Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah meresmikan Perry Warjiyo sebagai Gubernur Bank Indonesia yang baru.

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku and News

 

Gebrakan Bos Baru Bank Indonesia

Nafas baru dalam kepengurusan Bank Indonesia. Perry Warjiyo, pria asal Sukoharjo telah resmi menjadi Gubernur Bank Indonesia (BI) periode 2018-2023.

Pengangkatan Perry sebagai Gubernur BI diresmikan oleh Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) setelah lolos menjalani uji kepatutan dan kelayakan pada hari Rabu (23/3/18)

Perry diangkat menjadi orang pertama BI untuk menggantikan Agus Martowardojo yang habis masa jabatannya pada Mei mendatang.

Tak hanya Perry, ada juga Dody Budi Waluyo selaku Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI yang diresmikan Komisi XI sebagai sebagai Deputi Gubernur BI.

Pasca diresmikan, Perry berjanji akan membuat kebijakan yang tak hanya menjaga stabilitas moneter tapi juga mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi.

Sejumlah strategi moneter akan keluar dan kebijakan suku bunga tetap akan jadi pilar kebijakan BI.

Kendati demikian, Perry mengatakan akan ada terobosan kebijakan non moneter untuk melengkapi kebijakan bunga.

Seperti dilansir oleh Kontan.co.id, Kamis (29/3/18), Perry menyatakan:

“Tak semua masalah harus diobati dengan suku bunga.”

 

Relaksasi kebijakan makroprudensial untuk pendorong pembiayaan perbankan akan dilakukan, yakni mengubah aturan loan to funding ratio (LFR) menjadi rasio pembiayaan terhadap pendanaan atau financing funding ratio (FFR).

Langkah ini diambil Perry untuk mendorong bank menyalurkan kelebihan likuiditasnya ke pasar, dengan membeli obligasi korporasi.

Karena dengan cara ini, bank akan didorong meningkatkan fungsi intermediasi seperti ke sektor infrastruktur, selain penyaluran kredit.

Menanti-Gebrakan-Bos-Baru-Bank-Indonesia-2-Finansialku

[Baca Juga: Harganya Semakin Meningkat, Bank Indonesia Larang Penggunaan Bitcoin]

 

BI juga akan melonggarkan beleid Loan to Value (LTV) atas kredit properti dengan melonggarkan larangan penyaluran kredit pemesanan properti (indent) serta termin pencairan kredit properti.

Selanjutnya, BI juga akan melonggarkan aturan pembatasan jumlah properti yang bisa dibeli berdasar kemampuan angsuran dan penghasilan.

Menanggapi pernyataan tersebut, Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai tugas BI ke depan adalah memperbaiki isu struktural, bukan lagi masalah bunga:

“Ekspor masih bahan mentah, skema-skema seperti local currency settlement harus lebih didorong agar mengurangi ketergantungan dollar.”

 

Menanti Gebrakan 100 Hari Gubernur Baru BI

Komisi XI DPR melalui Faisol Riza menanti gebrakan 100 hari  Perry Warjiyo dalam memimpin Bank Indonesia.

Komisi XI inginkan pimpinan BI yang baru berkaca pada sepak terjang BI tiga tahun kebelakang yang kurang maksimal, seperti yang dipaparkan oleh Riza:

“Tiga tahun terakhir BI gagal membantu pemerintah mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang sudah ditetapkan sebagai akibat nilai tukar rupiah yang selalu meleset dari asumsi makro.”

 

Terlebih tahun ini sudah masuk tahun politik yang rentan berpengaruh pada nilai tukar rupiah.

Riza pun memaparkan:

“Masalahnya, tahun ini adalah tahun politik yang sangat rentan bila nilai tukar rupiah tidak stabil.”

 

Riza juga menambahkan, kegagalan BI ini tidak lain karena paradigma pimpinan BI yang menginginkan bank sentral berposisi lebih independen hingga tidak harus mengikuti semua kemauan pemerintah:

“Tugas berat Gubernur BI yang baru adalah membantu pemerintah untuk mengembalikan nilai tukar rupiah pada asumsi makro pemerintah dalam APBN yaitu di kisaran Rp13.400. Lonjakan nilai tukar rupiah saat ini tentu akan menekan APBN yang akan berdampak luas, termasuk pada laju pertumbuhan ekonomi.”

 

 

Walau demikian, Riza berharap banyak dengan adanya pimpinan baru dapat membawa perubahan besar dalam paradigma kinerja BI.

Dan menurut Riza, independensi BI itu artinya tidak berpihak pada kepentingan pasar tapi kepada kepentingan masyarakat yang lebih luas:

“Pak Perry yang berpengalaman ini dapat mengambil pelajaran penting dan segera mampu membalik keadaan hingga laju pertumbuhan ekonomi dicapai sesuai target sekaligus memiliki dampak luas pada peningkatan kesejahteraan masyarakat yang lebih nyata.”

 

Riza berharap dan menunggu gebrakan 100 hari Pak Perry untuk memberi sign bahwa BI adalah bank sentral yang berwibawa dan berperan besar dalam pembangunan.

Terakhir, jika dalam 100 hari ternyata tidak ada perubahan apa pun, Riza tidak segan-segan akan meminta Gubernur BI terpilih untuk mundur dari jabatannya.

 

Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi Anda dan jangan lupa bagikan artikel ke teman-teman Anda jika dirasa artikel ini bermanfaat. Terima kasih!

 

Sumber Referensi:

  • Ghina Ghaliya Quddus. 29 Maret 2018. Menunggu Jurus Moneter Nakhoda Baru Bank Sentral. Kontan.co.id – https://goo.gl/HHtrPe
  • Yudho Winarto. 28 Maret 2018. Anggota Komisi IX: Kita Tunggu Gebrakan 100 Hari Perry Warjiyo. Kontan.co.id – https://goo.gl/6KBi4s

 

Sumber Gambar:

  • Perry Warjiyo – https://goo.gl/55V1kW
  • Perry Warjiyo 2 – https://goo.gl/U3suoR

 

Free Download Ebook Panduan Investasi Saham Untuk Pemula

Ebook Panduan Investasi Saham untuk Pemula Finansialku.jpg