Bagaimana caranya biar kita tidak terjebak dari minimum payment utang kartu kredit? Bagaimana bisa menggunakan kartu kredit secara bijak? Bisa gak sih kartu kredit itu digunakan untuk modal usaha?

Yuk, simak diskusi antara Melvin Mumpuni dengan salah seorang narasumber berikut ini untuk mendapat jawaban dan pelajaran penting seputar kartu kredit.

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Finansialku Planner

 

Kartu Kredit

Salah satu jenis perbudakan modern yang diciptakan oleh diri sendiri adalah bayar cicilan minimum kartu kredit.

Kamu sudah kerja keras tiap harinya tapi hasil kerja kerasmu malah digunakan untuk bayar cicilan. Kartu kredit yang harusnya menguntungkan malah terjebak di dalamnya.

Di podcast kali ini, Melvin akan membicarakan tentang bagaimana caranya menjadi generasi bebas minimum payment bersama seorang perencana keuangan Finansialku yang merupakan spesialis kredit.

 

Dan seperti biasa, saya akan jawab salah satu curhat dari sobat Finansialku yang ada di tiket Aplikasi Finansialku.

Tetapi sebelum bahas lebih detail, sobat Finansialku juga dapat mengirimkan pertanyaan atau curhat keuangan melalui fitur Konsultasi Keuangan di Aplikasi Finansialku, dan jangan lupa memberi hashtag #curhatkeuangan.

 

Curhatan kali ini,

“Hallo kak Melvin saya KK dari Bandung, saya sempat ikut seminar kak Melvin yang membahas mengenai emas digital dengan pegadaian.

Saya ingin bertanya kenapa kak Melvin lebih sarankan emas digital untuk menjadi dana darurat? apakah emas digital itu aman untuk saya gunakan sebagai dana darurat? Terimakasih kak.”

 

Jawaban Melvin,

#LetMeShareMyView

Hi kak KK dari Bandung,

Pada dasarnya, dana darurat itu harus ALIM: Aman, Likuid dan Mudah diakses. Dahulu aku sebut emas fisik, yaitu emas batangan, karena bisa digadaikan ataupun dijual disaat kepepet.

Teman-teman pasti tahu kalau salah satu tempat untuk menggadaikan emas itu disebutnya Perusahaan Pegadaian. Teman-teman juga pasti tahu kalau ngomongin soal gadai orang-orang pasti perginya kemana?

Yes ke Pegadaian. Jadi Pegadaian itu adalah brand name perusahaan BUMN yang sudah ada sejak 1901.

Dan sekarang ini, mereka sudah semakin keren dan menjadi digital menurutku, seperti kegiatan jual beli emas, gadai emas, itu semua bisa dilakukan melalui smartphone, dan menurutku yang paling perlu diperhatikan ketika milih perusahaan emas digital adalah perizinan dari perusahaan tersebut.

Apakah perusahaan tersebut sudah mendapatkan izin dari regulator? Regulator itu adalah orang yang mengatur, misalnya ada OJK atau perusahaan lainnya.

Dari perusahaan digitalnya sendiri apakah aman? Yang jelas aman! Karena harga ema situ cenderung stabil atau naik.

Mengenai likuiditas, apakah emas gampang untuk dijadikan uang cash? Gampang! Kalau kamu kepepet, kamu bisa jual atau kamu bisa gadaikan emas tersebut.

Dan terakhir, apakah emas mudah diakses? Gampang banget! Karena digital, itu begitu kamu jual secara digital atau mungkin kamu gadaikan di aplikasi yang mereka punya, kamu langsung uang cash di rekening tabungan kamu, dan menurut aku itu sangat-sangat membantu sih.

 

So teman-teman, semoga penjelasan aku dapat membantu dan buat Sobat Finansialku yang mengalami kegalauan mengenai keuangan, investasi, asuransi atau apa pun itu, langsung saja curhat ke podcast-nya Finansialku.

Caranya gampang bangeeet!!!

Kamu tinggal download Aplikasi Finansialku di Google Play Store atau pun di Apps Store dan langsung saja tuh ke menu Konsultasi Keuangan, dan kasih hashtag #curhatkeuangan.

