Sebelumnya diberitakan kalau RBC Jiwasraya minus hingga 600 Persen. Lalu sebenarnya, apa itu RBC? Seberapa penting RBC untuk kesehatan finansial asuransi baik swasta atau negeri?

Simak penjelasan lengkapnya di artikel Finansialku di bawah ini!

 

Daftar Isi

Apa Itu RBC?

Dilansir dari laman mauasuransi.com, istilah Risk Based Capital atau RBC adalah salah satu metode pengukuran Batas Tingkat Solvabilitas yang disyaratkan dalam undang-undang dalam mengukur tingkat kesehatan keuangan sebuah perusahaan asuransi untuk memastikan pemenuhan kewajiban Asuransi dan Reasuransi dengan mengetahui besarnya kebutuhan modal perusahaan sesuai dengan tingkat risiko yang dihadapi perusahaan dalam mengelola kekayaan dan kewajibannya.

Secara umum, rasio solvabilitas sendiri adalah pengukuran tingkat keamanan finansial atau kesehatan suatu perusahaan asuransi. Semakin besar rasio solvabilitas sebuah perusahaan asuransi, maka semakin sehat kondisi finansial perusahaan tersebut.

Di Indonesia sendiri, aturan terkait perusahaan asuransi dan reasuransi sudah diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 481/KMK/017/1999 yang sudah diperbaharui di Keputusan Menteri Keuangan No. 424/KMK.06/2003 tentang kesehatan keuangan perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi.

Kasus Jiwasraya BPK Akan Periksa OJK dan BEI 01

[Baca Juga: 7 Tips Memilih Asuransi Jiwa Pertama yang Cocok Untuk Saya]

 

Dalam peraturan tersebut, dikatakan bahwa perusahaan asuransi dan reasuransi wajib melaporkan rasio solvabilitas mereka ke Pemerintah secara berkala atau biasanya dalam periode kuartalan.

Selain itu, ketentuan minimum rasio yang ditetapkan sekarang untuk perusahaan asuransi dan reasuransi adalah 120 persen.

Ini artinya, sebuah perusahaan asuransi harus memiliki tingkat RBC minimal 120% agar dikatakan sehat secara finansial. Semakin tinggi RBC sebuah perusahaan asuransi maka semakin sehat pula perusahaan tersebut.

Sementara itu, mengenai tingkat rasio ini, dilansir dari laman finansial.bisnis.com, Tingkat solvabilitas minimum asuransi di Indonesia dinilai sudah layak untuk ditingkatkan sebanyak 20 persen menjadi 140 persen.

Hotbonar Sinaga, Pengamat asuransi sekaligus Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Risiko dan Asuransi, mengatakan peningkatan batas minimum RBC ini tentu akan membantu mendorong perusahaan asuransi untuk meningkatkan kapasitas modal. Dengan begitu, industri punya ketahanan lebih baik dalam menghadapi klaim-klaim besar yang sifatnya katastropik.

Meski begitu, Hotbonar mengatakan kalau regulator tetap perlu mengkaji lebih jauh dengan melihat statistik perkembangan asuransi dan seluruh perusahaan yang ada dalam beberapa tahun terakhir.

Asuransi Jiwasraya - Finansialku

[Baca Juga: Catat! Daftar 10 Perusahaan Asuransi Jiwa Terbaik di Indonesia]

 

Bagi Anda yang ingin mulai mendaftar asuransi, maka jangan lupa untuk melakukan pengecekan mendalam tentang kondisi keuangan kandidat-kandidat perusahaan asuransi yang Anda tuju.

Anda juga tidak perlu khawatir jika kebingungan menentukan pilihan, karena Anda bisa memanfaatkan fitur konsultasi di aplikasi Finansialku, yang akan memberikan Anda jawaban pasti, karena Anda akan dilayani langsung oleh para ahli finansial yang telah bersertifikat.

 

GRATISSS Download!!! Ebook Asuransi Kesehatan Bisa Menyelamatkan Hidup

Mockup Ebook Studi Kasus Asuransi Kesehatan

 

Apakah penjelasan dari artikel Finansialku sudah dapat dimengerti? Jangan lupa untuk sebarkan agar semakin banyak rekan-rekan Anda yang melek finansial, ya!

 

Sumber Referensi:

  • Admin. 5 Mei 2016. Risk Based Capital (RBC). Mauasuransi.com- http://bit.ly/37NdneE
  • Oktaviano DB Hana. 21 Februari 2018. 140%, Level yang Layak untuk RBC Asuransi di Indonesia. bisnis.com – http://bit.ly/2RLNcQ5

 

Sumber Gambar:

  • Jiwasraya – https://bit.ly/36LqZ8M
Â