Hemat pangkal kaya, boros pangkal miskin setuju?

Apakah Anda setuju dengan peribahasa hemat pangkal kaya? Mana buktinya orang yang bisa hemat dan jadi kaya?

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Finansialku Planner

 

Hemat Pangkal Kaya, Belum Tentu Betul. Apalagi yang Pelit!

Beberapa waktu lalu, saya sempat berbincang-bincang dengan seorang teman. Teman saya yang satu ini mempertanyakan:

“Bener ga ya, hemat pangkal kaya?”

“Ada ga ya, orang di dunia ini kaya karena berhemat?”

“Apalagi pelit?”

 

Kalau zaman dahulu mungkin ada, tapi sekarang yang kaya-kaya ga hemat-hemat amat. Bisnis yang besar, sebut aja toko online yang warna hijau, ungu, oranye semua sering bagi-bagi diskon.

“Terus, kalau hemat pangkal kaya, kenapa saya sudah hemat dan susah kaya?”

 

Pertanyaannya simple banget sih, tapi jawabannya membuat saya berpikir.

Ternyata bener juga, hemat saja tidak membuat seseorang kaya.

Contoh, seseorang dengan penghasilan Rp1.500.000 per bulan. Misal dia benar-benar berhemat dan biaya hidupnya hanya Rp500 ribu per bulan. Apakah dia bisa kaya dengan hanya berhemat?

Jawabannya: TIDAK

Lalu apa yang harus dilakukan? Mau tidak mau harus MENAMBAH PENGHASILAN.

Sekarang pertanyaan kita jadi semakin mengerucut:

  1. Kalau berhemat tidak menjadikan saya kaya, kenapa harus berhemat?
  2. Kalau cara kaya adalah menambah penghasilan, bagaimana cara menambah penghasilan?

 

Sebelum kita menjawab pertanyaan ini, saya sudah menyiapkan sebuah panduan yang bisa membantu Anda merencanakan keuangan layaknya seorang profesional. Panduan tersebut sudah saya rangkum dalam EBOOK PERENCANAAN KEUANGAN UNTUK USIA 20-AN. Ebook ini berisi tips dan trik mengelola dan merencanakan keuangan untuk orang-orang muda usia 20-an. Silakan klik tombol download, gratis! 

Ebook Perencanaan Keuangan untuk Usia 20 an Perencana Keuangan Independen Finansialku 

 

Kalau Berhemat Tidak Menjadikan Saya Kaya, Kenapa Harus Berhemat?

Jawabannya simple sekali, berhemat tidak membuat seseorang bisa kaya.

Jika berhemat tidak membuat saya kaya, kenapa saya tetap perlu berhemat?

  • Alasan pertama, berhemat dapat membuat seorang terhindar dari utang konsumtif dan kebangkrutan finansial.
  • Alasan kedua, jika Anda tidak bisa mengelola uang yang lebih kecil, saya yakin Anda juga akan kesulitan mengelola uang yang besar.

 

Menurut pendapat saya, berhemat artinya Anda mengeluarkan uang untuk kebutuhan-kebutuhan yang “diperlukan”. Contoh:

  • Traktir teman atau orang yang lebih sukses untuk belajar dari pengalaman atau kenalannya.
  • Beli kamera baru untuk bikin vlog di YouTube.

 

Omong-omong inti berhemat adalah PRIORITAS. Anda dapat memegang kendali atas keuangan Anda. Begini penjelasannya:

 

Gunakan Aplikasi Finansialku, untuk membantu Anda mengelola dan mengendalikan uang Anda. Coba deh 10 hari catat pengeluaran Anda dan rasakan manfaatnya sendiri!

 

Silakan download Aplikasi Finansialku di Google Play Store atau daftar di Aplikasi.Finansialku.com

Daftar Aplikasi Finansialku

Download Aplikasi Finansialku di Google Play Store

 

Kalau Cara Kaya adalah Menambah Penghasilan, Bagaimana Cara Menambah Penghasilan?

Satu-satunya cara membuat kaya adalah dengan menambah penghasilan.

