Belakangan ini pengguna Twitter ramai membahas tutupnya sejumlah Warunk Upnormal. Apa yang sebenarnya terjadi dengan gerai favorit anak muda itu?

Simak informasi lengkapnya dalam pembahasan berikut ini!

 

Viral Warunk Upnormal Sepi Pengunjung Hingga Tutup

Melalui akun base @FOODFESS2 di Twitter, seorang warganet melontarkan pertanyaan mengenai pernah tidaknya warganet lain makan di Warunk Upnormal.

Setelah ditelusuri, ternyata kabar tersebut disebarkan oleh akun Youtube Adam Vestrea.

Menanggapi kabar yang beredar, reporter dari Harian Bisnis mendatangi sejumlah gerai di Jakarta. Pada gerai pertama yang ia datangi, Warunk Upnormal Indofood Tower, mereka bertemu dengan Dedi P, Store Manager gerai tersebut yang mengungkap bahwa penjualan meluncur tajam.

“Tragislah (penurunan penjualan) sampai 40 persen menurut saya. Kita kan pelanggan kebanyakan karyawan Indofood,” ungkapnya pada Senin, (06/02).

 

Lebih lanjut, Dedi mengakui bahwa setelah longgarnya PPKM, pelanggan mulai berdatangan kembali ke Warunk Upnormal meski jumlahnya lebih sedikit daripada sebelum pandemi.

Untuk meningkatkan penjualan, gerainya menyediakan promo tertentu. Misalnya promo sarapan dari 08.00 – 11.00 WIB dengan paket roti seharga Rp16.500 dari harga normal Rp23.000.

Gerai lainnya yang ada di Plaza Festival lebih ramai daripada gerai Indofood Tower. Bara, Second Leader Warunk Upnormal Plaza Festival pun menyetujui  bahwa pelonggaran PPKM sangat membantu kinerja gerai.

Meski harus menyesuaikan dengan aturan PPKM yang mengharuskan tempat usaha tutup pukul 22.00, Bara mengatakan gerainya pelan-pelan menyesuaikan traffic.

Sebelum pandemi, gerai Warunk Upnormal Plaza festival selalu ramai, terutama Jumat sampai Minggu. Kini, gerai tersebut mengandalkan event yang berlangsung di Mal tersebut.

“Dulu pas di Jumat, Sabtu, Minggu pasti ramai karena 24 jam ya, kalau sekarang kita ngandelin dari event dari Plaza Festivalnya, kadang ada basket, kadang ada futsal atau dari anak-anak Bakrie-nya [Universitas Bakrie],” pungkasnya.

 

Gerai terakhir yang mereka datangi adalah Warunk Upnormal Taman Puring. Saat tim Harian Bisnis sampai, pelanggan di gerai tak sampai 10 orang.

Salah satu karyawannya bernama Syahril Ramadhan, mengungkap bahwa hal tersebut disebabkan akses Taman Puring yang sebagian masih tertutup. Meski demikian, performa gerai sudah membaik daripada saat pandemi.

Selama PPKM ketat, mereka hanya mendapat omzet Rp500 ribu per hari. Kini, omzet naik hingga 10 kali lipat atau setara Rp10 juta per hari.

Berdasarkan pantauan, akun Twitter Warunk Upnormal juga telah lama hiatus. Cuitan terakhirnya bahkan ada di 23 Juli 2020.

Sementara di Instagram, akun Warunk Upnormal Renon, Bali, sudah berpamitan ke pelanggan sejak akhir Oktober tahun lalu.

“Dear pelanggan setia Warunk Upnormal Renon ,, Mimin mengucapkan banyak Terima kasih kepada Bro/Sist pelanggan #Setia Warunk Upnormal Renon bahwa per tanggal 31 Oktober 2022 kita tutup operasional ya ..huhu. Buat yang ga bisa Move On masih ada Warunk Upnormal Jimbaran ya ,” ungkap mereka melalui caption, dikutip  Rabu, (07/02).

 

Tak hanya di Bali, gerai di Palembang juga ternyata sudah tutup. Hal tersebut disampaikan akun @warunk_upnormal di kolom komentar kala merespons pertanyaan warganet.

Bukan hanya itu, di kolom komentar yang sama, pihak Warunk Upnormal juga mengonfirmasi bahwa gerai di Karawang tidak beroperasi.

Tutupnya gerai Warunk Upnormal ternyata juga merembet ke kota-kota lain. Diketahui, gerai-gerai di Bogor, Makassar, Purwokerto, Mojokerto, Gejayan, Seturan, Lampung, Buah Batu, Cimindi, Kopo, Cinere, Cirebon. Semarang, Jambi, Pekanbaru, Banjarmasin, Sumenep, Jatinangor, hingga Tegal juga tutup.

[Baca Juga: Pelanggan Warung Makan Mi Kelebihan Bayar Rp5 Juta, Begini Tips Aman Bertransaksi!]

 

Termasuk dalam Bisnis CT Corp

Pada awal berdirinya, Warunk Upnormal menjadi fenomena baur dalam dunia F&B Indonesia.

