Gaji Kecil tidak sama dengan miskin, apa benar? Terdapat sebuah hubungan antara gaji (yang pada umumnya dikatakan sebagai pendapatan) dan miskin (status). Finansialku akan membahas paradoks: Gaji Kecil tidak sama dengan Miskin dari sudut pandang pendidikan keuangan.

wal-mart-relies-on-taxpayers-to-subsidize-low-wages Gaji Kecil tidak sama dengan Miskin

 

Gaji Kecil Bisa Jadi Kaya

Penulis ingin menyampaikan sebuah cerita, mengenai seseorang dengan bayaran yang sangat kecil, boleh dibilang gajinya lebih kecil daripada UMR di Indonesia. Perbedaannya adalah Beliau adalah tokoh yang memiliki dasar pendidikan keuangan yang kuat, sehingga meskipun gaji kecil tetapi Beliau tetap kaya.

Ada seorang tokoh, saat ini sudah almarhum. Beliau adalah salah satu pendiri perusahaan elektronik besar. Produk-produk yang dihasilkannya memiliki desain yang sederhana (simple). Perusahaan tempat dia bekerja, boleh dibilang perusahaan besar yang terdaftar dalam bursa saham New York. Tokoh ini menduduki jabatan sebagai direktur (CEO). Dia rela diberi gaji kecil sebesar $1 setiap tahunnya. Penjelasannya sangat sederhana, Beliau mengatakan setengah sen untuk dia pergi ke kantor dan sisanya setengah sen karena kinerjanya. Dengan gaji yang kecil tersebut, tokoh ini merasa senang menjalaninya. Hal ini malah menjadi salah satu panutan buat CEO-CEO muda.Siapakah tokoh tersebut?  THINK DIFFERENT!

think-different11-598x225 Gaji Kecil tidak sama dengan Miskin

[Baca juga : Cara Kaya ala Donald Trump]

 

Ya tidak lain dan tidak bukan, tokoh tersbeut adalah Steve Jobs, salah satu Founder dan CEO Perusahaan Apple. Berapa kekayaan Steve Jobs? Menurut situs resmi majalah FORBES, kekayaan Steve Jobs sebelum Beliau meninggal adalah $6.5 milliar – $7 milliar (asumsi kurs $1 = Rp 10.000, maka kekayaan Steve Jobs adalah Rp 65 Trilliun – 70 Trilliun). Sekali lag, apakah mungkin gaji seorang yang nilainya $1 (Rp 10.000) per tahun, memiliki kekayaan sebesar Rp 65 Trilliun – Rp 70 Trilliun? Sesuai quote yang Beliau katakan THINK DIFFERENT! (pikirlah hal yang berbeda).

Seperti yang tertulis di situs FORBES, kekayaan Beliau berasal dari kepemilikan saham perusahaan Apple dan hasil penjualan saham perusahaan PIXAR ke Disney. Nah Finansialku spesial membuat artikel kali ini akan membedah pendidikan keuangan dibalik itu semua, mengapa seorang CEO Apple sekelas Steve Jobs mau digaji $1.

 

Mengapa Steve Jobs mau Digaji $1 per Tahun?

Bisa jadi banyak alasan yang melatarbelakangi mengapa seorang Steve Jobs mau digaji $1 per tahun, contoh amal, mengurangi pengeluaran perusahaan dan lain-lain. Penulis mengambil sisi Steve Jobs adalah seorang yang benar-benar pebisnis besar dan investor. Masih ingat cashflow quadrant yang dibuat oleh Robert Kiyosaki?

esbi-quadrant

[Baca juga : Mengatur Keuangan Keluarga dan Pribadi]

 

 

Steve Jobs adalah seorang yang telah berada di posisi kanan kuadran, mungkin lebih tepatnay Beliau adalah seorang B – pemilik bisnis besar (memiliki sistem). Sebagian besar dari Kita yang masih memikirkan mana mungkin pendapatan $1 per tahun dapat kaya, adalah orang yang berada di sisi kiri kuadran (E – employee atau karyawan dan S – small business owner pemilik usaha kecil dan orang-orang bekerja profesi). Pemikiran kuadran di sisi kiri dan kanan jauh berbeda. Penulis memanfaatkan clue dari Steve Jobs, Think Different! Untuk menganalisis mengapa Beliau mau diberi gaji kecil (di gaji $1 per tahun), tetapi tetap kaya.

