Definisi depresiasi terkadang dianggap sebagai suatu kerugian dalam nilai. Namun bagi para akuntan, depresiasi bukan merupakan masalah penilaian tetapi merupakan alat untuk alokasi biaya.

Untuk mengenal depresiasi lebih lanjut, mari simak artikel berikut ini.

 

Definisi Depresiasi Adalah

Definisi depresiasi atau penyusutan merupakan proses akuntansi dalam mengalokasi biaya aktiva berwujud ke beban dengan cara yang sistematis dan rasional selama periode yang diharapkan mendapat manfaat dari penggunaan aktiva tersebut.

Penerapan depresiasi akan mempengaruhi laporan keuangan, termasuk penghasilan kena pajak suatu perusahaan.

Pendekatan ini digunakan karena nilai aktiva dapat berfluktuasi antara pada saat aktiva itu dibeli dan ketika dijual atau dibesituakan.

Usaha untuk mengukur perubahan nilai interim ini belum dapat diterima oleh akuntan karena nilainya sulit diukur secara objektif.

Oleh karena itu, biaya aktiva dibebankan ke beban penyusutan selama estimasi umurnya, tanpa berusaha untuk menilai aktiva itu pada nilai pasar wajar antara tanggal akuisisi dan disposisi.

Definisi Depresiasi Adalah 02 Penyusutan - Finansialku

[Baca Juga: Definisi Kliring Adalah]

 

Pendekatan alokasi biaya digunakan karena penandingan antara biaya dan pendapatan harus dilakukan dan karena fluktuasi nilai pasar tidak begitu berpengaruh dan sulit untuk diukur.

Untuk menghitung biaya penyusutan per periode, diperlukan data sebagai berikut:

  1. Nilai/harga perolehan aktiva tersebut
  2. Umur ekonomis aktiva tersebut
  3. Nilai residu (nilai sisa), yaitu estimasi jumlah yang akan diterima pada saat aktiva itu dijual atau ditarik dari penggunaannya. Nilai sisa merupakan jumlah di mana aktiva harus diturunkan nilainya atau disusutkan selama masa manfaatnya. Untuk mengilustrasikannya, jika suatu aktiva memiliki biaya Rp10.000.000 dan nilai sisa sebesar Rp1.000.000, maka dasar penyusutannya adalah Rp9.000.000. Dari sudut pandang praktis, nilai sisa seringkali dianggap sebesar nol karena nilainya sangat kecil. Akan tetapi, beberapa aktiva jangka panjang memiliki nilai sisa yang substansial.
  4. Metode penyusutan

Apabila aktiva jangka panjang dihapus, maka istilah penyusutan (depreciation) paling sering digunakan untuk menunjukkan bahwa aktiva tetap berwujud telah menurun nilainya.

Apabila sumber daya yang terlibat, seperti kayu, batu, minyak, dan batubara, maka istilah yang digunakan adalah deplesi (depletion).

Ketika aktiva tidak berwujud seperti paten atau goodwill telah habis masa berlakunya, hal tersebut disebut amortisasi (amortization).

 

Metode dalam Depresiasi

Profesi akuntan mewajibkan metode penyusutan yang digunakan harus “sistematis dan rasional”.

Untuk mengilustrasikan beberapa metode penyusutan ini, asumsikan bahwa PT ABC baru-baru ini membeli sebuah mesin derek tambahan untuk tujuan penggalian.

Data yang berhubungan dengan pembelian ini adalah sebagai berikut:

Biaya Mesin Derek = Rp500.000.000

Estimasi masa manfaat = 5 tahun

Estimasi nilai sisa = Rp50.000.000

Umur produktif dalam jam = 30.000 jam

 

Ada beberapa cara untuk menghitung besarnya biaya penyusutan, yaitu:

 

#1 Metode Garis Lurus (Straight-Line Method)

Metode ini mempertimbangkan penyusutan sebagai fungsi dari waktu, bukan fungsi dari penggunaan.

Metode ini telah digunakan secara luas dalam praktik karena kemudahannya.

Prosedur garis lurus secara konseptual seringkali juga merupakan alasan utama atas terbatasnya umur pelayanan, maka penurunan kegunaannya akan konstan dari periode ke periode.

Beban penyusutan untuk mesin derek dihitung sebagai berikut:

Beban Penyusutan = Biaya dikurangi nilai sisa : Estimasi umur pelayanan 

Beban Penyusutan = (Rp500.000.000 – Rp50.000.000) : 5 = Rp90.000.000

 

Masalah utama terhadap metode garis lurus adalah metode ini didasarkan atas dua asumsi yang tidak realistis:

  1. Kegunaan ekonomi aktiva itu sama setiap tahun, dan
  2. Beban reparasi dan pemeliharaan pada dasarnya sama setiap periode.