Gerai-gerainya selalu ramai berkat strategi menaikkan value warung kopi menjadi tempat yang lebih kekinian. Mereka bahkan menegaskan diri sebagai resto untuk anak kekinian dengan klaim “Pelopor Indomie Kekinian”.

Tak banyak orang tahu, resto yang berdiri pada 2014 di bawah Cita Rasa Prima Group ini merupakan salah satu anak bisnis CT Corp milik Chairul Tanjung.

Nama besar sang pengusaha ternyata tak cukup untuk mempertahankan bisnis yang menyasar anak muda itu.

Sebelum lesu seperti sekarang, Warunk Upnormal sempat mendapat beberapa penghargaan, seperti The Best Coffee Shop in Jakarta 2019, Franchise Top of Mind 2017, 25 Top Rising Star Brand 2018, dan penghargaan lain. Lagi-lagi, segudang prestasi bukan penentu suatu bisnis bisa survive.

 

Alasan Warunk Upnormal Banyak yang Tutup

Banyaknya gerai Warunk Upnormal yang tutup menimbulkan pertanyaan bagi banyak orang. Pasalnya, kondisinya begitu cepat berbalik jika kita bandingkan dengan 2019 silam.

Menjawab pertanyaan tersebut, Chief Investment Strategist Aman Digital, Benny Bathara, melalui kanal YouTube Bennix, mengungkap tujuh penyebab gerai Warunk Upnormal tutup:

 

#1 Harga

Benny mengungkap, alasan pertama adalah makanan yang terlalu mahal. Menurutnya, dulu orang-orang bisa membeli 2 sampai 3 porsi mi rebus dengan harga Rp50 ribu.

Tetapi, dengan harga dan rasa mi yang sama, di Warunk Upnormal, konsumen hanya mendapat satu porsi.

 

#2 Ekspansi yang Terlalu Cepat

Tak dipungkiri, ekspansi bisnis mempengaruhi kesuksesan sebuah bisnis di masa mendatang.

Tetapi, Warunk Upnormal terlalu cepat melakukannya. Pada 2019 saja, mereka mengoperasikan 85 gerai di 20 kota.

 

#3 Segmen Pasar

Warunk Upnormal diketahui menyasar segmen anak muda dengan usia 15 sampai 25 tahun. Kelompok umur tersebut menyukai penganan berharga murah.

Sehingga, ketika Warunk Upnormal terus menaikkan harga menu, pelanggan lebih memilih gerai lain yang punya harga lebih masuk akal.

 

#4 Pandemi

Pandemi turut menurunkan performa sebagian lini bisnis, termasuk F&B. Bisa jadi, pandemi menyumbang kerugian besar untuk resto di bawah CT Corp ini.

 

#5 Arsitektur

Pelanggan Warunk Upnormal pasti tahu jika gerai tersebut memiliki arsitektur yang indah. Dengan demikian, mereka butuh lebih banyak dana untuk pemeliharaan.

Menurut Benny, ini berbanding terbalik dengan menu mi instan yang disediakan.

“Ketika sebuah bisnis baru lahir, langsung keluarin budget untuk desain interior sedemikian mahal, budget untuk sewa tempat sedemikian mahal, sementara makanan yang dijual adalah Indomie, telur, kornet, kapan akan balik modal? Sehingga jangan heran kalau banyak mitra (investor) dari Upnormal yang tidak happy,” jelasnya.

 

#6 Service

Menurut Benny, layanannya belum seragam di seluruh gerai. Alasannya, logistik, supply change, hingga employment yang belum siap.

 

#7 Manajemen Internal

Dalam videonya, Beny turut mengungkap alasan terakhir Warunk Upnormal tutup adalah keengganan mereka menerima masukan dari bawah karena berorientasi pada Top Down.

Misalnya, ada beberapa menu yang sangat laris di daerah tertentu. Tapi, berkat kebijakan ini, jika satu menu dihilangkan dari satu gerai, maka akan dihapus dari gerai lain.

 

Tanggapan Ahli Terkait Gerai Upnormal yang Tutup

Menanggapi banyaknya gerai Warunk upnormal yang tutup, Pakar Bisnis, Rhenald Kasali mengungkapkan pendapatnya.

Dia mengatakan bahwa penurunan pendapatan dan harga franchise yang melambung membuat sejumlah gerai tutup permanen.

Franchise itu semakin hari semakin mahal dan dibikin sedemikian rupa seakan-akan ramai, laku. Tetapi setelah dijalankan cukup lama ternyata tidak cukup untuk mendapatkan return atau payback sesuai dengan investasinya,” ungkapnya.

 

Dia melanjutkan, mitra cenderung mengeluarkan uang per bulan daripada mendapat keuntungan. Maka, dibanding terus-menerus merugi, lebih baik menutup gerai.

Menurutnya, kemewahan gerai tidak sebanding dengan makanan yang dijual. Produk Warunk Upnormal cukup murah daripada biaya operasionalnya.

Lebih lanjut, Rhenald menilai ekspansi gerai tersebut juga terlalu cepat. Akibatnya, terjadi penurunan performa gerai akibat ketidaksiapan menghadapi pasar.