 

Generasi Bebas Minimum Payment Kartu Kredit

Untuk topik kali ini, saya ditemani oleh Yosephine P. Tyas, financial planner di Finansialku yang biasanya handle klien di bisnis dan persoalan finance, terutama yang memiliki persoalan utang.

Yuk… Simak diskusinya!

 

Minimum Payment

Banyak orang yang terjebak utang kartu kredit dan merasa lelah karena rasanya bayar satu dua tahun utangnya tidak selesai-selesai. Menyikapi hal ini, hal pertama yang kita lakukan adalah cek penggunaan kartu kreditnya untuk apa.

Awalnya pasti tidak langsung besar, berpikiran, “Oh, minimum payment-nya sedikit.”, tapi lama-lama pemakaian bertambah, apalagi kalau sudah lebih dari satu atau banyak kartu kreditnya.

Jadi pertama perlu dicek dulu apakah ini termasuk kebutuhan primer atau non-primer. Kalau itu merupakan kebutuhan primer sampai berutang, pastinya ada sesuatu, entah itu penghasilannya kurang atau apapun.

Namun jika pengeluarannya non-primer, berarti perlu ada yang diubah, yaitu habit atau gaya hidup.

Nah, kalau sudah begini, biasanya saya sarankan untuk lakukan financial check up dulu untuk tahu kondisi keuangan yang sebenarnya seperti apa dan sumber mana yang tidak sehat.

Berikutnya, kalau memang mau komitmen untuk melunasi utang atau mau bebas dari utang, maka langkah-langkahnya pasti harus kita lakukan.

Langkah pertama yang pasti jangan menambah utang atau jangan menambah pemakaian kartu kredit. Karena bagaimana utangnya mau selesai jika ditambah terus.

Di tahap ini kita harus komitmen untuk tidak lagi menggunakan kartu kredit. Kalau tahap ini tidak bisa dilakukan, maka kita tidak akan bisa lanjut ke tahap berikutnya, apalagi menyelesaikan utang.

Kemudian kita buat list utang kartu kredit. Contohnya, kita tulis dulu utang pokoknya berapa, jatuh temponya kapan, apakah ada yang tipenya cicilan (karena cicilan tidak tampak besarnya di tagihan sementara), lalu kita hitung lagi.

Setelahnya, barulah kita lakukan financial check-up, yang akan memaparkan kondisi cash flow kita. Dari situ akan kita bedah dan komitmen berapa besar dari cash flow yang sekarang kita alokasikan untuk bayar utang. Semakin besar ya semakin bagus.

Finansialku Podcast Eps 88 - Generasi Bebas Minimum Payment Kartu Kredit 01

[Baca Juga: Guys! Gue Bebas Utang Pinjol 50 Juta Dalam 3 Bulan Pake Ini]

 

Kalau misalnya kamu punya income cukup besar tapi ternyata 50% dari income habis untuk bayar minimum payment kartu kredit, berarti kamu punya masalah di expense.

Kita harus cek aset nih. Seandainya cash flow-nya sudah berat, kita harus cek apakah ada aset “likuid” yang bisa membantu menyelesaikan utang atau tidak. Kalau tidak ada, kita bisa negosiasi ke Bank untuk turunkan bunga atau jadikan cicilan tetap.

Karena, begini, kadang cicilan yang kita bayar itu sudah bukan utang pokoknya lagi, sudah bercampur dengan bunga yang berbunga. Jadi sebenarnya untuk Bank-nya sendiri sudah dapat untung.

Jadi, saya sarankan buat kalian yang susah bayar minimum payment untuk negosiasi ke Bank untuk menurunkan atau bahkan menghilangkan bunga.

Ini bisa kita negosiasikan, tapi jelas bukan hal yang mudah. Karena ada Bank yang open untuk negosiasi, ada juga yang mempersulit karena tidak mau rugi, dan biasanya setelah gagal barulah diributkan.

Oleh karenanya, biasanya kita lunasi dulu utang yang paling kecil, karena kita tidak bisa lunasi semua sekaligus.