Saat ini saya sudah bekerja keras, sehari bisa lebih dari 10 jam. Terus kalau harus tambah kerja, gila aja kerja 24 jam sehari.

Yes, kalau Anda berpikir seperti itu, bisa jadi Anda hanya fokus pada waktu dan tenaga Anda. Coba kita gunakan sudut pandang yang berbeda:

Coba bayangkan, kalau ternyata uang yang Anda miliki, kendaraan yang Anda miliki, rumah yang Anda miliki dapat menambah pemasukan.

Pertanyaannya bagaimana caranya?

Oke dalam perencanaan keuangan, dikenal tiga jenis pemasukan yaitu pemasukan aktif, pemasukan hasil investasi dan pemasukan pasif. Saya sudah pernah menjelaskan hal tersebut dalam artikel: Kenapa Orang dengan Gaji Besar Belum Tentu Kaya? dan Sebaliknya.

 

Penghasilan Aktif

Penghasilan ini didapatkan jika seseorang bekerja, menukarkan waktu, tenaga dan pikiran serta perasaan.

Makanya Anda jangan heran kalau kerja makin lama di kantor, makin lebih cepat lelah. Bukan karena tenaga yang habis, tetapi ada perasaan :D

Penghasilan aktif ini memiliki batasan, yaitu waktu Anda, tenaga Anda, pikiran Anda dan kesabaran Anda.

 

Penghasilan Investasi

Sumber penghasilan kedua adalah penghasilan investasi, artinya uang Anda bekerja dan menghasilkan pemasukan untuk Anda. Saya tahu bahwa berinvestasi memang berisiko, tapi tidak berinvestasi jauh lebih berisiko.

Untuk mengurangi risiko tersebut, maka sebelum Anda berinvestasi pada uang Anda, investasilah terlebih dahulu pada ilmu pengetahuan. Setidaknya adalah cara mendapatkan uang dari reksa dana, saham, emas atau investasi apa pun.

Hemat Pangkal Kaya Reksa Dana Finansialku

Investasi reksa dana di Aplikasi Finansialku (bekerja sama dengan Bareksa.com)

 

Kalau Anda mau mulai, saya berikan GRATIS! Ebook Panduan Berinvestasi Reksa Dana untuk Pemula

Download Panduan Berinvestasi Reksa Dana untuk Pemula -Finansialku.com

 

Penghasilan Pasif

Bayangkan jika, rumah Anda, kendaraan Anda, laptop Anda, smartphone Anda, kamera Anda dapat bekerja dan menghasilkan pemasukan. WOW AMAZING kan?

Saya pernah bertemu salah seorang karyawan, yang memiliki bisnis sewain DRONE plus pilotnya. Satu kali sewa biasanya sekitar Rp1,5 juta – Rp2,5 juta. Biasanya orang pakai DRONE buat acara nikahan. Dan sebulannya bisa saja ada 1 – 2 kali pernikahan.

Orang ini, menggunakan jasa orang ketiga sebagai pilot drone dengan biaya Rp750 ribu per hari. Jadi keuntungan bersih sekitar Rp750 ribu. Lumayan kan untuk menambah penghasilan?

 

Punya ide lain? Silakan share ide Anda pada kolom komentar di bawah ini!

 

Next: Bagaimana dengan menghabiskan uang. Apakah betul, kalau boros itu bikin seseorang tambah miskin?

 

Boros Pangkal Miskin, Belum Tentu Betul. Apalagi Boros yang Produktif!

Jika definisi boros Anda adalah mengeluarkan uang dalam jumlah besar (big spending), maka saya pikir boros belum tentu membuat seseorang miskin.

Satu-satunya yang membuat seseorang tambah miskin adalah salah mengeluarkan uang.

 

Contoh:

Ada tiga orang saudara namanya Anto, Budi dan Cica. Mereka bertiga adalah teman sekampus dan sama-sama sedang memulai karier di bidang penjualan (sales).

Anto, Budi dan Cica sama-sama memiliki penghasilan sekitar Rp6 juta per bulan. Ketiganya sudah bekerja hampir 1 tahun. Suatu saat mereka bertemu di sebuah acara pernikahan teman kuliah dan terjadilah:

Anto tampil sebagai seseorang yang nilainya 20 juta rupiah. Semuanya dapat lihat dari kacamata, jas, jam tangan, smartphone, celana dan sepatu yang digunakan, kurang lebih nilainya Rp20 juta.

