Fluktuasi Harga Batu Bara di 2019: Sebenarnya, apa batu bara itu? Apa saja manfaatnya dan mengapa nilainya terus menurun di tahun 2019? Berapa harga terendah yang bisa dicapai di masa depan?

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Learn and Invest

 

Penggunaan Batu Bara untuk Industri

Batu bara menjadi sumber energi terpenting untuk pembangkit listrik dan berfungsi sebagai bahan bakar pokok untuk produksi baja serta semen.

Batu bara terbentuk dari sisa tanaman zaman pra sejarah yang terakumulasi di rawa dan lahan gambut yang lama kelamaan berproses dengan suhu dan tekanan tinggi sehingga berubah secara fisik maupun kimiawi. Sisa tanaman tersebut berubah menjadi gambut dan batu bara.

Pembentukan batu bara dimulai sejak Periode Carboniferous (Periode Pembentukan Karbon atau Batu Bara) yang dikenal sebagai zaman batu bara pertama. Proses ini berlangsung antara 360 juta hingga 290 juta tahun yang lalu.

Namun demikian, batu bara juga memiliki karakter negatif, yaitu disebut sebagai sumber energi yang paling banyak menimbulkan polusi akibat tingginya kandungan karbon.

Namun, produsen industri cenderung memilih batu bara sebagai sumber energi karena selain harganya relatif murah, proses ekstraksi sederhana, dan persyaratan infrastruktur yang lebih ekonomis. Batu bara digunakan sedikitnya 39% dari daya listrik dunia.

Asik! PLN Beri Kompensasi Dampak Dari Pemadaman Massal 01 - Finansialku

[Baca Juga: Menyelidiki Berbagai Mitos Trading Komoditas yang Bikin Trader Ragu]

 

Indonesia memiliki cadangan batu bara kualitas menengah dan rendah yang melimpah. Letak geografis yang strategis membuat negara-negara berkembang, (Tiongkok, Jepang, Korea, India) menjadi pelanggan setia.

Pada periode kejayaannya, batu bara berkontribusi 85% terhadap total penerimaan negara dari sektor pertambangan.

Sebelum investasi batu bara, sebaiknya Anda membaca ebook Perencanaan Keuangan Finansialku supaya Anda memiliki persiapan dan mengetahui informasi tentang merencanakan keuangan, termasuk untuk investasi.

GRATISSS Download!!! Ebook Perencanaan Keuangan Usia 30 an

Perencanaan Keuangan Untuk Usia 30 an - Finansialku Mock Up

 

Tren Penurunan Harga Batu Bara 2019

Logam hitam alias batu bara mengalami tren penurunan harga yang signifikan.

Bahkan jika dibandingkan harga tertingginya di 2018, saat ini turun hampir 50% di harga US$65 per metric ton (MT). Jika membandingkan harganya secara tahunan dengan harga saat ini, batu hitam turun sekitar 32%. Hal ini mengonfirmasi bahwa tren komoditas batu bara sedang downtrend.

Mencari Untung Di Trading Saham Ketika IHSG Turun, Mungkinkah 02 - Finansialku

[Baca Juga: Golden Rules Penakluk Berbagai Pasar Komoditas]

 

Naik turun harga komoditas memang wajar, namun penurunan batu bara termasuk yang terbesar diantara komoditas lain, seperti timah, tembaga.

Ada banyak faktor yang menyebabkan penurunan harga batu bara dunia seperti isu perlambatan ekonomi global, perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan Tiongkok, kebijakan pengurangan emisi karbon negara Eropa, serta pembatasan impor batu bara Australia oleh Tiongkok masih menjadi isu utama pergerakan harga batu bara setahun terakhir.

Tidak hanya faktor tersebut. bahkan belakangan terjadi inversi pada surat utang pemerintah AS untuk tenor 2 tahun yang mengungguli imbal hasil (yield) tenor 10 tahun.

Inversi di pasar obligasi AS menjadi sinyal penting bagi pasar keuangan dunia lantaran merupakan sinyal dari terjadinya resesi di AS pada masa depan.

 

LNG, Substitut yang Ampuh

Gas alam (bahan bakar fosil berbentuk gas) diproses lebih lanjut dengan suhu sangat rendah sehingga berubah wujud menjadi cair.

Dibandingkan sumber energi lainnya, LNG (Liquefied natural gas) lebih ramah lingkungan. Hal inilah yang mengungguli sifat batu bara.

Sejak awal tahun 2019 LNG mengalami penurunan harga dari US$9 per Juta British Thermal Unit (mmbtu) menjadi US$4,5 mmbtu.

Penurunan hampir 50%! Akibatnya, banyak negara yang sangat memperhatikan lingkungan lebih memilih beralih ke LNG dan meninggalkan batu bara, seperti Jepang dan Korea.

 

Ramalan Masa Depan Batu Bara

Meski permintaan global menurun, tapi permintaan dalam negeri masih stabil karena menjadi sumber energi pembangkit listrik yang murah. Hingga akhir tahun diprediksi harganya akan stabil pada rentang pergerakan US$66-72 per ton.

Menurut data historis, biasanya 3 bulan terakhir di akhir tahun maka permintaan batu bara akan naik. Hal ini disebabkan masyarakat negara musim dingin membutuhkan sumber energi tambahan untuk menghangatkan diri. Namun, hal ini tidak menjamin kenaikan harga batu bara di akhir tahun.

Memahami Fluktuasi Harga Batu Bara di 2019 02 - Finansialku

[Baca Juga: Pengaruh Pola Musiman pada Harga Komoditas]

 

Apalagi terdengar kabar bahwa Tiongkok sebagai konsumen batu bara terbesar di dunia akan membatasi impor batu bara di kuartal IV 2019. Tiongkok diprediksikan akan menetapkan level impor batu bara tahun ini sama dengan tahun lalu di level 281 juta ton. Jika demikian, impor batu bara bisa berkurang signifikan.

Selain itu, rilis data terbaru menunjukkan World Trade Volume (WTV) mengalami kontraksi yang lebih dalam yakni sebesar -0,6% (yoy) dibandingkan dengan rilis sebelumnya sebesar -0,4% (yoy). Data ini menunjukan penurunan volume perdagangan dunia. Hal tersebut otomatis menyebabkan penurunan kegiatan produksi di berbagai negara khususnya di emerging market Asia.

Dengan berbagai berita dan perkembangan ekonomi yang terjadi diperkirakan harga batu bara akan melanjutkan tren penurunan harganya.

Permintaan penghangat musim dingin dan berita ekonomi positif diharapkan bisa meredam penurunan harga lebih lanjut.

 

Yuk, share artikel ini kepada rekan terdekat Anda. Sharing is caring!

 

Sumber Gambar:

  • Fluktuasi Harga Batu Bara – https://bit.ly/2qsUcGB, https://bit.ly/2D1bQDT