 

Definisi Depresiasi Adalah 03 Penyusutan - Finansialku

[Baca Juga: Definisi Ekuitas Adalah]

 

#2 Metode Beban Menurun (Decreasing Charge Method)

Metode ini sering disebut juga metode penyusutan dipercepat, yaitu menyediakan biaya penyusutan yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal dan beban lebih rendah pada periode mendatang.

Justifikasi utama untuk pendekatan ini adalah lebih banyak penyusutan harus dibebankan pada tahun-tahun awal karena aktiva mengalami kehilangan pelayanan yang lebih besar pada tahun-tahun tersebut.

Metode ini dibagi menjadi dua bagian yaitu:

 

Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of The Years Digits Method)

Menghasilkan beban penyusutan yang menurun berdasarkan pecahan yang menurun dari biaya yang dapat disusutkan (biaya awal dikurangi nilai sisa).

Setiap pecahan menggunakan jumlah angka tahun sebagai penyebut (5+4+3+2+1=15) dan jumlah tahun estimasi umur yang tersisa pada awal tahun sebagai pembilang.

Dengan metode ini, pembilang menurun tahun demi tahun dan penyebut tetap konstan (5/15, 4/15, 3/15, 2/15 dan 1/15). Ditunjukkan dalam ilustrasi berikut:

Tahun Harga Perolehan (Rp) Pecahan Penyusutan Beban Penyusutan (Rp) Akumulasi Penyusutan (Rp) Nilai Buku Akhir Tahun (Rp)
1 450.000.000 5/15 150.000.000 150.000.000 350.000.000
2 450.000.000 4/15 120.000.000 270.000.000 230.000.000
3 450.000.000 3/15 90.000.000 360.000.000 140.000.000
4 450.000.000 2/15 60.000.000 420.000.000 80.000.000
5 450.000.000 1/15 30.000.000 450.000.000 50.000.000

 

Metode Saldo Menurun

Metode ini menggunakan tarif penyusutan (diekspresikan sebagai persentase) berupa beberapa kelipatan dari metode garis lurus.

Sebagai contoh, tarif saldo menurun berganda untuk aktiva 10 tahun akan menjadi 20% (dua kali tarif garis lurus, yaitu 1/10 atau 10%).

Tarif saldo menurun tetap konstan dan diaplikasikan pada nilai buku yang menurun setiap tahun.

Tidak seperti metode lainnya, dalam metode saldo nilai sisa tidak dikurangkan dalam menghitung dasar penyusutan. Tarif saldo menurun dikalikan dengan nilai buku aktiva pada awal setiap periode.

Karena nilai buku aktiva dikurangi setiap periode dengan beban penyusutan, maka tarif saldo menurun yang konstan diaplikasikan pada nilai buku yang terus menurun yang menghasilkan beban penyusutan yang semakin rendah setiap tahunnya.

Proses ini terus berlangsung hingga nilai buku aktiva berkurang mencapai estimasi nilai sisanya, di mana pada saat tersebut penyusutan akan dihentikan.

Tahun Harga Perolehan (Rp) Nilai Buku Awal Tahun (Rp) Tarif  Penyusutan (Rp) Akumulasi Penyusutan (Rp) Nilai Buku Akhir Tahun (Rp)
1 500.000.000 500.000.000 40% 200.000.000 200.000.000 300.000.000
2 500.000.000 300.000.000 40% 120.000.000 380.000.000 180.000.000
3 500.000.000 180.000.000 40% 72.000.000 428.000.000 108.000.000
4 500.000.000 108.000.000 40% 43.200.000 456.800.000 64.800.000
5 500.000.000 64.800.000 14.800.000 485.200.000 50.000.000

 

#3 Metode Aktivitas (Unit Penggunaan atau Produksi)

Metode aktivitas (activity method) yang juga disebut pendekatan beban variabel, mengasumsikan bahwa penyusutan adalah fungsi dari penggunaan atau produktivitas dan bukan dari berlalunya waktu.

Umur aktiva ini dinyatakan dalam istilah keluaran (output) yang disediakan (unit-unit yang diproduksi), atau masukan (input) seperti jumlah jam kerja.

Secara konseptual, asosiasi biaya yang tepat ditetapkan dalam istilah output bukan jam yang digunakan, tetapi sering kali output ini sulit untuk diukur.

Dalam kasus seperti ini, ukuran input seperti jam mesin adalah metode yang lebih tepat dalam mengukur jumlah uang beban penyusutan selama periode akuntansi tertentu.

Dalam ilustrasi sebelumnya, penentuan umur mesin derek tidak memiliki masalah tertentu karena penggunaan (jam) relatif mudah untuk diukur.