Budi tampil sebagai seseorang yang nilainya 8 juta Rupiah.

Budi berpikir:

“Wah, hebat sekali si Anto, Dia lebih sukses daripada saya. Saya sekarang ini belum berani membeli lifestyle seperti Anto.”

 

Tampil sebagai seorang yang nilainya 8 juta rupiah, Cica berpikir sama seperti Budi:

“Anto keren ya, berani beli lifestyle seperti itu. Smartphone-nya udah yang terbaru, kameranya 23 MP.”

 

Padahal di balik itu semua selalu saja ada cerita,

Anto menggunakan uangnya untuk traveling (supaya kelihatan bagus di Instagram), smartphone terbaru, baju bermerek, jam tangan bermerek (supaya kelihatan terkini oleh teman-teman di kantor dan calon customer-nya). Demi “KELIHATAN WOW” Anto berani spending his money. Dalam setahun, jika ditotal Anto bisa menghabiskan uang lebih dari Rp50 juta.

Di lain sisi Budi juga sama-sama menghabiskan uang lebih dari Rp50 juta. Dia membeli logam mulia, reksa dana, saham dan juga beberapa kursus cara menjual. Budi bekerja sebagai seorang sales dan dia merasa perlu menambah jurus-jurus jitu cara menjual.

Sedangkan Cica adalah orang yang rajin menabung dan berhemat. Kalau dilihat dari tiga sekawan ini, Cica mampu menabung paling besar. Dalam setahun Cica mungkin menghabiskan uang sebesar Rp36 juta. Sisa uangnya semua ada di tabungan dan sebagian di deposito.

 

Menurut teman-teman, siapa yang peluang suksesnya lebih besar Anto, Budi atau Cica?

Pelajaran dari tiga sekawan tersebut adalah: Silakan keluar uang, pada hal-hal yang dianggap penting dan menambah nilai. Fokus pada hal-hal yang mampu memberikan nilai tambah yang besar.

 

Contoh:

Apakah investasi di pendidikan (seperti Budi, ikut pelatihan sales) dapat menambah nilai?

Ya, ilmu tambah, target tercapai dapat bonus dan penghasilan bertambah. Jangan heran jika ada seseorang yang mau mengeluarkan uang sampai ratusan juta untuk ikut sebuah pelatihan.

Ini contohnya pelatihan dua hari yang mencapai miliaran rupiah. Dan tentu saja Anda berharap dapat meningkatkan value 10x atau 100x

Hemat Pangkal Kaya

 

Apakah investasi di logam mulia, reksa dana dan saham dapat menambah nilai?

Ya, uang Anda dapat bekerja (lihat penghasilan investasi) dan bisa menambah penghasilan.

Jadi, BOROS di hal-hal tertentu (baca: hal yang produktif) juga dapat menambah nilai Anda dan bisa membuat Anda lebih kaya.

 

Apa Kesimpulannya?

Jadi menurut saya:

Berhemat tidak membuat kaya, tetapi kita tetap harus berhemat supaya:

  • Alasan pertama, berhemat dapat membuat seorang terhindar dari utang konsumtif dan kebangkrutan finansial.
  • Alasan kedua, jika Anda tidak bisa mengelola uang yang lebih kecil, saya yakin Anda juga akan kesulitan mengelola uang yang besar.

 

Boros tidak membuat Anda miskin, terlebih jika Anda menghabiskan uang (spending money) di tempat yang produktif.

 

Terima kasih telah membaca sampai selesai! Saya yakin Anda orang yang bakal sukses, karena Anda sudah berkomitmen pada diri menginvestasikan waktu Anda untuk membaca hal-hal positif.

Jika Anda suka dengan tulisan saya, silakan share ke WA group agar teman-teman Anda juga dapat sukses (bersama Anda).

 

Sumber Gambar:

  • Hemat Pangkal Kaya – https://goo.gl/bqf2yk