Artikel ini dipersembahkan oleh:
5 Pantangan Dalam Investasi Saham
Dalam investasi saham, baik itu untuk investasi ataupun untuk trading, ada beberapa pantangan yang sebaiknya Anda hindari. Apa saja pantangan yang perlu Anda hindari sebagai investor saham?
Pantangan 1: Jangan Menggunakan Fasilitas Margin
Apakah Anda tahu bahwa sebenarnya Anda memiliki fasilitas margin dari sekuritas Anda? Apa sih fasilitas margin itu?
Misalkan Anda memiliki dana untuk bertransaksi Rp100 juta, biasanya Anda memiliki “cadangan” untuk bertransaksi di luar Rp100 juta tadi yang diberikan oleh sekuritas Anda.
Jadi, ibaratnya Anda bertransaksi, tapi uangnya dipinjami terlebih dahulu oleh sekuritas. Besarnya pun bervariasi. Ada yang 1/2 kalinya (Rp50 juta) sampai 4 kalinya (Rp400 juta).
Punya dana Rp100 juta, tapi bisa transaksi Rp400 juta lagi pakai uangnya sekuritas? Sangat menggiurkan bukan? Tapi, lihat dulu kondisinya!
Pertama, perlu Anda ketahui pinjaman dari sekuritas tersebut ada bunganya, sehingga Anda perlu membayar bunganya.
Kedua, kalau saham yang Anda beli dengan menggunakan fasilitas margin ini bukannya naik malah turun, kerugian yang Anda alami malah lebih besar daripada yang seharusnya.
Ilustrasi betapa bahayanya Fasilitas Margin:
“Anda beli saham ABCD dengan menggunakan dana pribadi Anda sebesar Rp100 juta, kemudian Anda yakin betul bahwa saham ABCD tadi akan naik 10%, sehingga Anda menggunakan fasilitas margin Rp400 juta tadi.”
Ekspektasi:
Anda berpikir, kalau pakai dana sendiri Rp100 juta, untung 10% dapat profitnya Rp10 juta. Kalau pakai margin Rp400 juta, maka bisa dapat tambahan profit Rp40 juta. Wah, total profit bisa Rp50 juta.
Realita (yang sering kali terjadi):
Saham A tadi bukannya naik 10%, melainkan malah turun 10%. Sehingga seharusnya Anda “hanya” rugi Rp10 juta, malah makin bonyok karena ruginya bertambah Rp40 juta menjadi Rp50 juta. Mengerikan, bukan?
Percayalah, saya pernah diposisi itu dan rasanya super enggak enak. Fasilitas ini sebenarnya adalah alat yang digunakan para sekuritas untuk mengeruk keuntungan tambahan dari Anda, dengan memanfaatkan psikologis dasar seorang manusia, yaitu sifat serakah.
Jika Anda belum berinvestasi saham dan tertarik untuk mengenal apa itu investasi saham, silakan download Gratis Ebook: Panduan Berinvestasi Saham Untuk Pemula.
Dalam ebook ini akan dibahas berbagai hal yang perlu Anda ketahui untuk memulai investasi saham.
Gratis Download Ebook Panduan Investasi Saham Untuk Pemula
Pantangan 2: Jangan Menggunakan Dana dari Pinjaman atau Utang
Berbeda dengan poin sebelumnya. Jangan berutang di sini maksudnya, jangan berinvestasi menggunakan utang atau dana pinjaman pihak ketiga.
Misalkan, Anda menggunakan dana pinjaman dari bank, utang ke teman, utang ke saudara atau utang ke keluarga. Mengapa?
Alasannya sama seperti poin sebelumnya, jika market sedang bearish (turun) dan saham Anda ikutan turun, kerugian Anda akan lebih besar daripada yang seharusnya PLUS hubungan Anda dengan teman, saudara, atau keluarga Anda menjadi tidak enak.
Berinvestasi dengan menggunakan utang atau dana pinjaman juga akan membuat Anda tidak nyaman, karena bagaimanapun itu bukan uang Anda sendiri.
Secara psikologis, karena beban Anda untuk mengembalikan uang tersebut, justru membuat Anda biasanya melakukan keputusan-keputusan yang merugikan Anda sendiri.
Satu hal lagi, jangan berinvestasi dengan menggunakan dana darurat Anda. Jangan menyentuh dana darurat Anda. Karena kita tidak pernah tahu sewaktu-waktu kita membutuhkan dana tersebut untuk keadaan darurat.
Jadi, sebaiknya gunakan uang dingin untuk berinvestasi (uang yang memang “menganggur” dan dapat diinvestasikan).
Pantangan 3: Jangan Membeli Saham Berdasarkan Valuasi atas Proyeksi Kinerja di Masa yang Akan Datang
Anda pasti pernah membaca ulasan tentang prospek saham di surat kabar tertentu. Biasanya di situ, selain mencantumkan sejarah kinerja perusahaan, dicantumkan pula proyeksi kinerja perusahaan yang akan datang.
Di angka tahunnya biasa ada huruf f (future), contoh: 2017F, 2018F, dst. Dan biasanya, PER dan PBV-nya juga dihitung berdasarkan kinerja yang akan datang. Ini tidak benar.
Bagaimana mungkin valuasi harga saham saat ini dihitung berdasarkan kinerja di masa yang akan datang?