Kalau utang kartu kredit ini masih bisa di-deep snowball-kan, ya deep snowball saja dulu. Kalau satu titik itu sudah berat sekali lebih baik gagal bayar saja sekalian supaya bisa dibicarakan dan negosiasi.

Tapi ini bukan berarti kami mengajarkan untuk tidak bayar utang ya, itu adalah satu strategi untuk bernegosiasi dengan Bank, karena terkadang ada Bank yang tidak mau diajak negosiasi kalau belum gagal bayar, bahkan diam saja walaupun kita sudah sangat kesulitan.

 

Utang Banyak Tapi Uang Belum Aman

Dalam piramida keuangan Finansialku, ada yang namanya Keamanan Keuangan; ada yang namanya cash flow, melunasi utang, dana darurat, dan proteksi. Jika salah satunya bermasalah, maka Keamanan Keuangan akan bermasalah.

Tapi bagaimana jika memiliki utang banyak, cash flow yang pas-pasan, tidak ada dana darurat maupun proteksi? Bagaimana ya cara melunasi utang-utangnya?

Padahal kalau tidak punya dana darurat lalu tiba-tiba ada kebutuhan mendadak mau tidak mau harus berutang lagi.

Nah, ini sebenarnya adalah kondisi yang serius, hampir paralel. Karena kalau ditanya mana yang lebih penting, semuanya penting.

Mungkin kalau ada yang bisa ditunda sedikit itu adalah proteksinya. Tapi dana darurat dan melunasi utang itu dilakukan sejalan. Kita melunasi utang tapi tetap harus sisihkan juga untuk dana darurat.

Pada awalnya mengatur keuangan itu bermula dari cash flow, jadi harus diawali dari manajemen cash flow. Maka dari itu, balik lagi, mengapa kita harus melakukan yang namanya financial check-up adalah supaya kita tahu di mana letak keroposnya.

Karena terkadang pengeluaran lebih besar daripada pendapatan, dan solusinya adalah berutang.

Padahal utang itu adalah yang pertama dihitung dalam pengeluaran dan sebenarnya kalau keuangan kita defisit, yang harus kita lakukan adalah menambah penghasilan atau mengurangi pengeluaran.

Maka dari itu, kita perlu mengedukasi dulu, karena kalau mau kita bantu tapi polanya tidak diperbaiki, bisa terbentuk pola berutang yang sama setelah utang yang sekarang selesai.

Jadi kita perlu memperbaiki cash flow, gaya hidup, dan kebiasaan menabungnya. Karena masalah keuangan itu biasanya di antara dua sebab; terlilit utang, atau tidak punya kebiasaan menabung, dan karena tidak biasa nabung maka ada kecenderungan terlilit utang.

Finansialku Podcast Eps 88 - Generasi Bebas Minimum Payment Kartu Kredit 02

[Baca Juga: Jangan Panik!! Gini 5 Cara Jitu Melunasi Utang Kartu Kredit]

 

Jadi strateginya adalah lunasi utang dengan bunga yang paling kecil sambil siapkan dana darurat, lalu prioritaskan utang lainnya, lalu selanjutnya adalah soal asuransi.

Kadang orang mengabaikan asuransi karena risikonya ‘belum di depan mata’, dan baru aware setelah mengalami risiko tersebut. Itu telat banget!

Padahal, walaupun sudah memiliki dana darurat dan tidak punya utang tetapi tidak punya proteksi, lalu tiba-tiba terjadi sesuatu, maka yang dua ini juga akan kena, dan tiba-tiba harus berutang.

Tanpa proteksi, mungkin awalnya akan terpenuhi, namun lambat laun dana darurat dan aset kita akan habis.

Oleh karena itu, dalam piramida keuangan, Keamanan Keuangan terletak di bawah, sebagai pondasi.

Banyak kasus di mana orang bangkrut karena sakit dan harus merelakan semua asset karena tidak punya proteksi.

Ironisnya, banyak orang mengasuransikan aset mereka, seperti mobil, rumah, dsb. tapi dirinya sendiri tidak diasuransikan.