Jawabannya cukup sederhana, karena sumber pendapatan orang-orang di sisi kanan kuadran bukanlah gaji. Orang-orang yang berada disisi kanan kuadran (baik B atau I) tidak peduli lagi namanya gaji kecil, gaji besar, kenaikan gaji dan lain sebaginya. Penulis menduga tampaknya ada keuntungan-keuntungan pajak (khususnya pajak penghasilan – PPH) yang didapat oleh orang-orang yang berada di sisi kanan kuadran dibandingkan orang-orang yang berada di sisi kuadran. Coba bayangkan berapa pajak yang harus dibayar Steve Jobs jika gajinya $1 per tahun?

Apakah Anda mau seperti Steve Jobs? Walaupun gaji kecil tetapi memilki kekayaan yang besar? Jika ya, bagaimana caranya?

 

Action Plan

Diakui atau tidak, kapasitas atau kemampuan Kita dan kemampuan seorang Steve Jobs jauh berbeda. Bisa jadi kapasitas tersebut juga termasuk kapasitas dalam hal pendidikan keuangan. Siapa tahu Steve Jobs muda mempelajari keuangan sehingga Beliau mampu berpikir sebagai seorang yang berada di kuadran B.

Oleh sebab itu, Penulis ingin mengajak para pembaca untuk mulai bersama-sama meningkatkan pendidikan keuangan. Kita harus mulai mengerjakan pekerjaan rumah Kita terlebih dahulu (meningkatkan pendidikan Kita terhadap uang) kemudian mencoba untuk mengubah pendapatan aktif (pendapatan dari gaji, bonus, tunjangan) menjadi pendapatan pasif. Tidak masalah mendapat gaji kecil sementara, tetapi jangan buang waktu sia-sia bekerja hanya untuk mendapatkan uang. Bekerja untuk belajar mengetahui sistem dan tujuan akhirnya adalah menjadi seseorang yang memiliki usaha dan berdiri disisi kanan kuadran (B atau I). Tentunya hal ini sangat berat dilakukan, buktinya berapa banyak orang di dunia yang mau dibayar gaji kecil, contohnya $1 per tahun seperti Steve Jobs?

Berapa banyak direktur (CEO) perusahaan yang mau diberi gaji kecil ($1 per tahun)? Ada sumber di Internet yang mengatakan bahwa Mark Zuckerberg (CEO facebook) ingin mengikuti jejak Steve Jobs. Kesimpulannya bukan masalah gaji kecil atau gaji besar untuk menjadi seseorang yang kaya. Hal yang terpenting adalah pendidikan finansial agar Kita sadar, melek mengenai finansial dan mampu berpikir hal-hal yang berbeda (Think Different!).

 

Sumber:

Forbes. 10 Juni 2011. How Much Would Steve Jobs be Worth Today?

 

Kami akan sangat senang dan berterima kasih jika Anda mau berbagi kisah atau memberi komentar mengenai kisah di atas. 

 

Artikel-artikel Finansialku terkait dengan pendidikan keuangan:

finansialku Cara Kaya ala Robert Kiyosaki Baca
finansialku Utang Baik dan Utang Buruk menurut Kiyosaki Baca
finansialku Planning untuk Bebas Keuangan (Financial Freedom) Baca

 

Jangan lupa baca artikel-artikel Finansialku:

finansialku 7 Orang Miskin menjadi Dermawan Baca
finansialku Mengatur Budget Liburan Akhir Tahun Baca
finansialku 8 Resolusi Keuangan di Tahun Baru Baca