Yang namanya proyeksi sih memang sah-sah saja, artinya kita optimis bahwa perusahaan tersebut melalui tahun ini dengan baik, maka dipercaya tahun depan akan lebih baik. Namun, apapun bisa terjadi.
Banyak faktor risiko yang biasanya lupa diperhitungkan ketika membuat proyeksi. Misal: faktor ekonomi, sosial dan politik, teknologi, kompetitor, sampai cuaca sangat mempengaruhi kinerja perusahaan.
Saya sendiri lebih suka menggunakan proyeksi sebagai bahan pertimbangan saja, bukan untuk melihat valuasi perusahaannya.
Pantangan 4: Jangan Membeli Saham yang Masuk ke Dalam Kategori Saham Gorengan
Apa itu saham gorengan? Saham gorengan adalah saham yang dikuasai oleh bandar tertentu yang pergerakannya liar dan sulit diprediksi.
Saham sejenis ini kadang bisa naik signifikan dalam sehari, tapi hari berikutnya tiba-tiba anjlok tanpa alasan yang jelas. Pergerakan yang tidak wajar karena ada bandar di belakangnya.
Banyak trader atau investor yang masih tertarik dengan saham sejenis ini, karena keuntungan besar yang bisa diperoleh. Namun di sisi lain, risikonya juga sangat besar.
Memang menggiurkan ketika Anda bisa mendapatkan profit puluhan sampai ratusan persen dalam beberapa minggu, namun sewaktu-waktu harganya bisa anjlok kembali. Berikut ilustrasinya!
Anda mendengar dari teman Anda saham Z naik 10% dari 60 ke 66 hari ini. Besoknya, Anda beli saham Z tadi di harga 66. Eh, ternyata masih naik lagi jadi 72, Anda beli lagi di 72.
Besoknya masih naik juga ke 80, karena tadi sudah 2x beli dan Anda selalu untung, maka biasanya Anda akan sangat percaya diri. Anda berpikir bahwa kali ini dengan beli di 80, pasti besok akan naik lagi.
Anda pun membeli dengan segala kekuatan yang Anda punya di harga 80. Tidak tahunya sebelum tutup perdagangan hari ini, harganya mulai turun ke 77.
Anda mulai deg-degan. Tapi Anda masih optimis, palingan turun sebentar, besok juga naik lagi. Ternyata besok terjun bebas ke 66, balik ke posisi awal beli pertama, sehingga saham Anda sekarang berada di posisi nyangkut.
Apa ciri-ciri saham gorengan?
Biasanya pergerakan sahamnya liar (Anda bisa lihat riwayat transaksinya) tanpa ada pola yang jelas. Volume perdagangannya juga tiba-tiba melesat di saat-saat tertentu (saat lagi “digoreng”), padahal biasanya saham tersebut volume-nya kecil.
Selain itu, kenaikannya biasanya tidak dibarengi dengan kenaikan fundamentalnya (laporan keuangannya masih jelek). “Tapi kan kita bisa untung lebih cepat pak dari saham gorengan”.
Oke, Anda sekali dua kali untung besar dari saham gorengan, kemudian Anda mulai kecanduan dan percaya deh pasti Anda akan kepeleset suatu saat nanti.
Pantangan 5: Jangan Membeli Saham yang Terlalu Sering Direkomendasikan di Media atau Dipenuhi oleh Banyak Rumor
Pantangan ini sebenarnya berkaitan dengan pantangan membeli saham gorengan tadi.
Saham-saham gorengan tadi biasanya sering diberitakan ataupun direkomendasikan di media, sehingga membuat investor makin “gatal” untuk membeli saham tersebut.
Bisa jadi, itu adalah rumor atau berita pesanan. Tidak semua berita atau informasi yang kita lihat di media itu benar adanya.
Jika Anda membeli sebuah saham karena rumor, di sini Anda tidak sedang berinvestasi, melainkan berspekulasi, apalagi jika Anda membeli tanpa mengecek fundamental dari saham yang bersangkutan.
Hindarilah tindakan-tindakan spekulasi yang justru bisa membahayakan investasi Anda!
Lalu, bagaimana cara memverifikasi apakah sebuah berita itu benar atau tidak? Anda bisa menghubungi corporate secretary perusahaan yang bersangkutan, atau Anda bisa mengeceknya di website perusahaan dan IDX secara langsung.
Bagaimana Jika Tetap Melakukan 5 Pantangan Dalam Investasi Saham?
Mungkin Anda bertanya, “Memangnya kalau kita tetap menjalankan kelima hal tadi apakah akan langsung kejadian hal-hal jelek yang disebutkan di atas?” Well, enggak juga.
Sekali dua kali Anda mungkin belum mengalaminya, sehingga makin lama Anda makin berani dan saat keserakahan mulai menguasai Anda, disinilah Anda akan mulai sulit untuk melepaskannya dan terjadilah hal-hal yang disebutkan di atas.
Saya pernah mengalami hal ini, dan saya tidak mau hal ini terjadi kepada Anda.
Silakan beri komentar dan pendapat Anda pada artikel ini tentang 5 pantangan dalam investasi saham! Terima kasih
Sumber Referensi:
- Rivan Kurniawan. 16 Februari 2017. 5 Pantangan Dalam Berinvestasi. Rivankurniawan.com – https://goo.gl/hpXuEc
Sumber Gambar:
- Tantangan Dalam Investasi Saham – https://goo.gl/iCqGoy
- Investasi Saham – https://goo.gl/F4utKj
Leave A Comment