Padahal aset utama yang kita miliki adalah diri kita sendiri. Selain itu, kita juga punya keluarga yang harus menanggung risiko jika terjadi sesuatu pada diri kita.

 

Kartu Kredit ≠ Dana Darurat

Asal mula adanya kartu kredit adalah supaya orang tidak repot bawa uang cash, bukan untuk berutang karena kita tidak punya uangnya sekarang.

Kalau kita menggunakan kartu kredit sebagai dana darurat, artinya sebenarnya saat ini kita tidak punya uangnya. Sedangkan jika kita gunakan kartu kredit untuk dana darurat, tagihan akan keluar di bulan depannya dan kita tidak bisa bayar.

Jadi, sama aja tuh, kita kena bunga yang berbunga lagi kan? Padahal justru tujuan kita punya dana darurat adalah supaya kita tidak berutang, dan kalau berutang ya balik lagi masuk ke lingkaran utang.

Jadi apa kartu kredit dapat digunakan di saat darurat? Bisa, jika digunakan sebagai alat pembayaran. Contohnya saat kita ke rumah sakit dan kemudian harus bayar dulu dan kita menggunakan kartu kredit. Ya, it’s oke, karena sebenarnya kita sudah punya dana daruratnya yang kita simpan namun tidak kita pegang saat itu juga.

Jadi untuk alat pembayaran boleh saja, karena kita sudah punya uangnya yang akan dibayarkan di bulan depan saat tagihan datang.

Jangan sampai kartu kredit kita gunakan untuk dana darurat, apalagi digunakan untuk tarik tunai. Sebisa mungkin kartu kredit digunakan saat benar-benar diperlukan saja.

 

Kartu Kredit Sebagai Modal Bisnis

Saran saya sih, kalau kita baru memulai bisnis, sebaiknya memulainya dari modal sendiri atau investor, jadi tidak ada beban cicilan.

Karena bisnis itu penghasilannya tidak pasti, sedangkan cicilan pasti harus dibayar tiap bulannya, mau omzetnya ada atau tidak.

Bunga kartu kredit saat ini sekitar 2% per bulan, yang berarti 24% dalam setahun. Seandainya profit bisnis kita besar sampai 30% atau 40%, tetap saja kalau kita kurangin sayang buat bayar utang.

Jadi, kalaupun mau pakai utang kredit, selalu disarankan untuk pakai kredit usaha, karena bunganya jauh lebih kecil, antar 8% sampai 11% per tahun. Ini akan mempermudah bagi yang mau punya bisnis.

Tapi kalau kita mau mengajukan kredit usaha ke Bank, setidaknya kita harus punya laporan keuangan atau track record selama paling tidak dua atau tiga tahun.

Makanya perlu banget mengatur keuangan bisnisnya dengan benar, seperti memiliki laporan keuangan.

Intinya, kalau kamu berpikir untuk menjadikan kartu kredit sebagai modal bisnis, memang mungkin akan untung, tapi tidak semua bisnis seperti itu, karena bunganya saja sudah 2% per bulan.

Jika profit bisnis kamu tidak sampai 24% per tahun, bagaimana bayarnya?

Jadi lebih baik jika ditahan dulu, misalnya selama satu tahun menabung dulu untuk siapkan modal, daripada mengambil risiko yang tinggi seperti itu.

 

GRATISSS, Yuk Download SEKARANG!!!

Ebook Pentingnya MENGELOLA KEUANGAN Pribadi dan Bisnis

14 Ebook Mengelola Keuangan Bisnis dan Pribadi

 

Study Case

Ada kenalan yang sering ngobrol dan suatu hari dia ngomong sambil terbata-bata karena akhirnya dia mengaku kalau dia punya 11 kartu kredit dan 4 KTA.

Kadang, ada orang yang datang

Jadi, orang ini punya gaji Rp 6 juta dan minimum payment-nya Rp 18 juta. Sedangkan total keseluruhan utang itu hampir Rp 300 juta. Jadi itu memang sudah cukup parah ya apalagi ditambah KTA.