“Nah, kecepatan yang terlalu bersemangat tidak diimbangi dengan kemampuan dari outlet untuk memperoleh laba itu akan mengakibatkan mitra kemudian memilih untuk mundur,” ungkap Rhenald.

 

Dalam kesempatan yang sama, Rhenald juga memberikan saran agar kejadian serupa tidak terjadi franchise lain.

Pertama, sebaiknya pengusaha tidak menerapkan biaya franchise yang tinggi. Sebab, hal demikian membuat pendapatan timpang.

Kedua, franchisor memastikan mitra memiliki pendapatan yang baik. Mereka bisa hadir sebagai mentor. Misal, memilihkan lokasi strategis.

Ketiga, sebaiknya tidak membebankan stok barang ke franchise. Mereka sudah memiliki beban operasional yang banyak.

Terakhir, franchisor harus transparan mengenai skema bisnis. Sebab, belakangan banyak anak muda yang sukses dalam waktu singkat. Hal tersebut membuat sebagian investor sangsi apakah bisnis akan bertahan lama.

[Baca Juga: Catat! Ini Contoh Strategi Pemasaran untuk Mengembangkan Bisnis!]

 

Profil Singkat Warunk Upnormal

Warunk Upnormal menjadi favorit anak muda untuk makan dan menghabiskan waktu. Melalui laman resminya, resto ini menjual berbagai varian mi instan, roti bakar, pisang bakar, nasi goreng, dan menu lain.

Warunk Upnormal ada di bawah Citra Rasa Prima Group yang telah berdiri sejak 2014 di Bandung. Salah satu punggawa Warunk Upnormal adalah Rex Marindo.

Sebelum menjalankan bisnis ini, dia sempat menjadi pekerja kantoran, chef, dan pernah ditinggal pegawainya. Semua kerja kerasnya terbayar ketika Warunk Upnormal meledak.

Citra Rasa Prima Group memiliki lini bisnis lain, seperti Bakso Boedjangan, Nasi Goreng Rempah Mafia, dan Sambal Khas Karmila.

 

Belajar dari Tutupnya Gerai Warunk Upnormal

Fenomena tutupnya gerai Warunk Upnormal menyita perhatian warganet. Meski sebagian menyayangkan, tapi tidak sedikit yang mengatakan bahwa tutupnya sebuah bisnis adalah kewajaran.

Namun yang pasti, Sobat Finansialku bisa belajar dari kejadian ini. Bahwa ketika berbisnis, sebaiknya Anda sudah memikirkan sejumlah strategi dengan matang.

Selain itu, Anda juga perlu memahami cara membuat anggaran keuangan yang benar. Hal ini penting dilakukan agar tidak salah memperkirakan biaya produksi, pemasaran, dan operasional.

Kabar baiknya, Sobat Finansialku bisa membaca ebook Pentingnya Mengelola Keuangan Pribadi dan Bisnis.

Di dalamnya, Anda akan belajar kiat bebas keuangan, kaitan keuangan pribadi dan bisnis, cara membuat anggaran dan sebagainya. Silakan download ebook-nya dengan klik banner berikut ini.

GRATISSS, Yuk Download SEKARANG!!!

Ebook Pentingnya MENGELOLA KEUANGAN Pribadi dan Bisnis

14 Ebook Mengelola Keuangan Bisnis dan Pribadi

 

Itulah ulasan tentang alasan gerai Warunk Upnormal banyak yang tutup. Bagaimana tanggapan Anda mengenai artikel kali ini?

Yuk kasih pendapat di komentar jangan lupa bagikan informasi ini ke rekan Anda. Terima kasih!

 

Editor: Ismyuli Tri Retno

Sumber Referensi:

  • Admin. 07 Februari 2023. Viral Waru nk Upnormal Sepi Hingga Tutup, Ini Faktanya. Cnnindonesia.com – https://bit.ly/40GGegs
  • Almadinah Putri Brilian. 07 Februari 2023. Balada Waru nk Upnormal yang Kini Sepi dan Banyak Gerai Tutup. Finance.detik.com – https://bit.ly/3XtLrWp
  • Ignacio Geordi Oswaldo. 07 Februari 2023. Profil Waru nk Upnormal yang Gerainya Mulai Berguguran. Finance.detik.com – https://bit.ly/3Xg958D
  • Ni Luh Anggela. 06 Februari 2023. Warunk Upno rmal Nasibmu Kini, Sepi Hingga Banyak Gerai Tutup. Ekonomi.bisnis.com – https://bit.ly/3l7QIFl
  • Oki Nur Alifia. 07 Februari 2023. Warunk Upnormal Ternyata Masuk Bisnis CT Corp, Ini Penyebab Gerainya Sepi dan Tutup. Drea.com – https://bit.ly/3JSvWnK
  • Thresa Sandra Desfika. 07 Februari 2023. Warunk Upnormal Ternyata Masuk Portofolio CT Corp Milik Chairul Tanjung. Beritasatu.com – https://bit.ly/3xbVmVv