Jika mesin derek itu digunakan selama 4.000 jam pada tahun pertama, maka beban penyusutannya adalah:

Beban Penyusutan = [ (Biaya – Nilai Sisa) x Jam tahun ini ] : Total estimasi Jam

Beban penyusutan = [ (Rp500.000.000 – Rp50.000.000) x 4.000 ] : 30.000 = Rp60.000.000

 

Keterbatasan utama metode ini adalah bahwa metode ini tidak tepat untuk digunakan pada situasi di mana penyusutan fungsi dari waktu dan bukan aktivitas.

Sebagai contoh, sebuah bangunan akan mengalami banyak kerusakan dari unsur-unsur (waktu) tanpa memperhatikan penggunaannya.

Selain itu, apabila suatu aktiva tergantung pada faktor-faktor ekonomi atau fungsional, bukan pada penggunaannya, maka metode aktivitas akan kehilangan banyak signifikansinya.

Pelajaran Berharga dari Kilas Balik Krisis Ekonomi 1999 Indonesia 01 - Finansialku

[Baca Juga: Definisi Audit Adalah]

 

Sebagai contoh, jika perusahaan berkembang dengan cepat, maka bangunan tertentu akan menjadi cepat usang untuk tujuan dimaksud. Dalam kedua kasus tersebut, aktivitas adalah tidak relevan.

Apabila hilangnya pelayanan merupakan hasil dari aktivitas atau produktivitas, maka metode aktivitas merupakan metode yang paling baik untuk menandingkan biaya dan pendapatan.

Perusahaan yang menginginkan penyusutan yang rendah selama periode produktivitasnya rendah dan penyusutan yang tinggi selama produktivitasnya tinggi dapat menggunakan tua berpindah ke metode aktivitas.

Dengan cara ini, sebuah pabrik yang bekerja dengan kapasitas 40% akan menghasilkan beban penyusutan 60% lebih rendah.

#4 Metode Penyusutan Khusus

Kadang-kadang perusahaan tidak memilih salah satu dari metode penyusutan yang lebih populer karena aktiva yang terlibat memiliki karakteristik yang unik, atau sifat industrinya mengharuskan penerapan khusus.

Berikut adalah dua jenis dari metode khusus:

 

Metode Kelompok dan Gabungan

Istilah kelompok ini mengacu pada suatu kumpulan aktiva yang bersifat serupa; sementara gabungan mengacu pada suatu kumpulan aktiva yang bersifat tidak serupa.

Metode kelompok sering digunakan apabila aktiva bersangkutan cukup homogen dan memiliki masa manfaat yang hampir sama.

Pendekatan gabungan digunakan apabila aktiva bersifat heterogen dan memiliki umur manfaat yang berbeda.

Metode kelompok lebih mendekati prosedur biaya unit tunggal karena penyimpangan dari rata-rata tidak besar.

Metode perhitungan untuk kelompok dan gabungan pada dasarnya sama, yaitu menemukan rata-rata dan menyusutkannya atas dasar rata-rata tersebut.

 

Metode Campuran dan Kombinasi

Selain metode penyusutan yang sudah disinggung, perusahaan juga bebas mengembangkan metode penyusutan sendiri yang khusus atau dibuat khusus.

Prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum hanya mensyaratkan bahwa metode itu menghasilkan pengalokasian biaya aktiva selama umur aktiva dengan cara yang sistematis dan rasional.

 

Pilih Metode Depresiasi yang Mana?

Metode penyusutan mana yang harus dipilih?

Banyak yang percaya bahwa metode yang paling baik menandingkan pendapatan dengan beban harus digunakan.

Namun sebaiknya pemilihan metode melibatkan faktor-faktor seperti sifat dan ketidakpastian arus pendapatan, pengaruh terhadap laba dan nilai buku aktiva, pertimbangan pajak, serta biaya pencatatan.

 

Apakah pengertian depresiasi ini berguna bagi Anda? Tinggalkan komentar Anda di bawah.

Jika ada pertanyaan, silakan ajukan pertanyaan Anda pada kolom di bawah ini. Terima kasih!

 

Sumber Referensi:

  • Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield. 2008. Akuntansi Intermediate. Edisi 12, Jakarta: Erlangga

 

Sumber Gambar:

  • Definisi Depresiasi – https://goo.gl/q3Lvqf
  • Depresiasi – https://goo.gl/MhUqUw
  • Depresiasi Adalah – https://goo.gl/xPW9Gj

 

Free Download Ebook Panduan Investasi Saham Untuk Pemula

Ebook Panduan Investasi Saham untuk Pemula Finansialku.jpg