Kasusnya gali lubang tutup lubang pakai kartu kredit, ditambah KTA yang lebih seram karena cicilannya fix.

Baca Juga: Apakah Melunasi Utang Kartu Kredit dengan KTA Bisa Jadi Solusi?

Awalnya saya saranin untuk negosiasi ke beberapa Bank, karena dulu sebelum tahun 2013 gajinya berapa pun limitnya besar-besar, sedangkan sekarang untuk gaji di bawah Rp 10 juta hanya boleh punya 2 kartu kredit dengan limit yang tidak besar.

Jadi waktu itu harus negosiasi ke Bank minta keringanan bunga dan kalau bisa bunganya juga dihilangkan dan jadi cicilan tetap.

Dia benar-benar habiskan seluruh gajinya buat bayar utang dan sisanya sedikit untuk transport. Untungnya dia terbuka bahwa masalahnya terjadi karena Papanya sudah meninggal yang menjadikan dia tulang punggung keluarga.

Dari kasus ini saja, kalau benar-benar komitmen, butuh waktu sekitar 3-4 tahun untuk lunasi utangnya. Maka dari itu, saya selalu sarankan, sebelum itu menjadi kasus yang besar, lebih baik konsultasikan dulu dan lakukan financial check-up.

Kalau kalian punya kasus serupa atau mau ngobrol bareng saya atau CFP lainnya, kalian bisa buat janji melalui konsultasi.finansialku.com. Nanti, di link tersebut, Sobat Finansialku bisa mendaftarkan diri untuk melakukan konsultasi sesuai dengan jadwal yang tersedia.

Setelah menyelesaikan proses pendaftaran, Sobat Finansialku tinggal menunggu informasi lebih lanjut dari Admin.

 

Di akhir podcast kak Yosephine berpesan,

“Jadi sebenarnya case yang terlilit hutang itu sudah banyak banget, apalagi ditambah sekarang ada yang namanya pinjaman online. Jadi kalau mau pakai kartu kredit, itu hanyalah alat pembayaran dan harus dibayar full.

Karena kalau kita bayar minimum payment itu kan kita bayarnya cuma 10% dari total tagihan, dan yang 90% itu kena bunga ber bunga.

Jadi mungkin awalnya mungkin dikit, tetapi kalau minimum payment sudah mencapai Rp 3 juta, maka berarti hutangnya sudah mencapai Rp 30 juta gitu kan.

Makanya jangan sampai sadarnya itu telat.

Ada tiga tips untuk praktikalnya, yaitu pertama paling tidak punya aja cukup 2 kartu kredit yang kita pakai, jadi lebih mudah awal untuk mengatur pemakaiannya, trus ingat jatuh temponya, dan lebih mudah juga kalau kita pakainya itu bayar full di bulan depannya.

Yang kedua, selalu alokasiin saat kita pakai langsung dicatat itu angkanya berapa, dan sisihin berapa dana yang akan dibayar di bulan depannya. Atau setelah pakai langsung bayar.

Dan yang ke tiga adalah lebih baik agar kartu kredit terkontrol, pakainya tuh untuk tagihan-tagihan yang rutin saja, seperti misalnya bayar asuransi, TV kabel dan sebagainya. Karena kalau sudah tidak ke kontrol maka itu mending tidak usah pakai.

Jadi ini sebenarnya lebih kepada mengontrol diri, dan kalau ini gak bisa maka lebih baik gak usah dan lebih baik pakai debit card atau bahkan cash aja, karena pembayaran dengan cash itu lebih aman.”

 

Nah, itulah diskusi dengan kak Yosephine, dan jika kamu merasa bermasalah dengan kondisi kartu kreditmu maka kamu bisa konsultasi melalui fitur Konsultasi Keuangan yang ada di Aplikasi Finansialku.

Akhir kata, Maka A Plan and Get Your Financial Dreams Come True.

 

Sumber Gambar:

  • Debt – http://bit.ly/2XKUZj8, http://bit.ly/3oVmfaB

 

Finansialku Talk Podcast juga dapat kamu dengarkan di:

Logo Spotify